Keysa kini tengah membantu bu Dwi menilai hasil ulangan harian matematika seangkatannya. Bu Dwi mempercayainya hingga menjadikannya sebagai asisten bu Dwi jika bu Dwi berhalangan atau tengah membutuhkan bantuan.
Bu Dwi sendiri mempercayai Keysa bukan tanpa alasan, meskipun Keysa tak pernah mengikuti olimpiade ataupun lomba apapun tentang matematika, namun nilai Keysa yang terus berada di atas angka 92,5 dapat membuat bu Dwi memilih Keysa sebagai asistennya.
Keysa sendiri tak merasa keberatan. Ia merasa memiliki amanah dan ada rasa senang tersendiri ketika menjadi seorang asisten guru.
Keysa meletakkan kertas ulangan terakhir setelah menginput nilai. Ia tak lupa mengklik CTRL+S pada laptop silvernya dan menggandakannya di sebuah flashdisk.
"Selesai juga"
Ting
Keysa mengaktifkan layar ponselnya. Ada pesan dari bu Dwi.
Bu Dwi
Keysa, kalau sudah selesai seperti biasa langsung kamu kirim ke e-mail ibu yaKeysa bangun dari duduknya lalu berjalan ke dapur guru sambil membalas pesan bu Dwi yang kini tengah mengajar di SMA Garuda.
Keysa
Siap buKeysa mengambil sebotol air mineral dari dalam kardus. Air itu sudah disiapkan bu Dwi untuknya. Keysa sudah terbiasa berada di sekolah hingga sore. Dan pihak sekolah juga sudah mengizinkannya karena bu Dwi sudah memberikan surat izin untuk Keysa.
Soal ruang guru yang banyak barang-barang milik guru lain terjamin keselamatan karena di setiap sudut terpasang CCTV. Jadi Keysa sendiri tak merasa tidak enak jika semisal ada barang yang hilang.
Keysa menutup laptopnya setelah mencabut charger dan menshutdown laptop. Ia meraih ranselnya lalu pergi dari ruang guru.
•••
Keysa melihat beberapa anak basket tengah melakukan briefing dengan pelatihnya. Keysa bahkan sudah hafal jadwal eskul di sekolahnya karena beberapa kali sering di sekolah hingga menjelang maghrib.
Mungkin sore ini dewi fortuna sedang tidak berpihak pada Keysa. Keysa tidak dapat menyebrang karena ini waktunya para pekerja pulang dan jalan terlihat padat. Satpam sekolahnya ntah kemana tidak kelihatan, mungkin sedang pulang.
Apa Keysa harus menunggu anak basket hanya untuk menyebrangkannya? Ia bukan tidak bisa menyebrang, ia hanya takut jika jalanan sangat ramai.
Keysa berdiri di depan gerbang sekolah. Berharap anak basket cepat selesai melakukan briefing agar Keysa bisa meminta tolong.
Jika saja di sini banyak orang berlalu lalang, pasti Keysa akan meminta tolong. Namun yang lewat hanya para pengendara, tidak mungkin Keysa menyetopnya lalu meminta untuk disebrangkan. Itu hal yang yang sangat merepotkan.
Keysa mendengar derum motor dari dalam. Itu pasti anak basket. Keysa mengangkat senyum di bibirnya.
Seorang laki-laki yang sangat Keysa kenal kini hendak melajukan motornya.
"Leo!"
Sontak Leo yang sebelumnya tak melihat keberadaan Keysa kini langsung mengerem mendadak.
"Astaga Key, bikin gue jantungan aja lo"
Keysa menampilkan wajah cengengesannya "Maaf"