Bismillahirrohmanirrohiim ...
Selamat membaca ya gaess:)☆☆☆
Ketika berbalik setelah membeli minum, ada seseorang yang tidak asing baginya berdiri di depannya.
"Adiba ... " sapa orang itu.
"Iya?" jawab Adiba bingung ketika melihat orang yang dia kenal berada di tempat ini juga.
"Lo di sini juga, ngapain?" tanyanya.
"Jemput Bunda, Kak."
"Oh."
"Duluan, Kak," ucap Adiba lalu berjalan melewatinya.
Afkar tidak menyangka bahwa dirinya bertemu Adiba di sini.
Kenapa selalu bertemu disaat yang tidak terduga seperti ini?
Bukan hanya sekali dua kali, melainkan lebih.
Apa mungkin mereka ...
Hem. Entahlah.
Setelah menunggu cukup lama di ruang tunggu, akhirnya seorang wanita paruh baya yang adalah bunda Adiba terlihat, mendekat ke arah mereka.
Dengan tangan terbuka Adiba menghampiri bundanya, berniat ingin menyambutnya dengan sebuah pelukan.
"Assalamu'alaikum, Bunda ... " ucap Adiba pelan yang kini sudah dalam dekapan Rani, bundanya.
Rani mencium puncak kepala putrinya, melepaskan rindu yang menyesakkan dada. Memeluknya erat.
"Wa'alaikumussalam. Adiba, sehat?" tanya Rani dan dijawab anggukan dari Adiba.
Kemudian Rani menatap ibunya, "Bu, apa kabar?" kini Rani memeluk ibunya, melepaskan rindu yang mendalam juga.
"Alhamdulillah, sehat, Ni," jawab Lastri, nenek Adiba dengan senyum mengembang dan melepaskan pelukan itu.
"Maafkan Rani, ya, Bu,"
"Kenapa minta maaf? Ibu senang Adiba tinggal bersama Ibu. Ibu bersyukur kamu ikhlas melepaskan Adiba bersama Ibu disini. Jangan merasa bersalah, Anakku," ujar Lastri mengungkapkan perasaannya.
"Terimakasih, Bu."
"Barang sudah semua, kan? Kita langsung pulang saja, sudah larut." ajak Lastri, direspon baik oleh anak dan cucunya.
"Iya, tidak baik angin malamnya," ucap Rani membernarkan.
Adiba langsung menggandeng bunda dan neneknya, berjalan bersama.
☆☆☆
"Dunia ini semakin tua, masih sanggup menampung seluruh isinya, itulah kuasa Allah. Satu persatu diantara kita akan meninggalkan semua yang ada di dunia ini, kecuali amal saleh yang kita cari melalu dunia ini akan kita bawa. Tidak ada yang kekal pula, kecuali doa dan amal saleh juga. Ingat pesan, Ibu. Semoga akhir kita dalam kebaikan, aamiin."
Nasihat Nek Lastri di sore hari untuk anak dan cucunya.
Rasanya, sebentar lagi mereka dia akan meninggalkan dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiba | Selesai
Teen FictionAdiba Taufikiyah Zavina. Muslimah berwajah cantik yang tumbuh di lingkungan keluarga religius dan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia tidak pernah mengenal apa itu cinta, kecuali dari ayah, bunda, dan abangnya. Namun, seiring berjalanny...