12 | Perantara Allah

410 67 3
                                    

Bismillahirrohmanirrohiim
Happy Reading

🍁🍁🍁

Afkar berjalan santai dengan kedua tangannya berada dalam saku celananya menyusuri lorong menuju kelas X IPA, mencari dan terus melihat setiap kelas X IPA itu.

Bu Ayu baru saja datang membawa sehelai kertas yang bertuliskan soal.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi, anak-anakku." sapa Bu Ayu dengan senyuman yang khas.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi, Bu." jawab anak kelas X IPA 1 serentak.

"Anak-anak, silahkan buka bab tiga, ibu akan menjelaskan sedikit materinya kemudian kerjakan soalnya, ya."

Murid kelas X IPA 1 mulai membuka lembaran demi lembaran buku paket Biologi itu, ada yang melihat daftar pustaka terlebih dahulu.

Bu Ayu mulai menjelaskan dan tampaknya semua murid memahami penuturan Bu Ayu dalam menjelaskan.

Satu jam berlalu, waktunya mereka mengerjakan soal.

"Baiklah, silahkan kerjakan soalnya. Ibu harap hari ini selesai, jika ada yang belum selesai sehabis jam Ibu, bisa di antar ke ruangan Ibu. Batasnya sampai waktu pulang, ya, Anak-anak."

Murid-murid menjawab, "Siap, Bu."

☆☆☆

Afkar Anugrah?

Pak Joko mengabsen satu persatu siswa didiknya, kelas XI IPA 1.
Nama Afkar yang pertama kali di panggil, sesuai abjad.

"Afkar di mana? Apakah dia belum datang? Tumben sekali." tanya Pak Joko yang sudah beberapa kali memanggil nama Afkar namun tak ada sahutan.

"Anu, Pak." jawab Reski ragu.

"Itu Pak, tadi si Afkar ada urusan?" mulut ember si Zival beraksi.

"Duh gawat. Keceplosan lagi." Guman Zival dalam hati.

"Ih, lo gimana sih?" Reski memukul pelan pundak Zival. Kaget.

"Ya maap." jawab Zival dengan raut wajah yang merasa bersalah.

"Oh ada urusan, ya sudah. Bilang ya sama dia, hari ini dia alpa."

Drama persekolahan. Senjata Pak Joko beraksi.

"Assalamu'alaikum, Pak. Maaf, saya terlambat."

Kurang tepat waktunya. Coba aja dipercepat 5 menit. Pasti ada toleransi.

"Iya, masuk aja. Tapi, saya tidak akan menganggap kamu hadir hari ini. Tidak ada toleransi dari Bapak. Cukup sekali."

"Okeh. Yang penting otak saya diisi ilmu." jawab Afkar tegas.

Pak Joko kagum atas jawaban Afkar. Tapi, Pak Joko takkan goyah. Masyaallah, berpendirian banget.

Karena pada umumnya, murid-murid lain pasti akan lebih memilih untuk tidak masuk dan nongkrong di tempat-tempat yang mereka sukai.

Salut. Cowok idamankan? Wkwk

"Emang lo dari masa sih?" tanya Reski ketika Afkar sudah duduk ditempatnya.

Raut wajahnya terlihat senang. Padahal baru dihukum.

"Ada. Nggak usah kepo!" ujar Afkar.

"Eh buset."

Sadis banget sih Bro sih.

☆☆☆

Kriing ...

Adiba | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang