BAB 23

94 19 10
                                    

     Catrine berjalan menaiki anak tangga saat tiba di kantornya, sambil membawa tas laptop nya ia berusaha berjalan cepat ke arah lift. Dengan sabar Catrine menunggu lift bersama beberapa orang yang bekerja di gedung itu. Tak lama pintu lift pun terbuka, ia bergegas masuk ke dalam dan segera membalikkan tubuhnya ke arah pintu lift. Dengan sangat tergesa-gesa Catrine menggenggam erat tas laptopnya sambil menunduk.

          "Catrine…." Terdengar ada suara yang memanggil namanya. Ia pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sekeliling lift. Namun semua orang tampak saling melirik Catrine.

Ia pun berusaha tenang dan pura-pura tak perduli apa yang baru ia rasakan.

            "Catrine…." Lagi-lagi terdengar suara lembut itu. Bola matanya melirik ke kanan dan ke kiri, ia pun berusaha merasakan energi di belakang, namun ia tak merasakannya. Tak lama lampu lift pun berkedip, semua nampak panik, begitu pun Catrine. Layar digital lift pun juga berkedip. Namun lampu kembali menyala. Semua tampak tenang dan saling melirik. Lift pun kembali naik ke atas dengan perlahan. Namun saat di lantai sepuluh lift pun mati dan lampu lift pun gelap. Semua nampak panik.

Ada seorang pria yang berusaha menyalakan lampu flash handponnya, dan melihat keadaan sekitar. Ada pula yang menekan tombol darurat, tiba-tiba handphone pria itu terjatuh karena sedikit pergerakan dari lift. Hingga ruangan menjadi gelap. Pria itu berusaha mengambil handponnya dan kembali menyalakan lampu flash nya, namun Catrine terkejut saat melihat di depan matanya sosok kepala Icha dengan kepala terbalik dan wajah yang menyeramkan memandang nya. Rambutnya pun nampak acak-acakan menjuntai ke bawah. Lampu flash pun seolah bergoyang dan Catrine hanya berusaha menangkan dirinya. Tak berapa lama lift dan lampu kembali menyala. Tak berapa lama pintu lift pun terbuka dan semua bergegas keluar dari lift. Sebagian ada yang menaiki tangga darurat dan sebagian masuk ke dalam ruangan.

        "Ini pasti ulah kamu ya?" Gumam Catrine dalam hati dan berjalan masuk ke ruangannya.



                        ********




         Nadine berjalan masuk ke dalam kantor Yasa sambil membawa box berisi makanan. Terlihat Yasa beranjak dari duduknya dan memeluk Nadine dan mencium keningnya.

         "Kamu kemana aja sih? Kangen tau…" Kata Nadine.

        "Loh kan kita sering chating, iaa maaf ya belum sempet main ke rumah kamu, eh kamu dari mana? Anak-anak yayasan sehat?"  Tanya Yasa sambil menggandeng Nadine ke sofa tamu. Dengan perlahan Nadine membuka box makan siangnya.

         "Iya gak apa-apa kok, aku dari rumah, ini bawain makan siang buat kamu, anak-anak yayasan semua sehat, aku kangen aja sama kamu, nanti pulang kerja kamu ada janji gak?" Tanya Nadine sambil menyuapi Yasa.

        "Hmm… belum tau sih, kenapa? Kamu mau kemana?" Tanya Yasa.

         "Udah lama gak nonton bioskop sama kamu deh, tapi kalo kamu capek, gak usah kok gak apa-apa.. Next time aja."

         "Emang kamu mau nonton apa? Boleh aja sih kalo kamu mau, nanti dari sini aku jemput ke rumah kamu ya." Kata Yasa. Dengan senyum manis Nadine mengangguk.

        "Oh ya.. Kemarin mamah tanya sama aku, katanya temen mamah ada yang nanyain aku, katanya aku udah punya pacar belum, trus mamah aku bilang udah punya."

        "Oh ya? Kenapa tanya gitu?" Ujar Yasa.

        "Tau tuh, mau di jodohin kali sama anaknya." Kata Nandie.

         "Wah jangan dong… aku gak mau di tinggal sama kamu. Aku sayang sama kamu, kamu tuh wanita istimewa buat aku, pengertian, sabar, cantik hatinya, dan wangii.." Kata Yasa.

CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang