Bismillahirrohmanirrohiim
Happy Reading:)
Semoga kalian suka ya:)❤
1 | Aku Adiba_________________
"Aku berangkat dulu ya, Bun," ucap Adiba seraya mencium punggung dan telapak tangan bundanya, begitupun dengan abangnya, Fatul.
"Iya sayang, hati-hati. Abang jangan ngebut bawa mobilnya!" peringat Rani, bunda Adiba kepada anak pertamanya.
"Iya, Bun."
Hari ini adalah hari terakhir UN Adiba di Sekolah Menengah Pertama. Dia sering berangkat bersama abang-nya ke sekolah dan abangnya ke kampus.
Beberapa menit kemudian Adiba sampai. Dia turun dari mobil seraya mencium punggung tangan abangnya dan berpamitan.
"Assalamu'alaikum, Adiba," ucap seorang perempuan yang seumuran dengannya ketika melihatnya turun dari mobil.
"Wa'alaikumussalam, La," jawabnya. Seseorang itu adalah sahabat-nya---Quella.
Disela-disela pembicaraan kedua perempuan tersebut tentang bagaimana mereka belajar semalam. Quella merasa bahwa dia harus makan dulu sebelum masuk untuk ujian.
"Sarapan dulu, yuk!" ajak Quella ketika dirinya berniat untuk ke kantin sebelun masuk ruangan.
Beberapa orang memang tidak bisa berpikir baik ketika perutnya keroncongan. Quella pun terbiasa dengan hal itu, sehingga membuatnya harus sarapan pagi sebelum beraktivitas dengan baik.
Mengingat jam masuk Quella sesi kedua. Maka tak berpikir panjang lagi untuk ke kantin sendirian.
"Aku udah sarapan, bentar lagi aku juga mau masuk ruangan. Kamu nggak apa-apa kan sarapan sendiri?" jawabnya.
Bukannya Adiba tidak ingin menemani Quella, namun sebentar lagi Adiba akan masuk ruang ujian.
Setiap hari Adiba selalu sarapan dari rumah, uang jajannya lebih baik dia simpan ketimbang dia belanjakan. Seperti kata pepatah, hemat pangkal kaya, bukan? Dan bersikap boros bukan sikap yang baik.
"Iya, nggak apa-apa. Yaudah kamu siap-siap aja," ujar Quella lalu berjalan berlawanan dari Adiba menuju kantin.
"Oke."
Adiba sesi pertama, sedangkan Quella sesi kedua. Ya maklum masuknya per abjad, jadi mereka tidak masuk bersama.
Ketika Adiba berjalan menuju ruang ujian, bel penanda sesi satu untuk masuk ruangan berbunyi, mengingatkan bahwa lima menit lagi mereka harus bersiap masuk.
"Ya allah, mudahkanlah ujian terkahir kami," Adiba berdoa dalam hati dan selalu ber-istigfar dibarengi salawat.
Kini Adiba sudah masuk dalam ruang ujian. Jari-jarinya mulai menari di atas keyboard dan menulis nama serta menjawab soal-soal ujian.
Beberapa kali Adiba membaca soal secara berulang-ulang, beberapa soal yang harus benar-benar dicermati dengan baik, karena banyak pengecoh.
☆☆☆
Setelah bertarung selama dua jam di dalam ruangan dengan mapel Bahasa Inggris, akhirnya Adiba keluar. Lega rasanya.
Tidak sangka, perjalannya di masa SMP akan segera berganti menjadi masa SMA.
"Alhamdulillah," ucap Adiba dan Quella bersama.
Mereka telah selesai ujian. Dan sekarang mereka hendak menuju halte untuk menunggu angkot, pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiba | Selesai
Novela JuvenilAdiba Taufikiyah Zavina. Muslimah berwajah cantik yang tumbuh di lingkungan keluarga religius dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia tidak pernah mengenal apa itu cinta, kecuali dari ayah, bunda, dan abangnya. Namun, seiring berjalanny...