BAB 6

145 20 26
                                    

Malam itu Catrine duduk di depan laptopnya sambil mengerjakan tugas kantor ditemani alunan musik relaxing yang membuat hatinya tenang.

"Krrrriinggg....."

Catrine melirik ke arah layar handphonenya dan bergegas mengangkat telfonnya.

"Halo..." Kata Catrine.

"Cieee.. nelfon..." Ucap Evan.

"Ish..! kan kamu yang telfon....!" Kata Catrine dengan wajah kesal.

"Oh.. Aku ya yang telfon? Lupa, berarti kepencet." Jawab Evan santai.

"Oh.. Cuma kepencet, ya udah matiin kalo kepencet." Kata Catrine santai.

"Dih.. cemburuuu......" Kata Evan.

"KESELLL..... Bukan cemburuu... salah kalimat!" Kata Catrine.

"Oh beda yak? Ya udah mau ngomong apa?" Tanya Evan.

"Lah? Mohon maaf nih kan bapak yang telfon?" Kata Catrine.

"Oke.. oke... eh lagi ngapain? Udah makan? makan gih, nanti sakit, kalo kamu sakit siapa yang nyakiti aku?" Tanya Evan cuek.

"IIIHHH... kesel......! kamu mau ngomong apa sih? ngelawak terus deh." Kata Catrine.

"Hehehhe.. gak apa-apa bikin kamu kesel, gemes aja liat kamu ngambek, oh ya tadi kamu liat mantan aku juga ya?" Tanya Evan.

"Oh itu mantan kamu ya?" Tanya Catrine.

"Iya, emang gak tau?"

"Yah mana aku tau?" Kata Catrine.

"Oh ya kan belum kenal ya... menurut kamu gimana? Cantik gak?"

"Hmmm......." Gumam Catrine.

"Kenapa ham.. hem.. hm.. hem? cemburu ya?"

"Ih nggak kok.. aku justru mau tanya sama kamu." Kata Catrine.

"Tuh kan penasaran.. mau tanya apa?"

"Dia sering dateng ke kehidupan kamu?" Tanya Catrine.

"Ya dulu waktu masih pacaran sih, semenjak putus udah gak ketemu lagi. Emang kenapa sih?"

"Oh gitu.. berarti kamu bisa liat dia?" Tanya Catrine.

"Hah? Ya bisa lah.. namanya wujudnya keliatan pasti bisa." Kata Evan.

"Tapi....."

"Tapi kenapa?" Tanya Evan bingung.

"Kalian putus baik-baik kan?" Tanya Catrine.

"Hmm.. nggak sih, dia maksa aku buat putus.... sedih tau, akhirnya dia menghindar dari aku." Kata Evan.

"Oh gitu... Kasian dia sebenarnya."

"Kasian kenapa? Kok kamu tau?" Tanya Evan.

"Mantan kamu itu sakit..." Kata Catrine.

" Hah sakit apa? Kok tau?"

"Coba tanya sama keluarganya, dia tuh sebenarnya masih sayang sama kamu, cuma dia gak mau kamu kecewa." Kata Catrine.

"Kecewa kenapa?"

"Ya dia gak mau kamu sedih, soalnya....." Kata Catrine.

"Soalnya kenapa?" Tanya Evan bingung.

Tiba-tiba terdengar suara tangisan di dalam telfon. Evan dan Catrine pun hanya terpaku saling terdiam.



***************



Yasa meletakkan tas nya di atas bangku dan membuka bajunya, tubuhnya yang sexy pun terlihat dengan bias cahaya pantulan dari lampu tidurnya. Yasa pun melihat Evan tidur sambil memeluk bantalnya dan kaki yang terangkat ke tembok. Yasa hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Evan, saat Yasa mengambil handuknya ia terdiam.

"Yasa..."

