24. Mimi.

123 16 0
                                    


"Kamu itu lucu, tak ingin kalah dari yang lain. Terutama, pada Mimi."

- Vigorous Zionard Eden -

•••

TUBUH Ayfa duduk tegak diatas ranjang, menoleh ke sisi lain. Tepat, sesuai rabaan tangannya, sang suami sudah menghilang. Matanya melirik jam, pukul delapan pagi.

Bibir Ayfa mengerucut. "Selalu saja, begini," gerutu Ayfa. Kakinya terlihat memendam kesal, membuat selimut yang semula menutupi kaki jenjangnya, tersingkap.

Gadis itu berlalu ke kamar mandi. Kemudian beralih turun, menuju lantai bawah. Manik mata Ayfa menangkap seekor kucing Persia, abu-abu. Sebuah Redysa bed pet portabel berbentuk paus, menelan Mimi.

Langkahnya mendekat, berjongkok dihadapan Mimi yang tengah bersiap tidur di tempatnya. "Mimi," panggil Ayfa.

Kucing betina itu masih meringkuk, menutup mata. Telunjuk Ayfa menjawil tubuh Mimi, berharap kucing gendut itu menggubrisnya. "Mimi, hey!"

Seakan tak peduli, kucing itu malah semakin melingkarkan tubuhnya. "Mimi, bangun! Udah pagi ini," ucap Ayfa.

"Kucing perawan gak boleh bangun siang. Kata Bunda Zio, gak baik! Bangun, ih!" Tangan Ayfa tak henti menoel pantat Mimi, membuat sang peliharaan sedikit risih.

Ayfa menoel pantat Mimi berulang kali. "Mimi, bangun!" Ayfa mengeluarkan ponsel, mengetik sesuatu. "Ayfa telepon Zio nih, kalau gak mau bangun!"

Mendengar nama Zio, seekor Mimi langsung membuka mata. Kepalanya menegak, tangannya mencegah Ayfa melanjutkan aksi. "Meow!"

Melihat reaksi Mimi, Ayfa ingin bertingkah jahil. "Ayfa, telepon Ah.."

"Meow.. Meow.." Mimi memukul dua kali tangan Ayfa yang menggenggam telepon. Sungguh, agresif sekali kucing betina ini jika menyangkut pengaduan dirinya pada Zio.

Mata Ayfa menyipit. "Dasar! Kucing perebut suami orang!" Tandas Ayfa.

"Meow, meow ?" Mimi memiringkan kepala, seolah memastikan pendengaran.

Jika saja Mimi adalah kucing Persia betina dengan kekuatan super, bisa berbicara layaknya manusia, mungkin ucapan Meow tadi terdengar seperti, "Apa kamu bilang ?"

Ayfa menggeleng. Sungguh, kucing tak tahu etika. Jika bukan karena Zio menyukainya, Ayfa sudah memasukkan Mimi kedalam kardus. Menguncinya ke dalam ruang bawah tanah yang berhantu, biar Mimi mati ketakutan.

Duduk. Ayfa duduk bersila di depan tempat tidur paus khusus Mimi, ia menatap serius. "Mimi, Ayfa mau bicara."

Mimi baru saja melingkarkan tubuhnya, bersiap tidur. Namun, majikan perempuan dihadapannya mengusik tidur cantiknya. "Meow!" jawab Mimi malas.

Mungkin jika di terjemahkan, Mimi berkata, "Pergi!"

Ayfa menoel pantat Mimi lagi. "Ini soal Zio," lanjut Ayfa.

Lagi-lagi, mendengar nama Zio disebut, Mimi menegakkan kepala. "Coba duduk dulu," pinta Ayfa.

Ajaib, Mimi langsung menuruti ucapan Ayfa dengan segera. Setelah selesai, kucing abu-abu itu menunggu. "Mimi.."

"Meow ?"

"Mimi tahu gak, Zio dimana ?" Ayfa menarik napas. "Tadi Ayfa bangun, Zio sudah gak ada."

"Meow.. meow.."

Ayfa mengangguk paham, Mimi baru saja mengatakan bahwa dirinya juga tidak tahu. "Meow, meow.. meow.. meow.."

"Emm, jadi gitu ya." Kepala Ayfa mengangguk mengerti.

Let Be, Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang