Putri turun dari mobil setelah ricko membukakan pintu untuknya. Dari balkon atas rumahnya rupanya randa memperhatikan itu semua, ia memperhatikan bagaimana ricko mengulurkan tangannya dan diterima oleh putri. Bahkan keduanya berjalan bak sepasang kekasih yang begitu serasi terlebih pakaian keduanyapun begitu cocok, seolah keduanya memang diciptakan untuk satu sama lain.
Tanpa sadar randa mencekal gelas dalam genggamannya dengan sangat kencang hingga membuat gelas itu hancur dalam genggaman tangan randa dan membuat darah segar pun mengalir begitu saja.
Rara yang berniat memanggil randa seketika dikejutkan dengan luka randa yang terus saja mengeluarkan darah.
"Tangan kamu kenapa? Ayo kita obati." Ajak rara menarik randa untuk masuk ke dalam kamar nya. Rara pun dengan telaten memberikan pertolongan pertama pada tangan randa yang masih mengucurkan darah.
Sedang di ruang utama bahtiar terlihat menyambut satu persatu tamunya. Memang acara ini tidak terlalu besar karena bahtiar hanya mengundang beberapa rekan kerjanya serta keluarga intinya, maka dari itu acara ini pun diadakan dikediaman bahtiar yang tak kalah megah dengan hotel bintang lima di luar sana.
"Nah akhirnya kamu datang putri." Sambut bahtiar saat putri menghampirinya.
Putri memeluk bahtiar sejenak dan beralih pada dewi yang lebih memilih diam.
"Happy anniversarry om, tante." Ucap putri menyerahkan sebuah hadiah kecil yang telah ia persiapkan.
"Terimakasih." Balas nyonya dewi dengan singkatnya. "Ini siapa? Pacar kamu?" Tanya dewi yang melirik ke arah ricko yang tersenyum di sisi putri.
"Eum dia teman sekaligus rekan kerja saya tante, perkenalkan namanya ricko." Ujar putri sedikit canggung. Ia tidak mau membuat dewi salah paham.
"Selamat malam tante, happy aniversarry." Ricko mengulurkan tangannya pada dewi yang sama sekali tak berminat untuk menerima uluran tangannya.
Melihat sikap sang isteri bahtiar hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. "Ya sudah kalian silahkan makan dulu ya, saya mau menyambut tamu yang lainnya." Ucap bahtiar dengan ramahnya. Setelah putri dan ricko mengnaggukkan kepala, bahtiar segera membawa sang isteri untuk menemui para tamu mereka.
"Anak kita udah putus sama dia ya pah?" Bisik dewi sebari berlalu dari hadapan putri, namun jelas putri masih bisa mendengar pertanyaan dewi yang tak dijawab sama sekali oleh bahtiar.
"Aku ambil minuman dulu ya put." Pamit ricko pada putri. Ia segera menjauh dari wanita cantik itu, sedang putri mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kediaman bahtiar yang sungguh megah.
Ia tidak menemukan sosok pria yang setengah mati ingin ia temui, justeru putri menangkap sosok wanita tua yang terlihat menyendiri dari keramaian pesta malam itu. Putri yang juga tidak terlalu menyukai keramaian segera menghampiri wanita tua tersebut dan duduk di sisi nya.
"Oma sedang apa disini?" Tanya putri pada wanita tua tersebut yang tak lain adalah oma randa.
"Putri, kamu kenapa disini juga?" Tanya balik sang oma tanpa menjawab pertanyaan putri.
Wanita cantik itu tersenyum sesaat dan menatap lurus pada taman bunga yang ada dihadapan mereka. "Aku tidak terlalu suka pesta oma." Jawab putri dengan jujurnya.
"Sama, oma juga kurang suka dengan keramaian dan pesta." Ungkap sang oma yang rupanya juga tidak terlalu menyukai keramaian. "Bagaimana kalau kamu ikut oma? Oma akan tunjukkan sesuatu sama kamu." Ajak wanita tua tersebut yang terlihat begitu bersemangat.
Putri pikir dari pada dirinya merasa asing ditengah keramaian akan lebih baik jika dirinya ikut bersama dengan oma. Toh wanita tua ini terlihat lebih akrab dengannya dibanding dewi yang jelas tidak menyukai dirinya.