BAB 34

104 16 69
                                    

       Semua mata tertuju pada Aldo saat Wati menunjuk ke arah nya. Perlahan Catrine hanya mencoba menenangkan dan melindungi Wati.

    "Jadi… lu kecelakaan setelah gua pulang? Shittt…!!! Kalau tau kejadiannya kaya gitu, gua gak bakal ninggalin lu! Oh jadi Kevin pelakunya. Pantes lu suka dateng ke rumah gua, kadang sekelebat, gua itu lu Cha… gua beneran merasa bersalah juga gak cerita sama yang lainnya karena ini kemauannya Icha. Maafin gua Yas, Van, termasuk istri gua sendiri." Kata Aldo sambil meneteskan air mata.

     "Lu gak salah Al.. Gua tau lu type teman yang menjaga rahasia, sampai akhirnya Icha sendiri yang cerita melalui raga Wati. Lu gak perlu merasa bersalah. Justru gua yang merasa bersalah, gua yang gak ngertiin dia, gua egois…! Segarusnya gua bisa belajar sabar.." Kata Evan sambil menangis. Sementara Yasa hanya berusaha menenangkan hati Evan.

        "Gua ngerti, pada saat itu kalian masih pada labil, dan sama-sama sedang berjuang, gak ada yang salah, mau Evan atau mendiang. Hanya kedewasaan yang membuat kita sadar." Kata Yasa.

     "Bener Yas.. Perlahan gua belajar untuk gak pecicilan kaya dulu, gua belajar buat lebih berfikir dewasa, belajar buat menghargai waktu, belajar untuk gak sradak-sruduk walau kadang masih, karena gua tau, hanya dengan sikap itupun yang di inginkan Icha.. Tapi gua tetaplah gua, dan gua gak mau jadi pribadi yang kaku, gua pengen buat orang-orang du sekekiling gua bahagia, walau sebenarnya hati gua rapuh kehilangan Icha, hati gua sakit.. Sakit banget saat kehilangan Icha, saat mengetahui…. Kalau Icha udah meninggal. Gua juga gak menyalahkan Mr. Alex, sama sekali nggak, dan gua gak tau apa gua harus marah atau nggak sama Steven." Ucap Evan. Matanya terus berlinang air mata sambil Menunduk, perlahan Evan melirik ke arah Wati. Namun Evan melihat wajah Icha yang sedang menangis sambil menunduk.

         "Gua ngerasain Icha pun sedih, karena kesalahannya juga." Kata Catrine.

        "Cha.. Maafin aku yaa.., aku sekarang sudah belajar dewasa karena kamu, setelah kamu ninggalin aku, tapi kamu akan tetap selalu ada di hati aku. Izinkan aku bahagia.. Boleh ya?" Kata Evan.

Wujud Icha pun menengok ke arah Evan, mereka saling menatap, perlahan Evan memegang tangannya. Perlahan Icha pun mengangguk sambil menyentuh tangan Catrine. Evan melirik ke arah Catrine, mereka saling menatap bingung. Icha pun menyender ke lengan Catrine dan mengusap tangan Evan.

     "Jadi.. Kamu gak marah sama aku? Aku udah janji sama kamu akan bantu kamu saat kamu masuk ke raga aku, untuk bantu untuk bertemu Evan. Jujur, aku juga menyayangi Evan.. Hanya aku menghargai perasaan kamu." Kata Catrine.

Dengan senyum kecil Icha tersenyum sambil mengangguk.

     "Jadi.. Aku udah curiga, waktu itu Catrine pernah bersikap aneh, aku pernah ngerasain auranya, ternyata itu kamu Cha? Tapi beberan kalau aku boleh pacaran sama Catrine?" Tanya Evan. Perlahan Icha mengangguk tersenyum.

     "Bagaimana kita biasa cari tau keberadaan Kevin?" Tanya Yasa. Seketika Mata Icha menatap tajam ke arah Yasa. Sontak Yasa menjad takut dan terkejud.

      "Jangan Cha… belum saat nya." Ucap Jaka. Semua menoleh ke arah Jaka. Dengan gaya yang dewasa Jaka duduk bersila sambil menunduk.

     "Eehh… ini temen kalian juga?" Kata Catrine sambil melirik ke arah kupu-kupu yang hinggap di tembok.

     "Temen? Maksudnya…. Indra??" Tanya Yasa. Perlahan Semua menoleh ke arah Jaka. Dengan santai Jaka mengangguk, tangannya sedikit tertekuk namun pembawaanya santai.

    "Senang bisa kumpul disini.. Kalian suda banyak melewati masa-masa sulit, sudah saat nya kalian bahagia, Cha.. Relakan Evan dengan gadis pilihannya. Ayo kita pulang.. Kasian mereka." Ucap Jaka yang suaranya menyerupai suara Indra sabat mereka dulu.

CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang