🌲11🌲

23 1 0
                                    

Pagi Keysa diawali dengan rentetan pertanyaan dari Lala yang baru saja datang dengan selembar roti di tangannya.

"Lo itu kemaren kemana sih, Key"

"Gue kesepian tau nggak"

"Apalagi Leo sama Justin ke kandangnya Dewa mulu"

"Seharian mereka bolos, gue sendirian"

"Yaa gue tau gue banyak temen, tapi rasanya tanpa lo itu"

"Ck, gimana ya"

Keysa menatap jengah Lala "Drama banget sih Laa"

Lala memelototi Keysa "Drama lo bilang? Wah parah lo Key, lo tanya Indira, gue kayak orang gila tanpa ada lo di sini seharian"

Indira yang mendengar hal itu memandang Lala "Bohong Key, seharian dia sama Leo di pojok, ga tau ngapain"

"Ena ena" sahut Melly

"Woi, jahat kalian memfitnah Lala hiks"

Keysa menghela napas berat mendengar ucapan belaka Lala. Sudah biasa, pikirnya.

"Watsap bro, gut morning efribadi"

Keysa menoleh ke arah pintu, di sana sudah ada Elang bersama Gilang berdiri dengan wajah sedikit diangkat menunjukkan ekspresi angkuhnya.

"Sumpah lo ga ada cocoknya begitu, Lang" ucap Lala

"Komen aja lo cecunguk" balas Elang

"Au Lilo" sahut Gilang

"Apa lo bilang?" kesal Lala

"Lilooo" ledek Gilang

"Gilaaaaaang!!!"

•••

Suasana kelas begitu sepi saat bu Dwi sedang mengajarkan materi logaritma. Sebenarnya itu materi untuk kelas 3, namun bu Dwi sengaja mengajarkannya sekarang agar saat kelas 3 nanti muridnya sudah sedikit paham dan akan lebih mudah untuk memberikan materi lebih jauhnya.

Berbeda dengan murid lainnya, Keysa kini duduk tanpa memperhatikan bu Dwi. Ia diminta bu Dwi untuk kembali menginput nilai siswa.

"Enak banget jadi lo, Key" ucap Lala berbisik

Keysa tidak menghiraukan ucapan Lala. Ia tetap melanjutkan aksi mengetiknya.

"Yang lain belajar, lo main laptop, asik banget asik" ucap Lala lagi

"Besok kita tukeran otak yu, Key" ajak Lala membuat Keysa jengah kemudian menatapnya

"Belajar yang bener ya Lala cantik"

Lala tersenyum mendengar perintah sekaligus pujian dari Keysa. Bagi Lala, Keysa tipikal orang yang tidak pernah memuji orang lain jika memang hal itu tidak berkesan di hatinya. Oleh karena itu, ketika Keysa memujinya, ia senang.

Belum tahu kalau Keysa bukan memujinya melainkan bentuk kekesalan terhadap Lala.

"Lala, jangan menganggu Keysa"

Keysa terkekeh pelan mendengar ucapan bu Dwi.

Gilang yang duduk di belakang Keysa dan Lala berdiri "Makannya La, pinter biar bisa jadi asisten guru kayak Keysa"

"Ngebucin aja sih lo kerjaannya sama Leo" sahut Indira

"Hey sudah sudah, perhatikan ibu kembali"

DESTINY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang