47. (before) War 🌪 - Wonpil pov

40 10 0
                                    

Wonpil's POV.

Sungjin masih belum mengizinkanku untuk ikut latihan bersama, namun ia tidak melarangku untuk datang ke rumahnya. Dengan semangat aku menuju rumah Sungjin karena teman-teman yang lain juga sedang berada di sana. Sebelumnya aku sudah membawakan makan malam untuk yang lainnya juga.

"Apa kamu sengaja membawakan katsu untuk kami? Bagi Brian, satu porsi saja tidak akan cukup," ucap Dowoon.

"Wonpil membelikan katsu karena Seona menyukainya," tambah Brian.

"Sayang sekali Seona tidak ada saat ini. Katsu ini bisa habis dalam sekejap oleh Brian," ucap Jae.

"Makanlah sebanyak yang kalian mau. Aku akan memesankannya lagi jika kurang."

Tentu saja Seona tidak ada di sini. Ia sedang menemui Inseong. Entah pembicaraan apa yang sedang mereka bahas. Aku tidak mencari tahu karena Seona pasti akan menceritakan kepadaku tanpa perlu aku bertanya lebih dulu. Aku hanya akan melihatnya saat pulang nanti dan itu sudah cukup untuk meredakan rinduku.

Sungjin baru datang setelah menyalakan lampu di ruangan atas. Ia menghampiri meja makan, lalu aku memberikan kotak nasi katsu kepadanya. Ia menerimanya dan duduk di depanku.

"Terima kasih. Bagaimana keadaanmu?"

"Aku sudah jauh lebih baik. Aku sudah bisa untuk kembali latihan bersama."

"Latihan kami sudah semakin padat, sebaiknya persiapkan dirimu sebaik mungkin."

"Kita semua kesulitan tanpa Wonpil. Biarkan saja ia datang," ucap Jae.

"Kali ini biarkan Jae yang menjadi supirmu supaya kamu bisa banyak beristirahat," ucap Dowoon.

"Aku akan melakukannya jika Wonpil selalu mentraktirku ice coffee," jawab Jae.

"Dan bergantian kamu yang sakit setelah Wonpil?"

Seketika suasana menjadi canggung karena pertanyaan Sungjin. Aku melihat wajah tenangnya, namun tidak dengan ucapan yang baru saja.

"Hm, Dowoon, coba berikan padaku video latihan hari ini. Aku ingin merevisi beberapa part," ucap Brian yang memecah kecanggungan.

"Aku merekamnya menggunakan kamera milik Jae," ucap Dowoon.

"Ah, itu. Kamu tidak mengatakan untuk membawanya. Jadi aku tinggal di studio," jawab Jae.

"Apa kalian akan terus melanjutkannya seperti ini?"

Suasana menjadi hening kembali. Sungjin kini menghentikan makannya dan memperhatikan kami satu per satu. Ia terlihat tidak setenang sebelumnya.

"Kalian mulai tidak fokus dengan tim. Apa hal seperti ini akan terus berlanjut?"

Aku rasa ia sedang tidak dalam suasana yang baik.

"Aku tidak melarang kegiatan kalian apapun itu asalkan tidak mengganggu tim. Namun beberapa hal penting telah kalian abaikan. Bukankah begitu.. Wonpil?"

Aku terkejut saat Sungjin menyebutkan namaku. Kini ia menatapku dengan serius. Apakah aku telah melakukan kesalahan?

Aku memposisikan diriku, "Sungjin-"

"Kamu mulai tidak fokus dengan tim sejak dekat dengan Seona. Aku mengatakan ini bukan tanpa tujuan, aku menegurmu demi kebaikan tim, Wonpil"

Aku mendengarkan ucapannya dengan berhati-hati.

"Kita sudah sepakat sebelumnya. Bukan berarti jika aku mendukung kalian berdua justru membuatmu lengah dengan tugas yang lainnya. Aku terus terang seperti ini karena aku sahabatmu. Aku tidak marah kepadamu, Wonpil. Ini semua demi kepentingan bersama."

"Hm, biarkan aku sedikit meluruskan. Wonpil, mungkin kamu tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya. Kami selalu memperhatikan saat kamu segera pergi setelah latihan, juga mengabaikan waktu istirahat untuk hal yang kami tidak ketahui. Kita tidak menyalahkan hal yang kamu lakukan, hanya saja sangat disayangkan jika sampai mempengaruhi tim. Maaf jika kamu harus mendengarkan ini," jelas Brian.

"Guys, aku mengerti posisi Wonpil. Ia sudah totalitas sewaktu latihan. Wonpil selalu melakukan yang terbaik saat bersama kita. Di sisi lain, Wonpil juga membutuhkan celah untuk bernafas, salah satunya itu yaa seperti yang kita ketahui. Aku sudah berkali-kali mengatakannya, bukan? Tidak bermaksud untuk membela atau menuntut apapun, namun aku mengerti situasi kalian," ucap Jae.

"Teman-teman, mari kita selesaikan ini dengan baik-baik. Tidak ada lagi obrolan di belakang. Kini semua sudah saling mengetahui keadaannya. Wonpil juga sudah membaik, ia akan latihan bersama lagi dengan semangat yang baru. Kita perbaiki hubungan yang sempat goyah. Jalan ini memang terjal, tapi aku yakin kita bisa melewatinya. Yo, bersemangatlah!" tambah Dowoon.

Aku mengangguk, "Aku mengerti. Aku tidak akan pernah tahu jika kalian tidak mengatakan kepadaku. Fokusku memang terbagi. Aku sudah berusaha mengimbangi semuanya. Aku menerima semua masukkan jika itu memang bertujuan untuk perbaikan, untuk kebersamaan kita juga. Aku akan lebih berhati-hati lagi. Jangan biarkan aku menjadi semena-mena. Aku berterima kasih kepadamu yang sudah menegurku, Sungjin. Terlepas dari ini semua.. Tentang Seona," ia melihatku dengan tatapan tajam, "Tolong jangan libatkan Seona."

Sungjin masih menatapku.

"Jangan berasumsi bahwa aku seperti ini karena ia yang sudah mempengaruhiku. Tidak. Aku sama sekali tidak melibatkannya, sama halnya Seona. Juga aku tidak membiarkan siapapun terlibat di antara kami. Hanya ada kami berdua, aku dan Seona."

"Baiklah, Wonpil. Jika memang seperti itu, kami akan mengerti. Kami sama sekali tidak akan mempermasalahkan kepentingan pribadimu. Yang kami inginkan hanyalah, ayo kembali fokus bersama tim. Kita perkuat kembali kerja sama dalam tim, karena sebentar lagi projek besar itu akan tiba waktunya. Kamu mengerti maksudku, bukan?" tanya Brian.

Aku mengangguk, "Aku mengerti. Aku akan kembali fokus dan mengerjakan tugasku."

"Wonpil."

Aku kembali melihat Sungjin.

"Buktikan. Cukup buktikan itu saja. Juga.."

Aku masih menatap Sungjin.

"Berada dipihakku.. sebagai sahabat yang baik."

Off.

*
TMI : scene paling suka versi penulis.

All About You [KIM WONPIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang