"Aku khawatir kamu marah, dan pergi meninggalkan ku."- Ayfa Edelweis Putri Sabella -
•••
RUANG tengah, mendadak menjadi tempat sidang. Mungkin sebelumnya, jika ada hal itu pasti ada papa mama dan kedua mertua Ayfa, tapi kali ini lain. Kini hanya ada Ayfa, Zio, dan Mimi.
Kepala Ayfa tertunduk, duduk di sofa ruang tengah. Terlihat ia memainkan jarinya, gelisah. Ia takut, suatu hal yang tak ia inginkan terjadi. Sidang yang baru pertama kali Ayfa rasakan, dihadapan Zio saja.
Ibarat Zio adalah penggugat. Ayfa duduk tertunduk seperti pelaku utama, sedangkan Mimi yang yang meloncat di sofa lain, sebagai saksi. Lengkap sudah, hanya tinggal hakim dan pengacara, yang kembali diambil alih oleh Zio.
Ayfa masih ingat, peristiwa siang ini. Masih melekat sempurna diingatan. Bagaimana Arzo datang ke rumah, bersamaan suaminya yang pulang.
"Dia sudah punya suami. Jangan cium kening gadis yang sudah bersuami," cemooh Arzo.
Zio melirik, menatap tajam makhluk tak diundang yang duduk di ruang tamu. "Perkenalkan, Vigorous Zionard Eden. Sahabat yang sudah menyandang jadi suami sah Ayfa," tegas Zio memperkenalkan.
Arzo menyenderkan punggung, mencebik. "Gak usah ngaku-ngaku," seloroh Arzo.
Tangan Zio meraih tangan kanan istrinya, menunjukan sesuatu. Sepasang cincin yang tersemat di jari kanan Ayfa, begitupun Zio. Cincin dengan model yang hampir sama.
Zio tersenyum menang, menatap rival yang begitu ia tak sukai itu. "Tolong, jangan dekati istri saya. Terimakasih atas kunjungannya, silahkan pergi."
Ayfa masih mengingat betul kalimat terakhir yang Zio katakan pada Arzo. Kalimat usiran yang terkesan kasar, tapi begitu elegan. Ayfa juga ingat, bagaimana Arzo tak kunjung beranjak dari duduknya saat itu.
"Silahkan pergi, dan jangan kembali," seloroh Zio.
Netra suaminya melihat sang istri, kemudian melihat kearah buket bunga di atas meja. Zio mencebik, meraih bunga itu. "Dan.. bawa bunga mu lagi," serah Zio.
Terlihat jelas Zio tak suka dengan Arzo, dilihat dari bagaimana suaminya menyerahkan bunga itu kembali pada sang pemberi. Arzo tak beranjak, ia menatap tajam ke Zio.
Ayfa menelan ludah, ingin sekali ia berlari keatas, tak ingin melihat tontonan ini. "Silahkan pergi, sebelum dirimu kehilangan harga diri," tandas Zio menyilang tangan.
"Jadi ?"
Lamunan Ayfa kembali pecah. Ayfa mengumpulkan keberanian melihat suaminya yang berdiri didepan. Zio terlihat mendudukkan diri di sofa terpisah.
"Ada yang mau kamu jelaskan ?" Lanjut Zio.
Ayfa sungguh ingin menangis. Baru kali ini sikap Zio terlihat berbeda di matanya. Zio yang sebelumnya terlihat manis, berubah dingin. Zio yang sebelumnya menatap hangat, kini hanya menyorot Ayfa tajam.
Kepala Ayfa tertunduk dalam. "Ayfa minta maaf," lirih Ayfa, pelan.
Napas Zio terdengar berat. Laki-laki itu mencoba mengontrol emosi, bersabar. "Gak usah minta maaf. Aku gak butuh maaf dari kamu," tandas Zio.
![](https://img.wattpad.com/cover/210372903-288-k650868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Be, Stuck With You
Romance[Sekuel : Don't Say You Love Me] [Di sarankan agar membaca Don't Say You Love Me terlebih dahulu, agar tau kehidupan awal mereka] Dia adalah sahabat ku. Dia adalah tunangan ku. Dan dia adalah pacar ku. Bagaimana jadinya jika teman hidup mu, adalah s...