9. Masak dan Makan.

240 49 29
                                    


"Sepertinya, aku tidak salah memilih suami. Selain romantis, kamu juga pintar memasak. Aku jadi makin suka."

- Ayfa Edelweis Putri Sabella -

•••

MENTARI kembali menunjukkan sinarnya yang hangat, sesekali sinarnya coba ia tembuskan dari balik tirai putih suatu ruangan. Ruangan yang gelap, dimana seorang gadis masih terlelap dalam tidurnya.

Mata Ayfa masih terpejam. Memang betul apa kata Zio, jika Ayfa bangun lebih pagi dari dirinya, mungkin istrinya itu telah menyiapkan rencana terselubung. Suhu AC yang di pasang hingga sembilan belas derajat, cukup membuat Ayfa betah memejamkan mata, menarik selimut hingga setinggi bahu.

Namun, semuanya berakhir saat tangannya meraba ke sisi lain. Mengecek sekali lagi, ia meraba sisi ranjang dimana suaminya tidur. Tak ada tanda-tanda subjek itu berada.

Lantas, gadis itu membuka mata, melihat kesamping. Benar saja, Zio tidak ada di tempat. Mengetahui orang yang ia cari tidak ada, Ayfa mendudukkan diri. Apa mungkin suaminya telah berangkat bekerja tanpa sepengetahuan dirinya ? Apa mungkin Zio tidak ingin membangunkannya karena takut mendapat rengekan dari Ayfa agar lelaki itu kembali bolos bekerja ?

Tak menunggu waktu lama, gadis itu turun dari ranjang, melesat menuju lantai bawah. Pikirannya hanya terpusat pada satu tempat, garasi mobil. Memastikan, mobil suaminya masih ada atau juga ikut menghilang bersamaan dengan suaminya.

Derap langkah itu terdengar jelas, begitu terburu-buru. Satu persatu, Ayfa menuruni anak tangga. Bibirnya tak henti bergerutu. Bisa-bisanya suaminya pergi tanpa pamit terlebih dahulu, membuat dirinya kesal karena tidak bisa merayunya agar bolos kembali.

Baru saja Ayfa akan pergi menuju garasi, ia terhenti sejenak. Dari tempatnya berdiri, Ayfa sudah mencium bau masakan yang khas. Ayfa tidak bisa menebak itu masakan apa, tapi entah kenapa otaknya menayangkan menu capcay. Astaga, aroma ini saja sudah membuat perut Ayfa kelaparan.

Gadis itu tau, dimana asalnya aroma sedap ini jika bukan dari dapur. Tanpa diminta, kakinya berjalan otomatis menuju arah dapur. Dua meter lagi Ayfa akan sampai, ia terhenti. Seingat Ayfa, di rumah ini tidak ada pembantu. Seingat Ayfa juga, tidak ada yang menyentuh dapur lama, tidak juga Ayfa ataupun Zio. Mereka pergi ketempat itu hanya mengambil cemilan ringan, ataupun minuman dingin. Tidak lebih.

Penasaran, Ayfa melanjutkan langkahnya. Di pikir-pikir juga, stok persediaan daging ataupun sayuran tersisa cukup banyak. Ya, Ayfa mengetahui dari terakhir Bella dan Rika beraksi di tempat itu. Apa mungkin ada penyelundup masuk dan menyiapkannya hidangan ? Sungguh mulia sekali penyelundup itu.

Gadis itu telah berada di dapur. Mengamati punggung seseorang dari belakang, dengan tatapan takjub. Tangannya terlihat sangat lihai memasukkan bumbu-bumbu masakan, mengaduk dengan sangat hati-hati capcay di sisi kompor lainnya. Bayangan Ayfa benar, memang ada menu capcay hari ini.

Sosok itu kembali fokus pada penggorengan lain, mengaduk pelan nasi goreng. Tak lama setelahnya, ia menggoyangkan penggorengan untuk meratakan masakan. Ayfa kembali menatap takjub, sungguh profesional sekali orang ini. Ayfa merasa melihat tukang nasi goreng memulai aksi yang selalu membuatnya terpukau.

Melihat apa yang ia masak telah matang, orang itu mengambil piring saji, meletakkan dengan hati-hati. Di rasa selesai, sosok itu berbalik. Zio. Tampak jelas apron hitam melekat di badannya, kedua tangan itu membawa masakannya di atas meja makan. Terlihat begitu santai, bahkan suaminya terlihat begitu tampan.

Zio menata sarapan di atas meja, melayangkan seulas senyum pada Ayfa. "Sudah bangun ?" Ucap Zio mengawali.

Ayfa mengangguk, melihat suaminya mengambil piring dan peralatan makan. Menatanya sebegitu rupa. Mata Ayfa terlihat berbinar, ia sudah tidak sabar memakan apa yang di hadapannya ini.

Let Be, Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang