47. Kenyang.

66 13 0
                                    


"Aku ingin selalu makan, tanpa bisa gendut."

- Ayfa Edelweis Putri Sabella -

•••

DARI awal, harusnya Ayfa tahu kalau ucapan suaminya hanya untuk membuat diri Ayfa senang. Ayfa sudah merasakan, bagaimana makanan yang ia buat cocok sebagai racun hama.

Untung, Zio membeli beberapa ketupat yang telah jadi. Suaminya hanya perlu memasak opor ayam dan sambal goreng kentang sebagai penyempurna.

Seperti biasa, istrinya selalu makan dengan lahap, tak tersisa sama sekali. Bahkan Zio yakin, bagaimana istrinya yang selalu ingin nambah.

Sendok garpu Ayfa letakkan diatas piring kosong, ia menyudahi acara makannya. "Ahh, kenyang. Alhamdulillah," gumam Ayfa.

Zio melihat Ayfa, bagaimana istrinya menyandarkan punggung, seraya mengelus perut. "Kamu udah kenyang ? Yakin gak mau nambah ?" Tanya Zio.

"Ah, iya sudah kenyang. Enggak ah!" Tolak Ayfa.

Zio menatap istrinya khawatir. "Kamu lagi sakit ?"

Mendengar keraguan suaminya, Ayfa terkejut sesaat. "Enggak ih! Beneran kenyang."

•••

Ayfa menarik timbangan berat badan di dekat lemari pendingin. Suaminya terlihat menikmati tontonan di ruang tengah. Dapat dipastikan, Zio tak melihat apa yang Ayfa lakukan.

Ayfa menatap benda peramal berat badan itu, ragu. Apa iya, ia harus melakukan hal ini ? Ayfa menggeleng, mungkin sebaiknya tak usah. Tapi, ia penasaran setengah mati.

Sedikit ragu, Ayfa mengangkat kakinya. Gadis itu berdiri di atas alat penimbang berat badan, mulutnya tak henti komat-kamit merapal doa. Seraya mengintip takut, ia melihat angka yang tercetak disana.

"Empat puluh delapan ?" Gumam Ayfa tak percaya. "Aduh, berat badanku naik lagi."

Ayfa berpikir sejenak, melihat hasil angka itu. Biasanya Ayfa berada pada posisi angka empat puluh tujuh, dan hari ini berubah empat puluh delapan. Menandakan berat badannya naik satu kilo.

Apa aku harus diet ya, batin Ayfa menimbang keputusan.

"Aku harus diet!" Ujar Ayfa bersemangat.

Baru saja gadis itu mengambil keputusan untuk berdiet, suara penjual bakso keliling mengetuk kentongan, keras. Gendang telinga Ayfa masih berfungsi, ia menyadari kedatangan tukang bakso itu.

Sedikit tergopoh, Ayfa menaruh alat peramal berat badan itu di posisi semula. Ayfa berlari, melesat keluar.

"MANG BELI!"

_________________________________________

Baiklah, aku mengerti bagaimana rasanya susah mengontrol nafsu makan. Juga bagaimana susahnya untuk berdiet.

Bagi yang tengah berdiet setelah berhasil balas dendam di hari raya kemarin, semangat! Aku tahu cobaan kalian berat.

Kalau aku sih, gak usah diet-diet an. Aku lebih menyukai tubuh ku yang seksi ini. Eakk ✌️

Vote komen. Thankyuu

Let Be, Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang