Suasana kota terlihat indah di malam hari. Lampu kendaraan berlalu lalang, lampu penerang jalan menyala, lampu dari gedung pencakar langit pun ikut menerangi kota berbalapan dengan cahaya bulan.
Lama kelamaan cahaya lampu terlihat blur karena kedua mata Keysa telah tergenang oleh air mata. Keysa menundukkan wajahnya untuk mengusap sudut matanya menggunakan tissue.
Ia sedang berada di rooftop hotel. Ia diajak Kenzo menghadiri acara atasannya. Kenzo sendiri memintanya ikut karena kekasihnya tidak bisa ikut.
Keysa mengaktifkan ponselnya. 15 panggilan tak terjawab dan 54 pesan belum terbaca dari Dewa. Keysa sengaja menonaktifkan ponselnya. Hatinya sedih melihat laki-laki itu dirangkul oleh perempuan lain tanpa sedikit penolakan.
Apa laki-laki itu menyerah untuk mencintainya?
Sebuah tangan memegang pundak Keysa.
"Mba?"
Keysa mendongakkan wajahnya melihat seorang laki-laki kini berdiri menjulang di hadapannya. Laki-laki itu mengenakan formal clothes yang Keysa pastikan ia adalah tamu undangan di sini.
"Iya om?"
Laki-laki itu menyunggingkan senyumnya "Jangan panggil gue om, kita satu sekolah"
"Satu sekolah?"
"Gue kakak kelas lo"
Keysa berdiri "Oh maaf, saya ga tau kak"
"Ga masalah, silahkan duduk. Kita pernah sekali ketemu, waktu lo mau jatuh, dan gue nahan tubuh lo"
Keysa diam mengingat kejadian kemarin. Sehabis melihat Dewa dirangkul perempuan lain....
"Ah iya saya ingat, beda ya haha"
Laki-laki itu tersenyum kembali "Pakai gue-lo aja"
Keysa mengangguk
"Gue Rizal"
"Keysa, kak"
Rizal mengeluarkan cokelat dari dalam saku tuxedo yang dipakainya.
"Nih, mungkin bisa sedikit naikin mood lo"
Keysa menerima cokelat itu. Ia jadi teringat kembali akan Dewa. Saat Dewa memberikan cokelat di depan kelas laki-laki itu.
Dan... Dirangkul perempuan lain di depan kelasnya juga. Ah, sudahlah.
"Makasih kak"
"Iya, oiya ikut gue ke acara, pasti lo tamu undangan kan di sini? Nama orangtua lo siapa?"
Keysa menggelengkan kepalanya "Gue diajak kakak gue"
Rizal menganggukkan kepalanya paham "Ya udah, yuk"
•••
Mata Keysa berkeliling mencari keberadaan kakaknya. Keysa juga sudah berusaha menghubungi Kenzo, namun ponselnya tidak aktif.
"Apa kakak lo lagi ketemu teman-temannya?" tanya Rizal
Keysa berjenggit sedikit kaget mendengar suara Rizal "Gue pikir lo pisah setelah dari lift"
"Di sini ngga ada anak seumuran gue"
Keysa menatap Rizal tak percaya. Dari tadi ia melihat banyak anak seusianya.
"Banyak kok"
"Ssstt, gue akan diteror gadis di sini kalau pisah dari lo"