12. Dalam Diam.

75 21 0
                                    

Aku memutuskan untuk tidak ikut berkumpul dengan Sejeong dan teman-teman. Setelah kejadian kemarin malam, apa aku memiliki nyali untuk bermain dengan leluasa? Meskipun Kak Sungjin tidak membatasi aktivitasku, aku sendiri harus bisa mengukur batasan. Aku penasaran dengan penyelesaian masalah Wonpil dengan Kak Sungjin. Apakah aku harus bertanya kepada.. Brian?

Belum sempat aku mengirim pesan kepadanya, aku mendengar pagar rumah yang terbuka. Aku memeriksa dari balkon dan terlihat keduanya baru saja pulang. Aku berharap mendapatkan kabar baik.

Sesampainya di lantai bawah, aku mengamati situasi terlebih dahulu. Brian yang lebih dahulu masuk memberi isyarat bahwa keadaan sedang tidak baik. Ada apa? Ia memintaku untuk naik lagi sebelum Kak Sungjin masuk. Aku mengikuti kode yang diberikannya dan segera berbalik badan untuk kembali menuju kamar. Apa Kak Sungjin dan Wonpil bertengkar? Adu tinju? Aku membutuhkan clue. Jika hal itu membuat hubungan persahabatan mereka memburuk, aku seharusnya ada di sana untuk menjadi penengah. Apakah mungkin Wonpil tidak bisa menjelaskan dengan baik kepada Kak Sungjin?

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku membukanya, itu adalah Brian. "Apa yang sedang terjadi?"

"Keadaannya tidak baik. Mungkin itu yang bisa aku sampaikan."

"Apa yang sudah Wonpil lakukan? Apa Kak Sungjin marah besar sehingga keadaannya tidak baik?"

"Wonpil sudah melakukan dengan baik. Namun, sepertinya kedua orang itu tidak bisa menahan emosi. Aku tidak banyak tahu karena awalnya mereka berbicara empat mata saja. Lalu terjadi perdebatan ketika kami menghampiri mereka," jelas Brian.

"Apa aku harus kembali bicara pada Kak Sungjin?"

Brian menggeleng. "Lebih baik jangan terlibat dengan kami untuk beberapa waktu."

"Aku harus mengetahui keadaan yang sebenarnya. Apa yang menyebabkan keadaan yang tidak baik itu? Bukankah tadi pagi aku sudah mendamaikan Kak Sungjin?" desakku.

"Mungkin hubunganmu dengan Sungjin sudah baik-baik saja. Tapi tidak dengan Wonpil. Mungkin kita juga akan terkena imbasnya. Tenang saja, aku dan teman-teman akan mencari cara lain untuk mendamaikan keduanya."

Meski aku tidak mendapat point penting dari penyelesaian mereka, setidaknya masih ada kesempatan lain untuk keduanya kembali berbaikan. Sayang sekali aku tidak bisa terlibat di sana. Aku pasti bisa membuat keadaan sedikit lebih baik. Apa aku perlu bertanya dengan Wonpil?

Aku mencari kontak Wonpil dan langsung menghubunginya.
Terhubung. Namun, tidak diangkat.

Aku mencoba kedua kalinya. Ponselnya aktif. Namun, panggilanku tidak kunjung diangkat. Apakah ia sedang sibuk?

Sebuah pesan masuk ke ponselku. Itu dari Wonpil.

K.

Ada apa?

angkat telfonku.

Ada perlu apa?

Wonpil mengabaikanku?

K.

Ada apa?

angkat telfonku.

Ada perlu apa?

tidak. lupakan saja.

Ketika aku membaca balasan pesan darinya baru saja, aku rasa ia sedang dalam keadaan yang tidak baik juga. Perasaan buruk yang kurasakan, mengurungkan niatku untuk mencari tahu informasi darinya. Aku benar-benar tidak akan terlibat dengan keduanya. Tidak akan!

·

14 Mei

Aku bersiap untuk berangkat kerja. Suasana di bawah sangat hening. Aku rasa Kak Sungjin maupun Brian belum bangun. Apakah mereka tidak pergi ke studio? Aku duduk di ruang tamu sembari memeriksa catatanku.
Tak lama, aku mendengar pintu kamar terbuka. Aku menoleh ke arah sumber suara.

"Kakak akan mengantarkanmu," tuturnya begitu dingin.

"Aku sedang tidak terburu-buru. Aku bisa berangkat sendiri, Kak."

"Kakak tunggu di mobil."

Sikap Kak Sungjin pagi ini berbanding terbalik dengan hari kemarin. Apakah efek keributan semalam masih terasa hingga pagi ini? Segera saja aku menyusulnya yang sudah bersiap di dalam mobil. Sepertinya Kak Sungjin telah bersiap-siap sejak awal. Terlihat dengan penampilannya sangat rapih. Mungkinkah setelah mengantarku ia akan melanjutkan pergi ke suatu tempat?

Aku masuk ke mobil dengan hati-hati. Memasang sabuk pengaman dan bersikap tenang. Perjalanan menuju kantor tempatku bekerja membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Saat ini baru sekitar 5 menit perjalanan dan tidak ada komunikasi di antara kami. Apa kabar 15 menit berikutnya?

"Apa Kakak ada kegiatan setelah ini?" tanyaku berhati-hati.

"Ada."

"Oh, ok.."

Kami kembali terdiam. Aku benar-benar buntu topik bahasan. Aku tidak bisa berlama-lama berdiam diri.

"Sebenarnya, aku merasa tidak nyaman. Apa Kakak memiliki masalah? Kakak terlihat berbeda."

"Berbeda bagaimana?"

"Ya.. Tidak banyak bicara. Apa aku telah melakukan kesalahan?"

"Itu hanya perasaanmu saja."

"Ah, mungkin iya."

Aku yakin Kak Sungjin memiliki sesuatu yang disembunyikan. Aku tidak mengerti. Ia tetap diam setelahnya. Tidak ada lagi yang bisa kami bahas. Aku pun ikut terdiam karenanya.

Sesampainya kami di depan kantorku, Kak Sungjin memanggil, "Seona."

Aku melihatnya. Sejenak ia menatap, lalu mengalihkan pandangannya. "Tidak."

Ada apa dengannya? Aku sama sekali tidak menemukan tanda-tanda masalah yang terjadi. Andai saja ia secara terbuka bercerita tentang apa yang terjadi semalam, mungkin aku bisa memiliki pandangan mengapa ia menjadi yang super pendiam seperti pagi ini. Percuma saja aku mencari tahu kepada Wonpil. Mereka berdua sama-sama mengabaikan aku.

All About You [KIM WONPIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang