54. "Break-fast."

39 11 0
                                    

14 Juni.

Aku sedang menemani Wonpil yang membuat sarapan di dapur. Melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 8.00, sepertinya Kak Sungjin dan Brian masih tidur di kamarnya masing-masing. Wonpil sedang menceritakan kronologinya bisa tidur di sofa depan kamarku. Aku baru mengetahui bahwa sebenarnya ia selalu ada di rumah ini. Ia menaruh barang-barang perlengkapannya di kamar Brian dan tidur di sembarang tempat.

"Aku bisa sedikit tegas dengan Sungjin karena kondisinya juga tidak jauh beda denganmu. Sungjin menuruti permintaanku tanpa negosiasi. Brian membantu meyakinkan Sungjin juga untuk menerima jasa yang aku tawarkan untuk merawat Park Bersaudara di rumah ini," jelasnya.

"Aku tidak yakin untuk bertanya banyak tentang keadaan Kak Sungjin."

"Dia baik-baik saja, asalkan mengimbangi kegiatannya dengan istirahat yang cukup. Kami menjaga Sungjin dengan sangat baik. Aku dan Brian bergantian tugas. Juga, Jae dan Dowoon datang untuk membantu tapi tidak sampai menginap. Aku menyiapkan semua kebutuhanmu di jam yang telah disepakati oleh Sungjin, dan ia membawakannya ke dalam kamarmu. Aku juga ikut, namun hanya menunggu di luar kamar."

Aku tidak menyangka dengan apa yang Wonpil ceritakan.

"Saat malam, setelah Sungjin kembali dari kamarmu, ia akan turun dan segera beristirahat di kamarnya. Namun aku tetap tinggal di atas untuk menjagamu. Sungjin memintaku agar jangan sampai bertemu denganmu. Ketika dirasa kamu akan keluar dari kamar, aku langsung segera pergi ke mini studio."

Aku tertawa mendengarkan ceritanya, "Kamu pasti kelelahan karenaku."

"Kamu tidak menyadarinya, bukan? Aku selalu terlihat kesal bagimu saat mengirim pesan, seolah-olah aku mengabaikanmu. Kenyataannya, itu karena aku baru saja kembali dari persembunyianku."

Wonpil tertawa karena mengingat kejadian yang ia alami.

"Aku sama sekali tidak menyadarinya. Hanya saja, saat awal-awal aku sudah di rumah dan jalanku masih tertatih, aku tidak merasa khawatir jika aku akan terjatuh di jalan menuju kamar mandi. Mungkinkah itu sebuah ikatan?"

Wonpil menggeleng, "Itu karena Seona-ku adalah orang yang kuat. Kamu tidak akan terjatuh jika bukan karena aku yang menggodamu. Itu sudah mutlak."

Aku mengangguk tanda setuju. Lebih baik aku mengiyakan ucapan Wonpil dan membesarkan rasa kepercayaan dirinya. Aku memuji upaya kerasnya untuk menjagaku dan Kak Sungjin. Aku tahu pasti masih banyak yang tidak aku ketahui. Tentu saja Wonpil dan yang lainnya sudah kesulitan karena kami berdua.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?"

Wonpil menggeleng sembari sibuk dengan kegiatannya di dapur, "Kamu tidak bisa memberikannya sekarang."

"Kamu dan yang lainnya bisa mengatakannya kepadaku. Nanti Kak Sungjin yang akan membayarnya."

Ia menghampiri dan memberikan sarapan untukku, "Aku hanya akan menerima balasan ketika nanti kamu sudah sembuh."

"Baiklah, aku akan mempersiapkannya nanti."

"Kamu tidak perlu mempersiapkan apapun."

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Aku jadi bingung sendiri."

"Aku yakin Sungjin akan marah jika kita membahasnya kembali?"

Aku menarik baju Wonpil karena masih tidak mengetahui keinginannya. Ia berbalik badan, "Kamu ingin aku bermanja seperti anak kecil lagi, bukan? Aku tidak ingin mengulangnya. Sungjin, Brian, keluarlah. Aku tahu kalian di sana sedari tadi."

Aku melihat kamar Kak Sungjin dan Brian bergantian yang mana pintunya sedikit bercelah. Brian keluar dari kamarnya dengan akting yang sempurna, sedangkan Kak Sungjin dengan salah tingkahnya bergegas masuk ke kamar mandi.

"Kali ini kamu membuat sarapan, Wonpil? Oh, Seona, bagaimana keadaanmu?"

Aku menatap Brian, "Apakah kamu sedang melakukan liputan yang akan disampaikan kepada Jae dan Dowoon?"

"Aku sudah lapar sedari tadi lalu melihat kalian sedang berdiskusi jadi aku mengurungkan niatku untuk bergabung."

"Makanlah. Meliput berita tentu menghabiskan banyak energi, bukan?"

Brian tersenyum, "Aku akan berpura-pura tidak mendengar apapun."

Kak Sungjin bergabung bersama kami, "Mengapa kamu turun? Kakak akan mengantarkan makanan untukmu seperti biasanya."

"Aku menangkap basah tamu tidak diundang sedang tidur di sofa. Haruskah kita mengganti sofa yang lebih nyaman, Kak?"

"Tidak perlu. Aku bisa tidur di mana saja. Sayang saja tidak bisa tidur di kamarmu, Seona." keluh Wonpil.

"Kamu ingin berkelahi lagi dengan Sungjin?" tanya Brian.

"Tempat tidurmu terlalu kecil. Tidak cukup untuk tidur dua orang," jawab Wonpil

"Itu karena rumah ini memang tidak menerima anggota tambahan lagi!"

Wonpil menarik kursi dan duduk di sebelahku, "Aku tidak perlu tempat tidur yang nyaman. Berada di dekat Seona saja sudah membuatku senang."

Aku melihat Kak Sungjin. Ia membalas tatapanku.

"Tidak perlu ada yang kamu khawatirkan, Seona. Kakak tidak akan tersinggung dengan ucapan Wonpil. Biarkan ia melakukan sesuka hatinya."

Apakah aku harus senang mendengar Kak Sungjin berkata seperti atau justru berhati-hati karena khawatir akan terjadi perdebatan seperti beberapa waktu yang lalu. Saat ini, ketika aku mulai merasa gelisah karena suatu hal, jantungku rasanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Sesekali aku masih merasa tertekan karena pikiranku yang berasumsi di luar batas.

Wonpil menggenggam tanganku seraya menenangkan, "Aku bisa melakukan sesukaku. Aku sedang berusaha membuat kalian segera sembuh agar akhir pekan depan kita bisa sama-sama berkumpul di pembukaan Pekan Festival."

"Ah, iya! Pekan Festival kali ini pasti akan ramai karena akan banyak talent ibu kota yang turut serta meramaikan acara," tambah Brian.

"Aku sudah mengkonfirmasinya, acara itu akan diadakan di graha Universitas Produce. Kita tidak perlu khawatir dengan cuaca yang akan datang," ucap Wonpil.

"Panitia sudah mempersiapkannya dengan baik. Mereka tidak ingin acara itu berantakan seperti tahun kemarin. Seona, kami harap kamu lekas sembuh agar bisa bersenang-senang bersama kami!" semangat Brian.

*
Actually, last-break-fast.

All About You [KIM WONPIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang