9 | Temen-temen Adiba

400 80 9
                                    

Bismillahirrohmanirrohiim
Happy Reading
Typo-nya, diingetin, ya:)

🌙

Hari terus berganti. Dua bulan sudah Adiba disini. Dengan kabar baik dari Bunda dan Ayah-nya, namun aneh, tak ada kabar dari Abangnya. Apa yang terjadi? selalu kata itu yang terlintas di hatinya. Tapi, ketika hendak menanyakan, seperti ada yang menghalangi.

"Adiba?" panggil Rere.
Adiba?" panggilan kedua baru Adiba menoleh.

Rere Calista. Temen Adiba. Seorang muallaf.

"Eh, iya, maaf, ya." jawab Adiba akhirnya.

"Kamu kenapa?" tanya Adiba mengalihkan topik.

"Gini, aku kan semalam ketiduran, capek abis belajar ngaji, boleh nggak, aku---" belum juga selesai berucap, Adiba sudah menyodorkan buku tugas kimia-nya.

"Ini, punyaku. Lain kali kerjain dulu, ya, sebelum tidur." Adiba tersenyum memberikan buku-nya kepada Rere.

"Hehe, iya, makasih, Adiba."

"Iya, sama-sama. Semoga lelahmu menjadi berkah."

"Aamiin allahumma aamiin."

Rere selalu mengerjakan tugas, walau kadang salah, tapi dia selalu bersyukur, hanya saja semalam dia benar-benar capek dan langsung ketiduran.

☆☆☆

Adiba disini memiliki beberapa teman dekat, beda waktu masih SMP, waktu SMP mereka cenderung menjauhi Adiba, kata mereka, Adiba orangnya bawel kayak nggak punya celah aja (dosa), sok alim. Padahal niat Adiba kan baik hanya ingin mengingatkan, dan menjadi teman yang baik. Tapi, ya, begitulah. Namanya juga masaa SMP masih labil. Nanti juga ngerti.

Temen-nya ada empat, jadi mereka berlima. Puspita, Rere, Fafa, dan Nina.

"Yang mau ikut aku ke mushola, ayok. Nggak maksa, tapi lebih baik ke mushola dulu aja, hehe." ajak Adiba kepada teman-teman-nya tanpa ada unsur memaksa.

"Aku siap ke mushola, aku juga udah bawa bekal." ucap Puspita menjawab ajakan Adiba.

"Aku juga dong, udah bawa bekal." ucap Rere, diikuti Fafa dan Nina juga.

"Alhamdulillah, Teman-temanku semangat fastabiqul khoirot nya." merekapun berjalan menuju mushola.

Adiba sangat membawa pengaruh baik bagi mereka berempat walau ada juga yang berpikir bahwa Adiba sok alim dan sok baik.

☆☆☆

"Lo kok terlambat tadi, Ba?" tanya Fafa kemudian.

Namanya, Fafa Angelia.

"Iya nih. Tadi, mobil tiba-tiba mogok dan lama banget nunggu taksi. Jadi, ya, terlambat. Gak apa-apa juga sih." jawab Adiba.

"Oh, padahal lo bisa telfon gue, pasti gue jemput." tawar Fafa dan Adiba hanya tersenyum.

"Lain kali, ya, Ba." tawar Fafa

"Insyaallah."

Idza waqo'atil wa qi'atu (1)

Laysa liwaq 'Aatiha kadzibatun

(2)

Kha fidhatun ra fi 'atun

(3)

Adiba | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang