Pukul 11 siang, putri baru saja keluar dari dalam kamarnya dengan rambut yang basah dan wajah yang masih fresh. Sepertinya ia baru saja selesai mandi, setelah pergelutannya bersama randa.
Ia melangakah pelan menuju area dapur dimana randa tengah sibuk memasak untuknya, ya pria itu pun sudah terlihat membersihkan dirinya. Ketika randa membalikan tubuhnya ia seketika tersenyum saat mendapati putri tengah menatapnya.“good morning sayang.” Sapa randa dengan kerlingan nakal nya, namun seketika ia pun meralat kembali ucapannya. “ehh lupa deh ini udah siang.” Lanjutnya lagi dengan kekehan pelan. Putri tak menghiraukan randa, ia memilih untuk segera mengambil tempat duduknya.
“siapa suruh panggil sayang-sayang?” Tanya putri yang telah duduk di kursi kesayangannya. Randa langsung memanyunkan bibirnya serta memeluk tubuh putri dari samping.
“ya kan aku sayang kamu.” Rasanya putri merasa geli sendiri melihat tingkah manja randa seperti ini. Namun dalam lubuk hatinya ia pun merasa bahagia.
“randa lepasin saya.!” Tegur putri dengan nada dinginnya. Randa berdecak sebal dan kembali menegakkan tubuhnya, namun kemudian ia kembali mengunci tubuh putri dengan kedua tangannya. Wanita di hadapannya itu terlihat memutar bola matanya dengan malas saat randa membisikkan sesuatu yang membuat bulu kuduknya merinding.
“saya lapar, jadi boleh saya makan?” Tanya putri yang kini sudah menatap randa lagi.
Pria tampan itu segera mengambilkan sayur sup yang baru saja ia masak, serta ada ayam goreng juga yang telah tersaji di meja makan.
“makanlah, tenaga kamu pasti habis setelah kita ber-“
“randa stop.!!” Bentak putri dengan cepat. Pria itu justeru tertawa sambil melayani putri mengambilkan makanannya.
“selamat makan.” Ujar nya setelah meletakkan makanan di hadapan putri.
Dengan sedikit sebal putri mulai makan makanan yang telah dimasak oleh randa, dan selalu masakan randa mampu memuaskan selera makannya.Randa yang duduk di samping putri hanya tersenyum melihat bagaimana lahapnya putri makan, dan ia benar-benar terpesona dengan kecantikan putri yang terlihat begitu bersinar hari ini dan rasanya ia semakin mencintai wanita di sisinya ini.
“apa kamu sudah hubungi orang tua kamu?” Tanya putri setelah menghabiskan makananya. Ia memandang randa yang memang sedari tadi memandanginya.
“belom.” Jawab randa sebari menegakkan posisi duduknya. Kening putri berkerut, bukankah randa begitu berharap bisa menghubungi keluarganya dan kembali ke Indonesia serta menjalankan kehidupannya seperti dulu lagi.
“why?” Tanya putri menaikkan kedua alisnya.
“aku mau disini aja sama kamu.” Jawab randa dengan kerlingan matanya. putri menggelengkan kepala dan kini ia mulai memiringkan tubuhnya agar bisa memandang randa dengan bebas. Melihat putri merubah posisinya, randa pun melakukan hal sama sehingga kini keduanya tengah saling berhadapan.
“be serious randa, bukankah kemarin kamu ngotot banget pengen pulang?” Tanya putri sedikit kesal dengan tingkah randa yang seperti anak-anak.
“papah masih sangat marah sama aku, jadi aku yakin aku akan tetap jadi gembel di Jakarta.” Ujar randa akhirnya. Putri semakin mengkerutkan dahinya dan semakin penasaran dengan cerita randa.
“marah kenapa? Kamu kan anak kesayangan mereka?” Tanya putri lagi.
“sebenarnya aku udah gak di akui keluarga bahtiar.”jawab randa lagi dan membuat putri menghela nafasnya, karena merasa randa kembali bercanda.
“tolong serius randa.” Tekan putri.
Randa ikut menghela nafasnya, lalu ia pun menarik putri dari ruang makan dan membawa wanitanya itu menuju ruang tamu. Ia mendorong pelan pundak putri hingga terduduk di sofa, sedang dirinya seketika langsung berbaring di paha putri.