26. Peredus.

134 15 3
                                    


"Aku mencintai kamu apa adanya. Dan aku menyukaimu seperti ini."

- Vigorous Zionard Eden -

•••

NDORO Dongker. Rumah teh yang ada di kawasan Karanganyar, menjadi tempat kedua gadis itu bertemu. Ya, hanya Ayfa dan Ceirin. Tidak ada Zio, tidak ada pula seorang Victor.

Tempat strategis di salah satu lereng pegunungan, membuat tempat tongkrongan ini membawa hawa sejuk. Spot favorit tempat ini ada di teras belakang, menyuguhkan hamparan kebun teh luas, cukup menyejukkan mata.

Ayfa menyesap lavender tea. Tubuh Ayfa mendadak rileks hanya karena mencium aroma teh tersebut. Ini pertama kali bagi Ayfa, pergi tanpa suaminya, sedikit ada yang kurang.

Ceirin menyantap menu iga bakarnya, begitupun Ayfa dengan menu kari ayam. Mungkin, ini bisa disebut sebagai Wife's time.

Ceirin mengakhiri makan nya. "Kamu, banyak makan ya, Ay," kekeh Ceirin. Ayfa menatap, tersenyum lebar.

"Untung, Ayfa gak gendut, ya," timpal Ayfa. Lima detik, kepalanya memproses apa yang barusan ia katakan. Ia tersadar.

Ayfa menghentikan makannya, menatap Ceirin yang tengah memainkan ponsel. Mengusap layar datar pada benda pipih di tangan. Sejenak, Ayfa berpikir, meragu, "Emm, Cei."

"Iya, kenapa ?"

Netra Ayfa menatap tubuhnya, kemudian melihat tubuh Ceirin. Dirinya tengah membandingkan. "Ayfa.. gendut apa enggak sih ?"

Ponsel Ceirin ia letakkan, atensinya penuh pada sang sahabat. "Kok.. tanya gitu ?"

"Ayfa cuma tanya aja." Ayfa menarik napas. "Jadi, Ayfa sebenarnya gendut apa enggak ?"

"Menurut kamu, gimana ?" Tanya Ceirin balik. Sahabat Ayfa sejak kuliah itu menatap Ayfa dengan satu tangan menyangga.

Tatapan Ayfa turun, melihat badannya. "Kayaknya.. agak gendutan deh."

Ceirin tersenyum tipis, mengambil garpu, melanjutkan makan. Wajah Ayfa terlihat layu sesaat. "Gak usah lemes gitu. Gak papa kali,"

Satu suapan masuk ke dalam mulut Ceirin, kembali melanjutkan, "kita kan sudah menikah. Istri kelihatan gendut dikit itu gak masalah, suami juga maklum."

Tangan Ayfa menyendok makanan, tak berselera. "Ayfa kebanyakan makan kayaknya," lirih Ayfa.

Ceirin jadi merasa bersalah, ia mencoba menghibur Ayfa. "Enggak kok, Ay."

"Mungkin saja, efek dari KB. Tenang aja."

•••

Zio merasa ada yang aneh hari ini. Netranya terlihat kurang menyaksikan pandangan tak biasa. Ada hal lain terjadi, tentang istrinya, Ayfa.

Sejak ia tiba pulang kerja, tingkah Ayfa terlihat berbeda. Bukan, bukan mengenai pelukan. Tapi, lebih parah dari itu. Hal yang lebih membuat Zio khawatir, ada apa dengan Ayfa ?

Sore tadi, Ayfa duduk di ruang tengah, seperti biasa. Menyaksikan acara talk show di televisi, berkelahi dengan Mimi, meringsek pada Zio. Kurangnya adalah, istrinya sejak tadi tak berolahraga rahang. Ya, Ayfa tak memakan camilan. Jangankan memakan, menyentuh toples biskuit cokelat dan keripik kentang saja, tidak ia lakukan.

Let Be, Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang