Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Catrine bergegas masuk ke dalam pantry, terlihat beberapa orang sedang berbincang-bincang dengan serius, ia pun segera membuat segelas teh hangat.
"Iyaa.. Serius.. Gua aja baru tau kabarnya kok.. Katanya kejadiannya di apartemen nya. Ih serem ya." Kata seorang wanita berambut sebahu.
"Emang pernah ngelakuin kejahatan apa sih? Perasaan orangnya baik deh." Kata wanita yang satunya sambil memegang secangkir kopi susu. Catrine hanya terdiam sambil mengaduk teh nya dengan sendok kecil.
"Jangan-jangan dia banyak musuhnya kali?" Kata wanita berambut keriting.
"Masa sih? Eh gak tau juga sih.. Ah pokonya serem deh. Uda yuk jangan. Nge gosip...!" Kata wanita berambut sebahu sambil berjalan ke luar pantry. Di susul wanita berambut ikal. Sementara wanita berambut keriting pun berdiri di samping Catrine sambil mengambil air panas.
"Eh mbak, tau gak? Ada gosip loh.." Kata wanita itu.
"Gosip apa?" Tanya Catrine sambil menyeruput secangkir teh hangatnya.
"Itu Mr. Alex yang di singapur. Katanya dia meninggal semalem." Jawab Wanita itu sambil berjalan keluar. Dengan sangat terkejut Catrine hanya terdiam mendengar berita itu. Wajahnya bingung, jantungnya berdegup kencang, Catrine berusaha berfikir keras, namun ia benar-benar tak percaya akan kejadian itu. Ia pun bergegas kembali ke ruangannya dan duduk di depan laptopnya. Saat menyalakan laptop ia melihat ada sebuah notifikasi email dari seseorang, Catrine pun membukanya dan ia benar-benar terkejut, mulutnya tertutup oleh telapak tangannya menunjukkan ekspresi terkejut.************
Dengan wajah yang serius, bibir yang sedang mayun dan tatapan mata yang menatap laptopnya dengan serius Evan hanya terdiam dan menarik nafas panjang, sekali-sekali ia menyeruput secangkir kopi susu yang di letakkan di atas meja kerjanya.
"Bip..Bip......." Terdengar suara nada pesan masuk di handphone Evan, ia pun segera melihat layar handphonnya dan bergegas membalas pesan yang masuk. Dengan wajah bingung Evan hanya mengusap dagunya.
"Hmmm... ada apa lagi nih? Kok perasaan gua deg-degan ya? Gak biasanya Catrine minta ketemu jam makan siang? Napa dia? Belum sarapan? Apa kangen ya? Ah.. dia kan gengsi kalo ngomong kangen, atau... dia pindah tugas kerja? Haduh.. pikiran gua menjelajah ke mana-mana nih. Ya udah lah sabar... sabar.. gak boleh GR dulu, gak boleh pikiran negatif dulu... bisa jadi ini berita penting." Gumam Evan. Tangannya pun sambil meraba ke cangkir, namun ia tak menyadari cangkirnya seolah bergeser sendiri.
Bola mata Evan langsung melirik ke arah cangkir itu. Denga wajah bingung dan dahi yang di kerut Evan terdiam. Perlahan Evan kembali meraih cangkirnya, dan segera menyeruput kopi susunya. Saat kembali meletakkan cangkirnya Evan pun kembali mengetik untuk membalas email yang masuk. Namun tiba-tiba cangkirnya pun bergeser perlahan.
Evan terdiam dan gerakannya seperti terdiam, matanya berkedip beberapa kali untuk menjernihkan pandangannya. Kepalanya sedikit di miringkan untuk memastikan posisi cangkirnya.
"Tadi gerak sendiri ya? Apa perasaan gua yak? Gak usah gegayaan lu pindah-pindah posisi, emang lu punya kaki? Mau ngajak nari salsa lu!" Ujar Evan sambil menunjuk ke arah cangkirnya. Namun cangkirnya pun tetap terdiam. Dengan santai Evan kembali mengetik. Ia tak menyadari seperti ada sosok wanita yang berdiri di belakang bangkunya, sosok mahluk wanita itu hanya berdiri, terdiam dengan rambut panjangnya, tapi seperti ada yang aneh. Terlihat tetes demi tetes darah yang menetes dari wajah mahluk wanita itu. Sampai tiba-tiba dia membungkukkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya di dekat pipi Evan sebelah kiri, wajah wanita itu menyeramkan. matanya putih, wajah hancur, darah segar yang menetes dan gerakan yang tak lazim.
Dengan santai Evan menoleh ke arah sebekah kiri, matanya berkedip-kedip, bibirnya manyun, dahinya kembali di kerut. Mahluk itu hanya menggoyang-goyangkan kepalanya perlahan. Jantungnya mulai berdetak kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️
HorrorEvan adalah seorang laki-laki yang ceria, humoris dan selalu punya tingkah yang konyol dan sangat supel. Ia pun bertemu seseroang gadis yang cantik yang membuatnya menjadi berubah. Namun hal yang paling Evan takut, ia paling takut dengan kecoa dan h...