15. Sakit 2.

183 21 3
                                    


"Aku selalu berdoa, agar kita senantiasa diberi sehat sentosa oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Sehatnya sudah, tinggal Bapak Sentosa yang belum datang."

- Ayfa Edelweis Putri Sabella -

•••

KINI sudah memasuki hari ketiga, dimana istrinya meracau tak karuan diatas ranjang karena sakit. Zio sebagai suami, tak berangkat ke kantor untuk menjaga istrinya. Dia tak keberatan soal itu, tapi masalahnya, kesehatan istrinya tidak kunjung membaik.

Siapa sangka memang, jika terlalu banyak mengunyah bisa membuat seorang Ayfa tergolek lemas di kamar. Wajah yang kusut, bibir yang pucat, begitu menandakan buruknya gadis itu. Zio sudah membujuk sang istri agar pergi ke rumah sakit saja, tapi Ayfa tak pernah mau.

Pintu kamar terbuka, tangan kanan Zio menenteng tas belanja berisi makanan ringan pesanan istrinya. Acap kali selama tiga hari, Ayfa hanya memakan snack di atas kasur. Membuat gelaran empuk itu terpenuhi oleh beberapa plastik sampah makanan.

"Ay, sampahnya di kumpulin. Jangan dibuang sembarang," ingat Zio. Tetap saja, istrinya menutup telinga.

Ayfa, mengidap sakit selama tiga hari. Mengeluh karena kondisi rahangnya sakit. Dokter mendiagnosis jika gadis itu terlalu sering makan dan  mengunyah berlebihan. Nyatanya, dia dengan santai memakan camilan ataupun memakan burger dengan double daging tanpa rasa nyeri sedikitpun.

Terkadang, Zio curiga. Mungkin saja Ayfa memakai sebuah trik untuk mengelabui dirinya, bahwa sebenarnya gadis itu tidak sakit.

Zio duduk, ikut bergabung menonton serial drama di layar. Sesekali, istrinya tanpa diminta menyuapi Zio dengan snack di kemasan. "Zio, kenapa gak coba potong rambut kayak oppa ?"

"Aku masih muda, Ay. Belum setua itu," ujar Zio memainkan gim MOBA.

Ayfa menoleh, "Bukan itu, kayak cowok ganteng di Korea itu," tunjuk Ayfa ke layar televisi.

Zio menghentikan permainannya sekejap, melihat kearah yang ditunjuk sang istri. Tak lama setelahnya, ia menoleh pada Ayfa. "Memang, aku gak ganteng, ya ?" Tunjuk Zio tepat di wajahnya sendiri.

Ayfa menatap lamat wajah Zio. Fokus mereka tak lagi pada objek semula, malah memandang satu sama lain.

Raut Ayfa berubah serius. "Sebentar, biar aku lihat dari dekat dulu," ucapnya.

Ayfa memutar tubuh menghadap Zio, begitupun sebaliknya. Camilan yang ia makan, ia singkirkan. Tangan lentik Ayfa menangkup wajah Zio, terlihat menganalisis.

Laki-laki itu terdiam, menunggu jawaban. Sedikit terkejut, ketika Ayfa tiba-tiba mencium singkat dirinya tepat di bibir. "Ganteng kok," kata Ayfa menunjukkan gigi.

Zio masih dapat merasakan, bagaimana hangatnya kilas ciuman dari istrinya. Tanpa ia sadari, lidahnya mencecap bibirnya sendiri. Rasa itu dapat ia rasakan, masih sangat terasa. Ia tak menduga, jika rasanya akan terasa begini.

"Kayak ada micin-micin nya," tiru Zio layaknya iklan Le Minerale.

Mendengar itu, spontan Ayfa juga mengikuti apa yang suaminya lakukan. Memang ada micin-micin nya, sih, batin Ayfa.

Let Be, Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang