1. Rumah Baru

788 41 4
                                    

12 Mei

Sudah setengah jam aku merasa terganggu dengan dua orang yang berlalu lalang di depanku. Itu adalah Kak Sungjin dan temannya, Brian. Mereka sedang memindahkan barang-barang pindahan yang masih tertinggal di rumah lama kami. Namun, ini terkesan sangat mengganggu untukku.

"Kakakmu mengatakan bahwa barang yang tertinggal hanya tinggal sedikit. Namun, ternyata satu mobil terisi penuh!" keluh Brian yang duduk sejenak di sofa karena kelelahan.

"Dan kamu tetap menurut saja."

"Itu karena ia tidak tega untuk menyuruh adik kesayangannya. Ia takut adiknya mengidap alergi terhadap kelelahan."

"Mana ada alergi terhadap kelelahan?"

"Lihat saja Jae. Ia tidak datang karena alerginya kambuh. Alergi terhadap kelelahan. Dalam artian malas." gerutunya sembari mengibas kedua tangan ke sekitar lehernya.

Aku mencari kipas elektronik dari dalam laci meja, lalu aku arahkan kepada Brian. Itu sedikit imbalan yang berarti untuknya. "Dan alerginya menular ke Dowoon?"

"Hahaha, benar. Mereka berdua sama saja. Jika meminta tolong Dowoon untuk membantu, ia justru akan berbalik menyuruh. Merepotkan," keluhnya lagi.

"Yang penting adalah setelah ini pizza party."

"Tentu! Itu motivasi terbesar. By the way, kemarin aku melihatmu pulang diantar seseorang. Mengapa tidak kamu ajak untuk ke rumah sekalian?" tanya Brian.

Aku terkejut dan menginstruksi Brian untuk berhati-hati dalam berbicara. "Pelankan suaramu. Aku tidak ingin membahasnya."

"Apa? Ada apa??" selidik Brian.

Aku menggeleng memberi isyarat kepada Brian.

*

Aku, Park Seona. Bersama dengan dua orang sibuk yang mengangkut barang pindahan hari ini, kini kami bertiga tinggal bersama di rumah baru di salah satu komplek yang lebih dekat dengan tempat kami bekerja. Komplek Sunrise. Aku memutuskan untuk tinggal bersama kakakku sejak masih sekolah. Secara kebetulan, sekolahku lebih dekat dengan rumahnya. Dibanding aku harus tinggal bersama kakek dan nenek, yang mana aktivitasku akan sangat terbatas dan beresiko kesulitan untuk memberi pengertian untuk keduanya, jadilah aku mengikuti kakakku sampai di sini.

Sama halnya dengan Brian, ia tinggal bersama kami di rumah baru ini dengan alasan: supaya ada orang yang bisa ia ajak bicara ketika kesepian. Maklum, ia adalah anak tunggal. Brian mulai merasakan bosan ketik harus tinggal di studio sendirian. Alhasil, kakakku mengajak Brian untuk tinggal di rumah kami.

Aku bekerja sebagai penyiar di salah satu stasiun radio terkenal di ibukota. 96.1 Daydream FM. Aku melakukan siaran saat menjelang sore, yaitu pada pukul 16.00-18.00. Aku harap semua orang bisa menikmati waktu sore dengan nyaman saat mendengarkan siaran sore santai.

Kakakku berprofesi sebagai talent dan juga seorang musisi. Ia bersama dengan beberapa teman-temannya memiliki sebuah band bernama Dayly, yaitu sebuah band yang berada di bawah naungan perusahaan musik terbesar di ibu kota, Music J Ent.

Kehidupanku tidak hanya dihabiskan bersama dengan kakakku. Aku memiliki beberapa teman yang akrab yang mana beberapa diantara mereka juga berprofesi sebagai talent terkenal di kota ini. Alumni dari Universitas Produce memang sudah dikenal banyak orang memiliki bibit talent yang membanggakan. Aku memperkenalkan Sejeong, Chungha, dan Jaehwan. Kim Produce yang selalu didamba semua orang. Mereka adalah sahabat terbaikku!

*

Mari menyapa kakakku, Kak Sungjin🐻, jangan mengganggu dia kalau sedang sibuk dengan dunia bermusiknya. Warning!

All About You [KIM WONPIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang