"Hahahha.."
Randa tertawa puas melihat wajah putri yang kesal bercampur kesal. Ia menarik tangan wanita nya itu dan mendorong pelan bahu putri untuk duduk.
"Mau minuman dingin?" Tawar randa. Namun belum juga putri menjawab randa sudah membuka mini bar diruangannya dan mengambil 2 botol minuman.
"Oh iya ini apa?" Tanya randa melirik pada tumpukan jas yang ada diatas sofanya.
"Bukalah." Suruh putri singkat.
Randa meletakkan minumannya diatas meja, lalu ia sendiri membuka satu setelah jas berwarna cokelat. Ia melirik beberapa tumpukan jas dan juga menatap putri.
"For me?" Tanya randa.
"Yes."
"Wah," Randa dengan penuh bersemangatnya membuka lagi beberapa cover jas yang belum ia buka. Dan ketika melihat semua model jas yang dibawa oleh putri randa begitu menyukai semua jas tersebut. Dan memang selera putri tentang fashion memang cukup baik.
"Terus ini?" Tanya randa menatap kotak yang cukup besar. Ia sama sekali tak bisa menebak barang apalagi yang ada di dalam kotak tersebut.
"Buka." Suruh putri lagi dengan singkat. Randa berdecak pelan serta menggelengkan kepalanya. Namun ia juga segera membuka kotak berukuran besar itu dan rupanya di dalam kotak terdapat beberapa dasi dengan berbagai jenis coraknya.
"Wiiihh.. Astaga kaya nya kamu sudah siap jadi seorang isteri sayang." Ujar randa yang beralih duduk di sisi putri. Ia menarik tangan putri dan merangkul pinggang wanita cantik nya itu dengan penuh cinta.
Saat randa hendak mencium bibir nya putri dengan sigap menaruh telapak tangannya di depan bibir randa.
"Aku mau bertanya sesuatu sama kamu." Ujar putri kembali memasang wajah dinginnya. Ia kembali teringat dengan sosok rara, dan sepertinya putri tidak bisa menghiraukan itu karena ia tau bagaimana mesumnya sosok pria satu ini.
"Tanya apa?" Tanya randa meraih tangan putri dan menurunkannya dari bibirnya.
"Apa kamu membiarkan sekretaris kamu menggunakan pakaian kekecilan ke kantor?" Tanya putri yang belum di mengerti maksud nya oleh randa.
"Kekecilan gimana darl?" Tanya randa mengkerutkan dahinya.
Putri sejenak menyandarkan punggungnya pada sofa serta melipat kedua tangannya di depan dada. "Suruh dia perbaiki gaya berpakaian dia. Atau kalau dia tidak bisa, aku akan minta aulia mengajarinya." Jelas putri lagi yang semakin membuat kepala randa bertambah pusing.
Kenapa para wanita itu tidak bisa berbicara langsung pada intinya. Ia sama sekali tak mengerti maksud putri, tentang gaya berpakaian....
Wait..
Randa paham..
"Hahahaha."
Putri menatap bingung pada randa yang tiba tiba tertawa dengan sangat lepas. Ia mencubit lengan randa dan memberikan tatapan penuh peringatan.
"Kamu senang kan? Kamu bisa melihat bokong yang sintal serta pay-"
"Stop.!" Tahan randa membekap mulut putri dengan telapak tangannya. "Jangan suka menyebut sesuatu yang membuat aku malah memikirkan kamu." Larang randa menggelengkan kepala.
"Bukannya memikirkan aku, aku yakin seratus persen kamu itu sering berhayal tentang wanita lain.." Tuding putri dengan nada sewotnya.
Randa tersenyum geli serta menaik turunkan alisnya. Semenjak mereka menjalin hubungan baru kali ini randa melihat wajah cemburu putri. Dan rasanya sungguh asyik di cemburui oleh gadis dingin ini.