"What happen hon?" Tanya randa mengelus pipi putri yang jadi terdiam setelah acara lamaran randa yang sangat dadakan.
"Nda, papah aku baru saja meninggal. Apa itu tidak keterlaluan jika aku menikah dan membuat pesta besar?" Tanya putri yang terlihat ragu. Bukannya ia ingin menolak pinangan randa, percayalah putri pun sangat ingin menikah dengan pria pujaannya ini.
"Hon listen, aku sudah menjadi pria brengsek dengan meniduri kamu sebelum kita memiliki ikatan. And you know? Aku bisa melakukan dosa itu lagi sama kamu jika kita tidak segera menikah. Aku tidak bisa menahan itu put, apalagi jika kita bersama seperti ini." Jelas randa dengan terbukanya. Ya, begitulah randa. Ia akan mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya secara terbuka berbanding dengan putri yang kerap kali senang menyimpan semua seorang diri dalam hati nya..
"Tapi nda.."
"Begini saja, kita akad nikah dulu saja. Baru kita akan membuat resepsi besar setelah satu tahun papah." Usul randa yang tidak kehabisan akal. Rasanya jika sudah masalah seperti ini ide ide seperti itu akan muncul begitu saja..
"Lalu bagaimana jika aku hamil?"
"Kita akan tunda sebelum satu tahun." Jawab randa lagi dengan mantapnya. "Apa kamu masih ragu sama aku yang?" Tanya randa yang sedikit sedih melihat bagaimana putri yang sepertinya masih ragu padanya.
"Beri aku waktu nda." Jawab putri pada akhirnya.
Randa menghela nafas berat karena merasa kecewa. Tapi randa tak bisa memaksakan kehendaknya juga, ia tidak akan memaksa putri apalagi ini adalah masalah masa depan mereka..randa ingin putri mengatakan ya, dan menyerahkan dirinya sendiri pada randa dengan yakin karena memang wanita dihadapannya ini mencintainya.
"2 hari, dan tak lebih."
"Lalu bagaimana jika aku menolak?"
Putri bisa menatap wajah kekecewaan dari raut wajah randa. "Aku cari yang lain."
Jawab randa yang langsung merajuk. Pria tampan itu mengambil piring kotor putri dan membawanya ke wastafel..dan tanpa mengatakan apapun randa mencuci piring kotor tersebut dengan bibir yang terkatup rapat.
"Kamu sungguh mau cari yang lain? Bisa berpaling dari aku?" Goda putri yang tau tau telah memeluk randa dari belakang. Bahkan wanita cantik itu tau tau membuka kancing kemeja randa dan mengelus dada bidang kekasihnya itu.
Randa mencengkraam erat spon yang ia pegang. Sepertinya putri telah membangunkan macam yang tengah tertidur, dan jangan salahkan randa jika ia tidak bisa menahan dirinya..
"Sayang kamu menguji aku hmm?" Tanya randa sambil memejamkan matanya.
Putri tersenyum di balik punggung randa dengan tangannya yang masih mengusap dada bidang randa..
"Sayang.."
"Ssstt kamu bisa membangunkan semua orang randa." Bisik putri dengan sengaja tepat di ceruk leher randa yang semakin menggila saja di buat oleh tingkah putri ini.
"Enough..!"
Randa membalikan tubuh putri dan menghimpit tubuh mungil kekasihnya itu. Tanpa mengatakan apapun randa langsung menghujami bibir putri dengan ciuman lembut namun menuntut.
Putri bukanlah wanita polos lagi, ia sudah cukup banyak belajar cara berciuman dari randa. Dan tentu saja ia harus bisa menandingi kekasihnya itu jika tidak ingin randa akan berpindah kelain bibir..lagipula, putri selalu teringat bahwa randa adalah si sang casanova. Ia bisa dengan mudah akan mencari yang lebih baik dari putri, dan tentu saja putri tak ingin hal itu terjadi.
Keduanya masih saling membalas cumbuan masing masing, bahkan randa benar benar tak bisa mengendalikan dirinya. Ia berpindah menelusuri leher jenjang putri dan bahkan meninggalkan jejak cintanya disana. Puas bermain di leher putri, randa kembali pada bibir ranum putri. Bibir yang memang menjadi candunya setelah ciuman pertama mereka..