Randa berdiri dari posisi duduknya, ia segera berjongkok di sisi bahtiar yang telah memiringkna tubuhnya. Putranya itu meraih tangan bahtiar dan mencium nya dengan penuh rasa hormat.
Rasanya mata bahtiar seketika memanas, ia teringat entah kapan terkahir kalinya randa mencium tangannya seperti ini. Dan bahtiar sunggung merasa bahagia hari ini, karena putranya telah berubah.
"Randa janji sama papah, kedepannya randa akan menurut pada papah. Randa tidak akan mengecewakan papah lagi." Ujar randa masih menunduk mencium tangan bahtir.
Pria paruh baya itu dengan cepat berdiri lalu menarik bahu randa agar turut berdiri menggadapnya. Dan dengan cepat bahtiar memeluk tubuh randa serta menepuk punggung putrnaya dengan dengan lembut.
"Ini baru anak papah." Bangga bahtiar masih menepuk punggung randa.
Di tempat persembunyiannya dewi tak kuasa menahan tangisannya. Tangisan kebahagiaan yang akhirnya tumpah karena melihat suami dan putranya kembali bersatu. Bahkan dewi belum pernah melihat secara langsung bahtiar yang menatap randa dengan bangganya seperti saat ini. Dewi terus bersyukur dalam hatinya karena Tuhan telah mendengar doanya selama ini, dengan caranya Tuhan mempersatukan kembali ayah dan anak yang saling menyayangi itu. Dan rasanya dewi akan mewujudkan nazarnya untuk membangun sebuah yayasan bagi orang kurang mampu secepat mungkin. Tuhan telah memberikan kebahagiaan untuk keluarganya, dan kini saatnya dewi juga memberikan kebahagiaan untuk orang diluar sana yang memang membutuhkan.
"Mah, dewi sangat bahagia." Ucap nya yang seketika memeluk tubuh sang mertua yang juga nampak berkaca kaca.
"Mamah juga wi, akhirnya keluarga kita kembali utuh." Balas sang oma menyeka air matanya sendiri.
Keduanya kembali menatap bahtiar dan randa yang sudah kembali duduk ditempat masing-masing. Keduanya terlihat menikmati waktu ayah dan anak itu dengan berbincang bincang tentang semua yang telah terjadi saat keduanya bertengkar.
***
Putri duduk termenung di atas kursi yang biasanya di tempati oleh ramzi di ruang kerjanya. Ia menatap layar laptop ramzi yang baru saja ia buka. Laptop tua ini telah menemani ramzi cukup lama dan ramzi juga sangat menyayangi laptop yang menjadi hadiah dari mendiang ssng ibu. Bahkan foto di layar laptop itu belum berubah, masih terpajang foto dirinya dan juga kedua orang tuanya yang tengah tersenyum dengan lebar.
Putri mengusap foto tersebut dengan jari gemetarnya. Kini ia tinggal seorang diri, tidak ada lagi sosok ibu ataupun ayah di sisinya. Keduanya telah meninggalkan putri seorang diri.
Perlahan putri membuka buka file peninggalan sang ayah, dan ketika melihat sehuah file yang dinamakan dengan namanya puttri segera membuka file tersebut.
File itu dikunci, namun putri hanya mengetik 6 angka lalu file tersebut terbuka. Rupanya ramzi membuat password file itu dengan tanggal lahirnya.Seketika sebuah tulisan yang diketik oleh ramzi terlihat, dan dengan jelas putri membaca namanya di awal kalimat surat tersebut.
Jakarta, 20 mei 2020.
Putri isnari atmaja.
Teruntuk anak papah yang sangat papah sayangi..
Papah tidak tau harus meminta maaf seperti apa pada kamu nak. Maka papah memutuskan untuk menulis ini.
Nak, hari ini papah mengetahui alasan mengapa kamu selalu tak menyukai selfi. Selama ini papah selalu sedih dan bingung melihat kamu dan wanita itu tidak pernah aku. Namun sekarang papah tersadar, dia memang bukan wanita baik. Dia.. Memang hanya menginginkan harta papah.
Papah disadarkan, bahwa di dunia ini hanya mendiang ibu mu saja yang mencintai papah dengan tulus. Ya, hanya sonia.. Dan papah sudah mengecewakannya sekarang