“hallo bu.”
“kenapa lama sekali Sandra?!” bentak putri seketika.
“sorry bu saya baru selesai mandi.” Jawabnya dengan tenang. Dan sepertinya hanya dialah manusia yang bisa menghadapi putri dengan sikap setenang ini.
“saya mau kamu segera selidiki pelanggan dari club star bernama randa. Segera kabari saya malam ini juga.!”
Setelah mengatakan itu putri menutup teleponnya dengan kesal. Ia benar-benar marah sampai ia sepertinya butuh pelampiasan hari ini.
Dengan perasaan kesalnya putri mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak memperdulikan bunyi klakson yang memprotes laju mobil putri yang benar-benar di luar batas control tersebut.Saat di tengah jalan putri menatap layar ponselnya yang berbunyi, dan seketika itu juga putri menghentikan laju mobilnya dan meminggirkannya. Dengan gaya santai dan tegapnya putri mulai mengangkat telepon tersebut.
“selamat malam pah.” Sapa putri dengan nada sopan dan seperti biasanya. Begitu formal.
“selamat malam sayang, kamu lagi dimana put? Apa sedang sibuk?” Tanya nya dari sebrang sana dengan nada khasnya pula.
“putri sedang di jalan pah? Ada hal penting kah?” Tanya putri lagi dengan to the pointnya walau pun dengan sang ayah sendiri.
“nothing sayang, papah hanya sedang melihat foto kamu dan mamah. Dan rasanya papah sangat merindukan kalian berdua.” Ujar nya dengan begitu sendu.
Putri mengerti dengan maksud sang ayah, ia melirik kearah jam tangan mewahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan rasanya putri sangat lelah. Namun putri pun tidak bisa menolak keinginan dari sang ayah.
“baik lah pah putri kerumah sekarang juga.” Ujar putri akhirnya.
Ramzi atmaja begitu bahagia karna putri bersedia menemuinya. Padahal putri akan begitu enggan jika di undang kerumahnya apalagi jika ada sosok sang isteri.
“ahhh papah senang mendengarnya, papah akan suruh mamah kamu memasak maka-“
“tidak perlu pah, aku tidak makan malam. Lagi pula aku hanya akan mampir sebentar.” Ujar putri yang jelas merasa enggan saat mendengar kata mamah di sebutkan oleh sang ayah. Rasanya putri ingin berteriak dan mengatakan bahwa wanita itu bukan lah mamahnya.
Putri bisa mendengar helaan nafas dari ramzi, dan tentu saja putri sedikit merasa bersalah karna telah membuat sang ayah merasa serba salah.
“putri segera datang..” Ujar putri akhirnya.
“baiklah, berhati-hatilah di jalan.” Pesan ramzi sebelum mereka menyudahi percakapan telepon tersebut.
Setelah memastikan sambungan teleponnya telah terputus putri menjatuhkan kepalanya diatas stir. Tiba-tiba saja terdengar suara isak tangisan yang tentu saja berasal dari putri.
“mah, aku sangat merindukan mamah.” Ucap putri di sela tangisannya.
Ia benar-benar merasa tak berdaya. Ia tidak bisa menyelamatkan posisi sang ibu untuk menjadi satu-satunya nyonya atmaja. Karna nyatanya setelah 5 tahun kepergian sang ibu, akhirnya sang ayah memutuskan menikah kembali dengan gadis yang hanya terpaut 3 tahun dengan putri
Betapa tak berdaya nya putri, karna sang ayah pun tak mau mendengarkan putri dan tetap menikahi wanita yang lebih layak dijadikan anak olehnya daripada seorang isteri. Namun bukan itu saja yang menjadi masalah bagi putri. Yang terbesar adalah saat putri tau bahwa isteri muda ayahnya itu hanya menginginkan harta sang ayah yang memang begitu melimpah.