14. Antar-Jemput

75 19 0
                                    

Aku sedang bersantai di ruang TV bersama Brian. Saat ini waktu menunjukkan pukul 21.00. Sedari sore aku berada di lantai bawah dan tidak merasakan adanya tanda-tanda keberadaan Kak Sungjin. Namun Brian mengatakan bahwa hari ini tidak ada latihan dan seharian ini ia berada di rumah saja. Sebenarnya Kak Sungjin pergi ke mana?

"Sepertinya aku harus pergi," ucapnya yang beranjak dari tempat duduknya.

"Ok. Pergilah."

"Sungjin sedang bersama Wonpil."

Sontak aku terkejut karena ucapan Brian, "Bagaimana bisa?!"

"Entah.. Wonpil mengirim pesan di grup. Dia meminta tolong untuk menjemput di kedai."

"Kalau begitu ayo kita pergi."

"Kamu di rumah saja. Jika Sungjin tahu kamu bertemu dengan Wonpil, dia akan marah."

Aku tidak mendengarkan ucapan Brian, "Kak Sungjin tidak akan bisa memarahiku. Ayo, pergi."

Aku dan Brian pergi menuju kedai tempat keduanya berada. Apa yang sedang terjadi? Bukankah Brian kemarin malam mengatakan bahwa Kak Sungjin dan Wonpil belum menyelesaikan salah paham? Aku berharap keduanya baik-baik saja.

Aku pergi bersama Brian dengan menggunakan taksi. Sesampainya di kedai. Aku melihat mobil Kak Sungjin di sana. Dan Wonpil.

"Bagaimana bisa kalian bersama?" tanya Brian.

"Kami bersama sejak pagi hingga berakhir di kedai ini. Aku sudah menahannya untuk tidak minum terlalu banyak." jelas Wonpil.

Aku langsung memeriksa Kak Sungjin yang sudah berada di dalam mobil. Aku rasa ia minum sangat banyak.

"Bagaimana? Apakah kalian telah berdamai?" selidik Brian.

Wonpil mengangguk, "Semua baik-baik saja. Aku tidak bisa mengantarkannya. Maka dari itu aku mengabarkan melalui grup."

Aku sedari tadi berdiri di antara Brian dan Wonpil namun tidak satupun dari keduanya yang mengajakku berbicara. Apakah aku hanya seorang figuran? Terlebih Wonpil, ia sepertinya tidak melihat keberadaanku. Ia sama sekali tidak melihatku. Ya, memang aku ini siapa?

"Itu memang tujuanku datang. Bagaimana denganmu? Di mana mobilmu?" tanya Brian.

"Aku meninggalkannya di Light kafe sebelum kami ke kedai. Aku sudah menghubungi jasa untuk mengambilnya. Aku akan pulang dengan taksi," ucapnya.

"Naiklah. Aku akan mengantarkanmu." pinta Brian.

Aku yang tidak kasat mata, terlebih dahulu masuk ke dalam mobil menyusul Kak Sungjin. Kami berempat hanya terdiam sepanjang perjalanan. Tidak ada yang membuka topik terlebih dahulu. Akupun tidak bersuara sama sekali sejak datang. Butuh waktu kurang lebih 20 menit untuk sampai ke tempat tinggal Wonpil dan aku harus menahan diri dalam kebisuan ini selama itu?

"Antar Kak Sungjin terlebih dahulu. Jaraknya lebih dekat untuk pulang ke rumah," pintaku.

"Seona, kamu kah itu?"

Aku melirik ke arah Kak Sungjin. Apakah ia terbangun? Atau mengigau?

"Park Seona.. Adikku.. mengapa kamu cepat sekali dewasa. Di mana Seona kecilku?"

Wah, gila. Kak Sungjin tidak kalah gilanya dengan Wonpil. Aku kira ia sudah seutuhnya tertidur pulas.

"Pergilah dengan bahagia, Seona.. Aku akan selalu menjagamu.. di belakangmu.."

Aku tidak mengerti apa yang terjadi kepada Kak Sungjin. Adakah sesuatu hal yang tidak aku ketahui?

"Wonpil, apa yang sudah kalian lakukan seharian ini? Apakah Sungjin memiliki masalah?" tanya Brian

"Aku rasa tidak."

Bagaimana bisa mereka berdua tidak melakukan apa-apa namun bersama-sama seharian ini?

"Kim Wonpil adalah masalahku.. Bagaimana aku bisa menghadapinya?"

Aku terkejut dan bertanya-tanya. Tentu saja ada sesuatu yang terjadi. Mungkin saja mereka membahas sesuatu hal yang penting sehingga Kak Sungjin mengatakan seperti itu. Sulit untuk tidak penasaran. Meski sebelumnya aku sudah memutuskan untuk tidak akan terlibat dengan urusan Kak Sungjin.

Uh? Apakah itu barusan?
Aku merasa Wonpil melihatku dari cermin ketika aku melihat ke arah depan. Apakah aku keliru?

·

Sesampainya kami di rumah, Brian dan Wonpil membantu Kak Sungjin berjalan memasuki rumah. Tidak ada yang bisa aku bantu. Sepanjang perjalanan aku hanya dibuat bingung dengan ucapan Kak Sungjin. Di saat Brian dan Wonpil masuk ke dalam rumah membantu Kak Sungjin, langsung saja aku berinisiatif untuk pindah ke kursi kemudi. Aku tidak ingin malam ini dan hari seterusnya dihantui rasa penasaran.

Brian dan Wonpil kembali, "Biar aku yang mengantar Wonpil pulang. Masuklah."

Awalnya Brian dan Wonpil tidak yakin dengan keputusanku. Namun akhirnya mereka menurut dan Wonpil masuk ke dalam mobil.

"Selalu nyalakan ponselmu dan segera pulang," ucap Brian.

Sebenarnya aku bisa mengendarai mobil. Namun Kak Sungjin tidak akan membiarkanku mengendarai mobilnya. Bukan karena aku tidak memiliki izin mengemudi, akan tetapi karena aku akan terlihat sangat mengangumkan saat mengemudi. Itu yang dikatakan Kak Sungjin.

Yap! Tentu saja kami kembali dalam diam dan fokus masing-masing. Aku tahu hal ini memalukan. Berkali-kali Wonpil mengabaikanku dan kini aku dengan percaya dirinya mengantarkannya pulang. Di mana urat maluku sebenarnya?!

"Masih ada waktu 10 menit untuk mencapai tempatmu. Apakah kamu tidak ada hal yang ingin disampaikan? Apa yang sedang terjadi?" akhirnya aku memberanikan diri membuka pembicaraan.

"Apakah besok kamu memiliki waktu?" tanya Wonpil.

"Untuk apa?"

"Aku ingin memanfaatkan waktu liburku besok bersamamu."

Kim Wonpil kembali lagi. Aku tahu mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk berdiskusi tentang apapun topik bahasannya. Aku tetap akan menjaga diriku sendiri agar tidak lagi terpengaruh karenanya. Aku tidak akan lagi luluh oleh perasaan sesaat. Aku menyepakatinya untuk bertemu esok hari setelah aku selesai bekerja.

All About You [KIM WONPIL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang