28. Fallin'

55 16 1
                                    

Aku terpaksa keluar dari kamar Kak Sungjin karena enggan bertengkar lebih lanjut dengan Jae. Ia memang mengesalkan, tapi aku juga merasa lapar karena melihat Jae memakan ayam goreng. Aku rasa Kak Sungjin akan baik-baik saja bersama mereka.

Ketika aku keluar dari kamar Kak Sungjin, aku melihat Wonpil sedang makan sendirian di ruang tamu dan fokus dengan ponselnya. Aku menuju dapur dan mengambil minum, lalu menghampiri Wonpil. Aku menyuguhkan minuman itu kepadanya.

"Terima kasih. Makanlah, temani aku di sini."

"Di saat seperti ini kamu masih menyempatkan untuk menggodaku?"

"Ada apa? Aku hanya menyuguhkan makanan dan aku memang belum menyelesaikan makanku."

Aku mengambilnya dari tangan Wonpil, namun ia menahannya.

"Apa kamu tergoda, Seona?"

Aku sempat diam mematung karena ucapannya. Seketika ada ide yang terbesit di pikiranku untuk membalasnya. Aku mendekatkan diri kepada Wonpil dan berbisik, "Kamu hampir berhasil."

Tidak bisa menyembunyikan senyumnya, kini ia menaruh makanannya dan menghadap ke arahku.

"Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan makanku. Aku rasa aku yang berbalik tergoda padamu."

Aku tersenyum. Aku meraih kotak makan yang masih ditahannya, "Bukan urusanku. Terima kasih sudah membawakanku makanan."

"Itu tidak gratis. Kamu harus membayarnya," ucap Wonpil melanjutkan makannya.

"Aku akan membayar berapapun. Jangan khawatir."

"Sungguh? Meskipun itu aku meminta bayaran untuk berkencan?"

Aku memperhatikannya, "Mengapa kamu begitu terus terang sekali? Baiklah, tentu aku akan membayarnya.."

Ia tertawa karena responku yang tidak kalah terus terang. Aku sebenarnya merasa sedikit malu karena ucapanku sendiri. Mungkin aku akan menjadi terbiasa karena menyesuaikan diri saat bersamanya. Dan mungkin juga ada beberapa kesamaan dari kami sehingga kami bisa menyelaraskan komunikasi.

·

"Aku rasa Kak Sungjin jatuh sakit itu karena aku."

"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?"

"Aku tidak memperhatikannya. Aku semalam tidak mengabarinya karena pulang terlambat."

"Aku rasa tidak seperti itu. Sungjin terlalu fokus dengan pekerjaan dan ia berlatih terlalu keras di studio sehingga melewatkan jam isrirahatnya."

"Benarkah? Namun tetap saja aku harus memperhatikan Kak Sungjin lebih baik lagi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku tiba-tiba dihadapkan dengan situasi seperti tadi."

"Tentu. Kamu harus memperhatikannya. Jangan hanya memberikan perhatian kepadaku," kembali Wonpil menggodaku.

Aku mengelus bahunya, "Kamu sudah berusaha begitu keras."

Wonpil sedikit menepis tanganku dengan halus, "Seona, tolong jangan seperti itu.." aku jadi menatapnya serius, "Bisa-bisa aku makin jatuh terlalu dalam karenamu."

Aku tertawa, "Apakah aku bisa melakukannya?"

Ia kembali menatap ponselnya, "Kamu selalu melakukannya setiap kali kita bertemu. Aku tidak mengerti mengapa aku begitu lemah karena melihatmu.."

"Cukup, hentikan!" aku tertawa terpingkal karena ia yang tidak henti menggodaku.

*
tiga dari empat


All About You [KIM WONPIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang