“siang pak randa.” Ketukan dari pintu ruangannya membuat randa menghentikan kegiatan berlatih presentasinya. Ia menyuruh orang yang ada di depan pintu ruangannya itu untuk masuk karna ia tau siapa gadis yang saat ini sudah berdiri di sisi nya.“tender akan segera di mulai pak, dan pak bahtiar sudah memanggil bapak.” Ujar sang sekretaris dengan nada luwesnya.
Randa sedikit merasa panik, ia menghembuskan nafas nya dengan sedikit berat sebelum memerintah sang sekretaris untuk memakaikannya jas.
“ambilkan jas aku.” titah randa dengan nada seperti biasanya, begitu bossy.
Sang sekretaris segera meraih jas randa, bahkan ia juga memakaiannya pada sang bos besar. Dan yang terakhir randa menyetuh dagu sang sekretaris serta memberikannya sebuah ciuman singkat.“sayangnya aku buru-buru, jika tidak…” randa mengeluarkan seringaiannya dan tertawa kecil pada sang wanita cantik.
Setelah sang sekretaris selesai memakaikan jas pada tubuh kekarnya randa sudah bersiap untuk pergi.
Namun baru beberapa langkah, randa menghentikan langkahnya dan berbalik menatap wanita cantik yang masih berdiri di posisi semulanya.“kamu terlihat cantik dengan blouse itu ra.” Puji randa diikuti kerlingan nakal dari pria tampan itu. Dan setelahnya randa benar-benar meninggalkan ruangannya dan kembali memasang wajah kakunya.
Sepanjang perjalanan menuju ruang rapat randa terus saja menghapal beberapa point penting yang akan ia presentasikan. Dan ia harap semua itu tidak akan ia lupakan ketika berbicara di depan orang banyak nantinya.
Cekrek..
Sontak semua mata tertuju pada sosok randa yang baru saja masuk kedalan ruang rapat. Randa bisa melihat ekspresi sang ayah yang menggelengkan kepalanya dengan kesal kearah randa. Ia melirik jam tangan dan rupanya ia telah terlambat 5 menit.
“maafkan putra saya sedikit terlambat.”
Dengan nada ramahnya bahtiar mewakili randa mengungkapkan permintaan maafnya. Ia segera merangkul tubuh putra tunggalnya itu dengan senyuman yang masih mengembang. Bagaimana pun buruknya sikap randa namun tetap saja bahtiar juga begitu menyayangi putranya itu, terlepas dari sikap nya yang begitu keras selama ini jika di hadapan randa.“bisa kita mulai presentasinya.”
Randa dan bahtiar kompak menatap pada sosok putri yang paling berani membuka suaranya, namun gadis cantik itu sama sekali tak menatap pada bahtiar maupun randa. Bahtiar yang sudah cukup mengenali sikap putri hanya tersenyum serta menepuk bahu sang putra.
“baiklah putra saya akan mempresentasikan pengajuan kerjasama dari perusahaan kami.” Ujar bahtiar dengan nada lembut nan sopannya. Ia mengedipkan kedua matanya pada randa seakan ingin memberi semangat pada sang putra.
Randa menghela nafas nya dengan berat serta setelah itu ia pun mulai maju dan mempresentasikan proposal yang sepenuhnya di buat oleh bahtiar.
Secara isi dari proposal randa membuat beberapa kolegal mereka merasa puas dan tertarik. Namun tidak bisa dipungkiri cara penyampaian dari randa masih begitu kaku dan juga jelas terlihat tegang. Putri terus menatap randa dengan tatapan dinginnya, ia masih begitu membenci pria yang telah dengan sembarangan melecehkannya tersebut. Dan parahnya lagi sepertinya randa tidak mengingat putri, pria itu terlihat cuek saja ketik mata keduanya bertemu seolah tak pernah terjadi sesuatu.Ingin marah dan balas dendam? putri sadari, ia tidak bisa berbuat banyak. Ia membutuhkan kerjasama ini dengan perusahaan bahtiar karena dengan itu ia akan bisa meningkatkan saham di perusahaannya.
“saya sangat menyukai konsep dari bahtiar company ini, tapi saya juga mau mendengar pendapat dari atmaja group.?” Tanya salah satu pria paruh baya sambil menatap pada putri.