Ia pun menoleh kebelakang melihat dari mana suara itu berasal. Namun Yasa berusaha cuek dan masuk ke dalam kamar mandi. dengan santai Yasa membuka keran air dan membasuh wajahnya dengan air. Saat Yasa memejamkan mata ia merasa seperti ada yang memegang pundaknya dari arah belakang. Yasa terdiam dan perlahan meletakkan gayungnya. Di usapkannya wajahnya dengan tangannya, dan melirik ke belakang. Saat Yasa berusaha melirik keblakang ia tak menyadari ada sosok mahluk dengan wajah yang putih mendekatinya. Yasa kembali menoleh ke depan namun ia tak melihat apaun di depannya.

Saat Yasa membuka pintu kamar mandi ia terkejut.

"Jirrr......! ngagetin gua aja lu!" Ucap Yasa.

"Yahh.. dia kaget, gantian, gua mau buang air kecil." Kata Evan sambil beruah mauk menabrak tubuh Yasa. Kemudian Yasa keluar kamar mandi sambil mengerinhkan badannya di dala kamar. tak lama Evan keluar kamar mandi sambil menggaruk kepalanya.

"Eh tebak.. tadi gua ketemu siapa?" Tanya Evan.

"Siapa? Temen lama lu? Atau cewek cantik?"

"Nah iya bener.. cewek cantik!" Kata Evan yang duduk di atas kasurnya sambil melihat Yasa berganti baju.

"Trus lu kenalan?" Tanya Yasa.

"Gak sempet.. tapi gua udah kenal."

"Lah gimana sih? Katanya gak sempet, tapi lu bilang udah kenal?" Tanya Yasa.

"Hmmm..... mantan gua." Kata Evan.

"Hah? Siapa?"

"Siapa lagi, Icha!" Kata Evan.

"Serius lu? Kok gak lu ajak kesini?" Tanya Yasa.

"Gak sempet, soalnya bus nya penuh, trus gua lagi sama Catrine."Kata Evan.

"Oh gitu... Trus Icha nya gimana?"

"Pas bus berenti, semua penumpang turun tiba-tiba dia ngilang aja gitu. dan gua gak liat jejak tubuhnya." Kata Evan.

"Dimana-mana jejak kaki, bukan tubuh." Kata Yasa.

"Oh gitu... udah berubah lagi yak! Trus tadi gua telfon catrine... dan dia liat juga loh.. cuma gua bingung kok Icha berubah ya? Dulu dia kan yang minta putus tanpa alasan yang jelas, kesel sih, sedih, gua pikir dia gak mau lagi sama gua. apa karena sikap gua yang terlalu cool ya?" Tanya Evan.

"Ah.. Cool dari mananya? Lu tuh kaya ulet... suka uget-uget tingkahnya." Kata Yasa.

"Hahahahhahahaha... masa sih? Perasaan gua cool dah, pendiem, kalem, ganteng, manis, cute, charming, sexy..." Kata Evan.

"Apa kata lu aja dah." Jawab yasa sambil menaiki tangga kasur yang tingkat. Namun dengan santai Evan menarik celana Yasa. "Eh.. lu apain sik! Celana gua melorot ini!!"

"Gua belum selesai bicara Ferguso!" Jawab Evan santai.

"Kan bisa ngobrol pas gua udh naik ke kasur panjul!" Kata Yasa sambil menarik celananya yang kedodoran dan merangkak ke kasurnya.

"Ya trus mau cerita apa lagi?" Tanya Yasa.

"Nah pas gua telfonan tadi tiba-tiba di speaker ada yang nagis. gua sama Catrine diem aja, ih.. merinding dah sumpah." Kata Evan.

"Adeknya catrine kali yang nangis?" Tanya Yasa sambil memejamka mata.

"Orang Catrine nge kos kok.. menurut lu gimana? Yas... Yas...? Yah.. dia tidur.. sialan ye gua di tinggal tidur. Au ah....!" Jawab Evn kesal dan mencoba memjamkan mata sambil memeluk guling kesayangannya.


CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang