"Aku suka kegigihan mu untuk belajar memasak. Walaupun hasilnya tidak seperti ekspektasi kebanyakan."- Vigorous Zionard Eden -
•••
HARI raya Idul Fitri, identik dengan sholat ied. Ayfa dan Zio baru melakukannya, untuk pertama kali saat mereka dalam status telah menikah. Ayfa dan Zio sholat di tempat berbeda, bahkan sang istri tak dapat menemukan keberadaan titik koordinat sang suami.
Sedih, jelas. Kenapa Ayfa dan Zio harus dipisahkan oleh ratusan orang. Kenapa Ayfa tidak boleh ikut sholat disamping Zio saja, demi kesejahteraan diri Ayfa. Ayfa bahkan was-was melihat sekeliling, mengoreksi setiap wanita yang datang. Siapa tahu Ayfa mendeteksi keberadaan wanita yang lebih cantik darinya. Memberi kemungkinan peluang, sang suami menyukai wanita lain darinya.
Namun, apa yang Ayfa khawatir kan tak terjadi. Zio masih aman dalam genggaman Ayfa, tak tersabet wanita lain. Ayfa bersyukur, suaminya masih bisa menjaga mata. Jadi, Ayfa tak perlu mencuci pandangan Zio dengan Rinso sekali kucek.
Hari raya, identik pula dengan proses maaf-maafan. Bahkan, tradisi sungkem pada orang tua untuk meminta maaf, juga sungkem pada suami, dapat Ayfa ketahui.
Ya, ketika kita telah hidup tak lagi bersama orang tua. Ketika kita kini hidup dengan keluarga yang kita buat dengan menjalin sebuah hubungan, maka kita melakukan sungkem pertama pada suami.
Ayfa berjalan menuruni anak tangga, memakai baju lebaran yang begitu tak sabar ia pakai sebelumnya. Dari tempatnya melangkah, Ayfa melihat Zio telah duduk di sofa ruang tengah.
Sulit rasanya Ayfa menelan ludah. Ia mendadak gugup, deg-degan, seperti hendak di imunisasi. Ini lebaran pertamanya, berarti ini adalah sungkem pertamanya pada Zio.
Ayfa melihat Zio dari samping, mendekat dengan ragu. Suaminya mendongak, melihat wajah istrinya yang menyiratkan keraguan. Zio tak tahu, perut Ayfa tengah dipenuhi oleh kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya. Membuat Ayfa jadi ingin mulas, karena gugup.
Kaki Ayfa rasanya lemas, tak sanggup untuk berdiri lagi. Ayfa duduk, meringsek di dekat Zio. "Zee," panggilnya.
"Iya, kenapa ?"
Ragu, Ayfa berkata, "Hari ini lebaran."
Zio menatap istrinya. "Kamu, mau minta angpao ?" Tawar Zio.
Seakan mendapat door prize, Ayfa bersemangat. "Iya, Ayfa mau angpao," ujar Ayfa.
"Minta maaf dulu."
Remuk, semangat itu kembali meluntur. Tergantikan oleh rasa gugup, dan deg-degan yang kembali menyergap. Ayfa memainkan jari, bingung mau memulai.
"Zio, itu.." Ayfa menggantungkan ucapan. "tahu kan, ini lebaran pertama Ayfa sama Zio."
"Iya, terus ?"
Ayfa seakan tak bisa mengambil napas,.saking gugupnya. "Tahu kan, Ayfa biasanya kalau lebaran sungkem sama mama."
Zio menatap Ayfa. "Aku, juga sungkem sama bunda."
Lemas, rasanya memalukan jika Ayfa berkata kalau dia malu untuk sungkem pada suaminya. Ayfa gemas dengan dirinya sendiri. "Zio tahu kan ? Bi.. biasanya kalau istri.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Be, Stuck With You
Romance[Sekuel : Don't Say You Love Me] [Di sarankan agar membaca Don't Say You Love Me terlebih dahulu, agar tau kehidupan awal mereka] Dia adalah sahabat ku. Dia adalah tunangan ku. Dan dia adalah pacar ku. Bagaimana jadinya jika teman hidup mu, adalah s...