"Mamah apa apaan sih?" Tanya randa yang untung datang tepat waktu. Untunglah ia dengan sigap menangkap tubuh putri, karena jika tidak maka sudah dipastikan tubuh wanita cantik itu akan tergeletak diatas marmer kantor nya.
"Are you okay?" Tanya randa yang kini menatap putri yang menjawab dengan anggukan kepalanya.
"Sekarang saya mohon kita semua keruangan saya." Ajak putri yang mulai mengeluarkan nada bossynya. Walau enggan namun dewi tetap ikut melangkah karena bahtiar yang sudah menariknya dengan cukup keras.
"Silahkan duduk tante om." Titah putri lagi.
Ia menghela nafas beratnya, sungguh hari ini dirinya benar-benar dibuat malu. Dan sudah dipastikan kini nama putri pasti sudah menjadi buah bibir seluruh karyawan kantornya.
"Ada apa sih mah? Kenapa mamah marah marah di kantor putri?" Tanya randa yang memang tidak mengetahui apa apa. Yang ia lihat hanyalah saat dewi mendorong tubuh putri tanpa tau penyebab semua itu.
"Papah kamu berselingkuh dengan dia randa.!" Tuduh dewi menunjuk putri.
Putri memijat kepalanya, lagi-lagi tuduhan itu. Dan rasanya putri ingin mengatakan bahwa tak ada apapun antara dirinya dengan bahtiar.
"Apa selingkuh? Hahaha.. Kok bisa?" Tanya randa di ikuti tawanya.
Sontak saja putri, bahtiar, dan dewi menatap randa dengan horornya. bisa bisanya pria itu justeru tertawa disaat yang lain tengah merasa kesal seperti saat ini.
"Diam randa.!" Ucap bahtiar dan dewi secara bersamaan.
"Tuh, orang kompak gitu kok. Masa papah mau nyelenong? Sama pacar anak sendiri lagi.ckckck impossible mah." Ujar randa dengan decakan herannya.
"Buktinya papah kamu itu chattingan sama putri malam malam, pake nanya kenapa belum tidur sama sudah makan apa belom. Kamu pikir wajar pertanyaan kaya gitu?" Tanya dewi dengan berapi apinya. Ia menatap bahtiar yang terlihat kebingungan karena rasanya ia tidak pernah melakukan hal itu.
"Apa? Hahahha.."
Randa semakin tertawa terbahak bahak. Rupanya karena hal itu lah dewi semarah ini dan menuduh sang ayah berselingkuh dengan putri.
"Nda tolong serius."
Kini putri menunjukkan tatapan tajamnya, dan barulah randa menghentikan tawanya. Memang benar hanya putri lah yang menjadi pawang pria tampan itu.
"Oke oke, aku minta maaf semua karena aku." Ungkap randa yang akhirnya menjadi serius. dewi dan bahtiar menatap randa dengan wajah bingungnya.
"Maksud kamu?" Tanya putri semakin mempertajam tatapannya pada sang kekasih.
"Kemarin aku dan papah keluar kota karena ada urusan. Dan malam itu papah sedang mandi saat ada pesan dari kamu, jadilah aku yang membalas pesan pesan itu bukan papah."
Penjelasan randa seketika membuat wajah dewi salah tingkah sedang bahtiar dan putri kompak menggelengkan kepalanya.
"Kamu ya randa..!"
Sang ibu segera berdiri dan menjewer telinga randa yang seketika meringis kesakitan.
"Jadi gimana? Kamu sudah buat malu papah dan putri tau gak?!" Ucapan tajam dari bahtiar seketika membuat ruangan tersebut berubah jadi menegang. Bahkan putri baru kali ini mendengar bahtiar berbicara dengan tegas dan sedingin itu.
"Maaf pah, mamah hanya.."
"Maka dari itu, saya selalu berpesan sama kamu untuk tidak berbicara sembarangan. Dan lihat, kekacauan yang telah kamu buat wi." Kesal bahtiar menggelengkan kepalanya.