Jangan harap setelah status mereka berubah menjadi pasangan kekasih sikap putri akan berubah. Wanita itu tetap saja menjadi putri yang sebelumnya, yang dingin dan cuek. Bahkan randa terkadang harus bersikap manja jika ingin mendapat perlakuan mesra dari kekasihnya itu.
"ahh sakit banget randa." Keluh putri sebari berbaring miring di atas kasurnya. Randa justeru terlihat tengah sibuk mencari minyak angin karena putri mengeluh perutnya terasa sangat sakit hari ini.
"sini." Dengan sedikit cemas randa menaikkan setengah baju putri dan dengan lembut pria itu mengelus perut putri yang katanya sangat sakit.
"kita kerumah sakit ya." Ajak randa yang merasa begitu tak tega pada putri. Wanita nya itu segera menggelengkan kepalanya dengan kencang seraya memeluk perutnya lagi.
"no, this is because my period." Ujar putri berusaha menahan sakit.
Ya memang putri tengah kedatangan tamu bulanannya, dan itu juga penyebab perutnya sakit luar biasa. Randa begitu mengkawatirkan putri karena ia belum tau jika wanita akan sesakit itu jika tengah datang bulan."untung saya datang bulan." Ucap putri kembali memakai kata 'saya' dan itu sukses membuat randa menjadi bete.
"saya lagi saya lagi." Protes randa mencebikkan bibirnya. "emangnya kenapa kamu seneng datang bulan?" Tanya randa menaikkan kedua alisnya.
"itu artinya aku gak hamil randa, kamu tentu inget apa yang kita lakuin." Ujar putri dengan wajah sewotnya.
"ya gak apa-apa dong, kan seneng tuh ada bayi aku diperut kamu." Balas randa yang terdengar santai. Namun putri yang kesal mendengarnya langsung menghadiahi pukulan di lengan randa.
"sembarangan aja ya kalau ngomong." Protes putri menatap tajam pada randa.
"ya ampun sayang. Galaknya itu dikurang-kurangin kenapa." Keluh randa mengelus lengannya yang dipukul putri.
"biarin." Jawab putri membuang wajah nya kesamping.
Randa sadar putri pasti masih merasa kesakitan, lalu kembali randa mengelus perut rata putri dengan minyak angin ditangannya.
Nyaman, itulah yang dirasakan putri.Jika dulu ia selalu mengelus perutnya sendiri, namun kini ada sosok randa yang siap siaga mengelusnya dengan lembut. Bahkan saking lembutnya membuat rasa sakit itu perlahan hilang dan ia pun merasakan kantuknya datang dan langsung tertidur begitu saja.
Putri tertidur cukup lama, hingga ketika ia terbangun ia tidak mendapati randa di sisinya. Perlahan ia menuruni ranjangnya dan berjalan pelan menuju ruang depan.
Putri mengitari isi apartementnya dan mendapati sosok pria yang telah mencuri hatinya itu tengah memasak sambil mendengarkan music. Putri tak menegur randa, ia hanya duduk di kursi dan bersidekap dada memperhatikan kekasihnya itu.Ahh rasanya putri masih belum percaya bahwa dirinya kini sedang menjalin asmara dengan pria yang di awal pertemuan mereka membuat putri begitu marah. Ia teringat bahwa randa juga lah pria yang pertama merebut ciuman pertamanya.
"cause you so amazing.." randa membalikan tubuhnya sebari bersenandung riang, dan ketika ia melihat putri senyuman lebar seketika menghiasi wajah tampannya.
"hay sayang." Sapa randa terus meletakkan makanan di atas meja makan. Lalu setelah itu ia mendekati putri dan merapihkan rambut kekasihnya itu yang sedikit berantakan.
"gimana perut kamu?" Tanya randa menatap putri dengan tatapan hangatnya.
"mendingan." Jawab putri singkat.
Randa mengangguk lega, ia sungguh tidak tega melihat putri yang beberapa jam lalu mengeluh kesakitan padanya dibagian perutnya. Untunglah putri bisa menenangkannya, karena jika tidak mungkin randa sudah membawa putri kerumah sakit saat itu juga.