27 | Batal.

276 50 6
                                    

Bismillahirrohmanirrohiim
Selamat membaca...
Jangan lupa vote yaa, gaess:)

☆☆☆

"Ada apa, Nek?"

Keadaan seketika disulap menjadi kekhawatiran. Tentu Try bertanya-tanya, ada apa?

"Adiba ... ha ... sa-ki-t ... " jawab Nenek terbata-bata.

"Astaghfirullahu," sontak Afkar langsung mengajak Nenek untuk membawa Adiba ke rumah sakit terdekat.

Try langsung menggendong Adiba. Tidak ada pilihan lain. Nyawa taruhan.

"Ayo, Nek!"

Di mobil Nenek terus berdoa untuk keselamatan Adiba, sangat khawatir. Bagaimana tidak? Ini adalah kesekian kalinya Adiba pingsan dan jatuh sakit.

"Nek, tenang, ya!" ucap Try menenangkan Nenek Adiba.

"Terimakasih, Nak. Alhamdulillah ada kamu."

"Alhamdulillah, Nek."

Try tetap fokus menyetir. Tampak tenang. Jalani yang mereka lalu tidak begitu ramai. Jadi Try bisa melajukan mobilnya.

Try memang sosok pria yang dewasa dan terbilang cukup tenang orangnya. Buktinya saat ini, walaupun ia benar-benar khawatir, dirinya tetap tenang.

"Pelan-pelan, Nek."

"Suster! Tolong bantu!" teriak Try ketika sudah sampai di RS.

Kini Adiba sudah ditangani oleh dokter.

Try segera merangkul Nenek Adiba, kembali menenangkannya.

Try sama sekali tidak tahu akan Adiba yang sering jatuh sakit seperti ini. Ini diluar dugaan akan rencana yang batal seperti ini.

Ini adalah bukti bahwa manusia hanya bisa berencana, selebihnya Allah yang berkehendak.

"Nek, duduk dulu! Try kesana sebentar, mau nelfon Mami."

"Silahkan, Nak."

Try melangkah sedikit menjauh.

Tut ... Tut ... Tut ...

"Mi, sekarang Try ada di RS, mengantar Adiba yang mendadak pingsan."

"Yang bener kamu?"

"Bener, Mi."

"Mami kesana sekarang, share lock."

"Iya, Mi."

Try duduk di kursi yang berada di depan ruangan.

Kepalanya terus penuhi pertanyaan yang entah siapa bisa menjawabnya.

"Awal yang tidak baik,"

"Semoga lo baik-baik aja, Adiba."

☆☆☆

Mami dan Papi Try sudah berada di RS, menyusuri lorong rumah sakit dengan sedikit berlari. Yang ada di bayangannya, Adiba adalah anaknya, ia begitu khawatir.

"Gimana Adiba?"

Try langsung berdiri melihat medatangan Maminya, menyambutnya dengan jawaban 'tidak tahu'.

Adiba | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang