Pagi pagi sekali Keysa sudah berada di toko kue ibunya. Ia harus menjaga tokonya karena ibunya sedang tidak enak badan di rumah.
Setelah melakukan sholat shubuh di rumah tadi, Keysa langsung merapikan rumahnya, ia langsung pergi ke toko setelah mandi dan menyiapkan makan untuk ibu dan kakaknya di rumah.
"Mba Key, persediaan wismannya abis" ucap salah satu pegawai di sana
"Hmm biasanya kalau habis langsung beli atau gimana, kak?" tanya Keysa
Pegawai itu terkekeh "Oiya saya lupa, mba. Saya langsung beli aja deh"
Keysa mengangguk kikuk. Ia tidak begitu dekat dengan 2 pegawai ibunya di sini. Dirinya hanya beberapa kali ke sini, itupun hanya sesekali membantu untuk mendekor toping kuenya.
"Mba Key gapapa kan aku tinggal?"
Keysa mengangguk "Hati-hati kak"
Setelah Ratih pergi untuk membeli bahan kue, seorang pelanggan datang. Seorang laki-laki sepertinya. Ia memilih beberapa roti dan diletakkan di keranjang yang sengaja tersedia di sana.
Keysa mengaktifkan ponselnya. Ada beberapa notif di sana. Keysa kembali menonaktifkan ponselnya karena malas untuk memainkan ponsel.
Keysa menarik dorong laci meja yang ada di sana. Ia sangat gabut berada di sana, padahal jam baru menunjukkan pukul 9 pagi. Sedangkan pegawai kepercayaan ibunya akan datang pukul 2 siang nanti.
"Gabut ya mba"
Keysa mengadahkan wajahnya melihat siapa yang berbicara.
"Lho, ka Rizal"
"Eh lo ternyata Key"
Keysa memperlihatkan cengirannya "Hehe"
"Ngapain di sini?" tanya Rizal setelah menarik kursi tinggi yang ada di sudut dekat kasir
"Jaga toko, mama lagi sakit"
"Ooh ini toko mama lo, bunda gue langganan di sini lho" ucap Rizal semangat
"Waah langganan haha"
"Iya, kebetulan bunda nyuruh gue yang beli, tadi juga sempet salah masuk toko, malah masuk ke toko sebelah" ujar Rizal
"Toko makanan kucing dong hahaha"
Rizal mengangguk "Iya, pegawainya ganjen banget, rambut gue dipegang-pegang"
Keysa tertawa "Bagus dong nambah fans lo"
"Yeee, dia cowok, bencong gitu kali ya"
Lagi, Keysa tertawa "Trus trus?"
"Ya gue langsung kabur lah, ya kali gue ladenin"
"Hahaha makanya liat dulu kalau mau masuk"
"Iya iya, jadi berapa nih? Gratis kali, kan langganan" ujar Rizal bercanda
"Bangkrut toko mama gue kalau ngasih gratisan ke lo, banyak gini belanjanya, mau buat siapa"
"Persediaan mingguan, sebenarnya segini buat mingguan kurang"
Keysa memandang Rizal "Kurang?"
Rizal mengangguk "Iya, keluarga gue suka sama cake buatan mama lo, apalagi browniesnya"
"Ah iya iya, gue juga suka, mama suka bawa ke rumah kalau ngga abis"
Rizal menopang dagunya di atas meja kasir "Nenek gue masih suka sama roti kopinya, padahal udah tua"
"Emang kalau udah tua ga boleh suka"
"Yaa boleh sih haha"
"Awas awas, ada yang mau bayar juga, pulang sana"
Rizal meminggirkan tubuhnya memberi celah pada pembeli lain yang ingin membayar.
Setelah beberapa pelanggan telah pergi, Rizal kembali duduk dan mulai mengganggu Keysa dengan terus menatap wajahnya.
"Pulang sana lo kak"
"Nanti"
"Mau ngapain lagi?" tanya Keysa setelah meletakkan bolpoint di tempatnya
"Mau ngapelin mba kasir haha"
"Mending lo belajar di rumah" ucap Keysa
"Tiga minggu lagi gue udah perpisahan"
Keysa membulatkan matanya "Kok cepet ya, emang lo udah ujian?"
"Setiap hari gue ujian hidup"
"Ish"
Rizal tertawa
"Nanti perpisahan datang ya" ucap Rizal
Keysa manaikkan sebelah alisnya "Ngapain?"
"Ya liat gue wisuda lah"
Keysa tertawa "Gaya lo, kak"
"Haha bawain gue bunga"
"Mau banget ya" goda Keysa
Rizal mengendikkan bahunya "Ya kalo lo ngga mau juga gapapa"
"Hahaha baperan lo"
Ponsel Rizal berdering. Ia menjauh sedikit dari Keysa untuk menerima telepon.
"Key, bunda udah nelpon"
"Ya udah pulang"
"Jangan kangen ya" ucap Rizal
"Idiih ga bakal"
Rizal tertawa "Nanti gue hubungin lagi deh, bye"
"Byee!"
TBC