Please budayakan vote dan coment ya. Biar semangat ngetiknya.😁
"Yeayy..."
Bahtiar dan sang ibu saling kompak beradu tos setelah semua tamu pulang dan acara telah usai.
Anak dan ibu itu kompak tertawa dengan puas karena telah berhasil menjalankan rencana mereka.Ya, pertunangan randa dan putri yang di umumkan secata tiba tiba ini adalah rencana dari bahtiar dan juga sang ibu. Keduanya begitu gemas dengan tingkah randa dan putri yang mementingkan ego keduanya dari pada hubungan mereka jadilah ide itupun muncul begitu saja di benak bahtiar.
"Akhirnya cucu mamah akan menikah juga." Ujar wanita tua tersebut dengan girangnya.
Bahtiar tak kalah bahagianya ia menganggukkan kepalanya serta masih tersenyum dengan lebar.
"Ayo tiar kamu harus siapkan pertunangan yang meriah untuk mereka ya." Titah sang ibu yang sudah begitu tak sabar melihat sang cucu untuk bertunangan.
"Iya mah, nanti akan tiar siapkan pesta yang meriah untuk mereka." Jawab bahtiar yang jelas begitu bersemangat dengan rencana pertunangan ini.
"Sudah aku duga.."
Bahtiar dan sang ibu kompak mengalihkan pandangannya ke arah pintu ruang kerja bahtiar dimana dewi telah berdiri sebari menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Bahwa wanita paruh baya itu menatap sang suami dan mertus secara bergantian dengan penuh tanda tanya di wajahnya.
"Bisa bisanya mamah dan kamu buat rencana tanpa bilang sama aku ya?" Tanya dewi menatap tajam pada sang suami.
"Hmm, mamah lupa belum minum obat mamah pergi dulu ya."
Merasa suasana yang cukup menegangkan membuat wanita tua itu memilih berdiri dan pergi begitu saja dari ruang kerja bahtiar dan menyisakan kedua pasangan suami isteri tersebut.
"So, sekarang sudah mulai kucing kucingan sama aku?" Tanya dewi dengan nada sinisnya. Wanita paruh baya itu mendudukkan tubuhnya tepat di sisi bahtiar yang terlihat tenang seperti biasanya.
"Hal kecil jangan dibesar besarkan ya mah." Peringat bahtiar yang sedikit malas berdebat dengan sang isteri apalagi di hari ulang tahun pernikahan mereka.
"Tuh kan, kamu mulai lagi pah." Nyonya dewi mulai menaikkan nada bicaranya saat mendengar jawaban sang suami yang sangat santai. "Kamu itu berubah sejak ada gadis itu.."
"Nah, nah, ini nih sikap kamu yang aku gak suka. Belum kapok juga dengan masalah minggu lalu?" Tanya tiar berusaha mengingatkan sang isteri dengan tragedi yang membuatnya dan dewi harus bertengkar hebat dan tak berbicara selama berhari hari.
"Kamu yang selalu menguji kesabaran aku pah. Kamu itu mulai gak jujur sama aku tau gak." Ujar dewi dengan nada manjanya. Dan seketika itu juga bahtiar ingin tertawa melihat tingkah isteri yang amat ia cintai.
"Sudahlah mah, aku dan mamah gak berniat sembunyiin ini semua. Aku cuma mau randa berdamai dengan putri, kamu kan tau mereka gak salah dalam hal ini. Seharusnya kamu yang memperbaiki hubungan mereka, kan semua masalahnya berakar di kamu." Jelas bahtiar berusaha bersikap lembut. Ia tidak mau bertengkar lgi dengan sang isteri. Jadi mengalah adalah pilihan yang terbaik.
"Tapi kan..."
"Sudah sudah, ayoo kita istirahat papah lelah sekali." Bahtiar segera menarik tangan sang isteri dan merangkul bahu dewi dan membawanya keluar ruang kerjanya.
***
"Apa kamu tau tentang rencana oma ini?" Tanya putri saat keduanya telah tiba di kediaman pribadi putri. Randa yang sudah berbaring di ranjang putri hanya menggelengkan kepalanya saja.