You Change Me 35

378 58 34
                                    

Pertama vote dan coment dulu ya, baru baca. Dan boleh sambil di play ya lagudi mulmet nya biar dapet feelnya 😁😁

Bahtiar menyerngitkan dahinya ketika mendapati putri yang datang kerumah sakit bersama dengan aulia. Beberapa kali ia melirik ke arah belakang putri berharap ia akan menemukan orang ia cari, namun sayang sampai putri telah tiba di dekatnyapun ia tidak menemukan sosok yang ia cari.

"Randa dimana put?"

Bukan bahtiar, justeru sang isteri lah yang lebih dulu bertanya pada sang mantu.
Aulia yang berdiri di samping putri segera memasang wajah masam ketika mendengar nama pria yang jelas-jelas telah menyakiti putri. Ia muak, dan jika bisa aulia rasanya gatal ingin menghajar wajah pria itu.

"Randa sedang bertemu rekan kerja nya mah, jadi dia tidak bisa datang." Jawab putri berusaha menyembunyikan kekecewaannya.

Namun sayang, bahtiar bukanlah orang bodoh. Ia tau betul bagaimana sifat dan watak anak dan menantunya. Dan jelas saat ini putri tengah berbohong padanya.

"Sebentar, papah angkat telepon dulu."

Bahtiar meninggalkan keluarganya, ia terlihat sibuk menelpon seseorang di sebrang sana.

Di tempatnya dewi kembali mengeluarkan omelannya yang ditujukan pada randa. Bahkan dewi sudah siap untuk menghubungi randa, namun dengan cepat putri menahannya.

"Tidak perlu mah, jika sibuk jangan diganggu." Jawab putri yang benar-benar terlihat santai.

"Nyonya putri.."

Oma segera menyahuti seorang suster saat nama putri telah dipanggil. "Ini giliran putri, sudahlah ayo kita masuk wi." Ajak oma yang seketika menghentikan niatan dewi untuk menelpon anaknya.

"Tapi papah,"

"Biarkan dia menyusul, ayoo." Oma segera memimpin jalan lebih dulu. Aulia yang melihat oma berjalan pelan segera menghampirinya dan menuntun wanita tua itu.

Ke empat wanita itu segera memasuki ruang dokter, dan tentu saja mereka disambut dengan hangat oleh dokter paruh baya yang terlihat masih begitu cantik.

"Selamat siang, jadi siapa yang mau di cek?" Tanya sang dokter menatap dewi,putri,dan aulia.

"Hay dok, ini perkenalkan menantu saja." Ujar nyonya dewi yang langsung merangkul tubuh putri mendekati sang dokter.

"Wahh sudah mau jadi nenek ya bu." Ucapnya dengan ramah pada nyonya dewi.

"Iya dong, saya mau naik pangkat jadi moma."

"Moma? Apaan itu wi?"

Oma yang mendengar sebuah kata yang menurutnya asing seketika mengeluarkan pertanyaannya pada sang menantu.

"Maksudnya oma mam, cuma dewi gak mau dipanggil terang-terangan oma ah, jadi nanti cucu dewi panggil moma aja." Ujar dewi yang memang paling bersemangat.

Sang dokter yang sudah cukup mengenal keluarga bahtiar hanya tersenyum simpul. Baginya sikap nyonya besar bahtiar ini bukanlah sebuah keanehan.

"Oalahhh, mamah pikir apaan." Oma menggelengkan kepalanya dengan lemah. Sedang putri yang di disisinya hanya bisa mengulum senyuman tipisnya.

"Ayoo dokter periksa mantu saya, terus nanti kasih vitamin yang bagus ya biar cucunya gemuk saat lahir." Ucap nyonya dewi yang begitu terlihat tak sabarannya.

"Baiklah ibu, ayo kemari."

Sang dokter segera mengajak putri menuju sebuah brangkar dan menyuruhnya untuk berbaring. Sang dokter segera menyiapkan semua kebutuhan pemerikasaannya dengan dibantu oleh seorang perawat.

"You Change Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang