Sore itu Evan sedang merapihkan berkas-berkas di depan mejanya, sesekali matanya melirik ke arah jam di dinding, tak berapa lama ia bergegas keluar ruangan. Dalam perjalanan ke halte Evan mencoba menghubungi Catrine.
"Halo… iya.. Loh ini siapa? Oke siap.. Siap.. Saya kesana sekarang." Ujar Evan. Dengan cepat Evan memberhentikan taxi saat di dekat halte.
**********
Semua berkumpul di luar ruangan, hanya beberapa orang yang sedang berdiri menemani Catrine di dalam ruangan, tatapannya kosong, sementara yang lainnya berusaha menenangkan Catrine. Tak lama Evan datang menghampiri.
"Kenapa dia?" Tanya Evan.
"Gak tau pak, dari tadi nangis terus.. Kadang jongkok di pojokan ruangan." Kata salah satu karyawan.
"Waduh… coba sini saya liat.. Hei.. Kamu kenapa? Sakit? Udah makan?" Tanya Evan. Namun Catrine tak menatap mata Evan, dan hanya menangis. Semua pun bingung melihat sikap Catrine.
"Nah kan nangis lagi pak, cuma heran deh, kenapa nagis gak keluar air mata ya pak? Trus liat deh, jarinya kaku, bola matanya juga muter-muter, kadang gerakan tubuhnya ngayun-ngayun gitu." kata karyawan itu.
"Ini kok hawanya panas ya? AC nya mati?" Tanya Evan.
"Nggak pak, ini udah paling dingin, dan baru kemarin di service." kata Karyawan itu. "Atau mau di bawa ke rumah sakit ya pak?"
"Ya udah bawa yuk, kali aja dia kenapa-kenapa, belum makan kan dia?" Tanya Evan.
"Udah pak, cuma tadi masa dia minta teh yang sedu panas."
"Waduh.. Nyeduh dia? Kek di warteg minta teh tubruk. Ya udah yuk kita ke rumah sakit ya. Kok gak ada yang hubungin saya?"
"Maaf tapi Emang bapak siapanya?" tanya karyawan itu.
"Siapanya yak? Jadian sih belon, au dah.. Siapanya yak? Yaaaaa… temen nya lah..! Eh tunggu saya mau kabarin sahabat saya dulu." Kata Evan sambil mengirimkan pesan singkat. Tak lama Evan dan beberapa orang membantu Catrine menuntun menuju depan, namun tiba-tiba Catrine terjatuh lemas. Evan pun dengan sigap menggendong Catrine sekuat tenanga.
**********
Yasa berjalan menuju rumah sakit bersama Nadine. Mereka masuk ke dalam ruangan dan melihat Evan sedang duduk di samping kasur rumah sakit. Terlihat Catrine terbaring lemas membuat Yasa dan Nadine terlihat sedih.
"Gimana ke adaanya?" Tanya Yasa.
"Ya tadi tangannya kaya kaku gitu, mual, dan gak lama dia istirahat." kata Evan.
"Trus kata dokter bilangnya kenapa?" Tanya Nadine.
"Hmm.. Belum, masih nunggu hasil, semoga aja gak apa-apa." Jawah Evan dengan wajah bingung.
"Ya udah lu sabar aja, semoga gak kenapa-kenapa, oh ya tadi gua udah kabarin Aldo sih, katanya nanti pulang kerja dia kesini. Tapi Vika gak bisa ikut, soalnya si Kesya rewel." Kata Yasa.
"Oh lu cerita? Tapi kan.." Kata Evan sambil menoleh ke arah Catrine yang tertidur.
"Tapi kenapa?" Tanya Yasa dengan wajah bingung.
"Ya.. Kan dia cuma temen, kita belum jadian, gak enak aja sama Catrine nya." Kata Evan.
"Santai, lu kaya gak tau Aldo aja, dia kan sahabat kita juga, apalagi Catrine kan udah bagian dari pertemanan kita." Kata Yasa. Tak lama dokterpun datang menghampiri, menjelaskan semua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️
HorrorEvan adalah seorang laki-laki yang ceria, humoris dan selalu punya tingkah yang konyol dan sangat supel. Ia pun bertemu seseroang gadis yang cantik yang membuatnya menjadi berubah. Namun hal yang paling Evan takut, ia paling takut dengan kecoa dan h...
