Yasa duduk di cafe dekat bengkelnya sambil menikmati secangkir kopi susu dan bermain game di handponnya. Suasana sore itu terlihat ramai, sesekali Yasa menoleh ke arah para karyawan yang tetap semangat bekerja. Pelanggan pun datang dan pergi meninggalkan bengkel. Tak lama sebuah mobil sport berwarna putih terparkir di dekat cafe, Yasa pun hanya tersenyum melihat mobil itu. Tak lama Aldo menutup pintu mobilnya.
"AAAAALLL... TOLONG!" kata Evan. Dengan cepat Aldo berjalan ke arah Evan. Sementara Yasa berdiri melihat keadaannya.
"Kenapa? Lu kejepit pintu?" Tanya Aldo panik.
"Ini.. Gua mau turun ada yang narik, kan tangan gua bawa tas sama laptop." Jawab Evan.
"Kenapa dah? Heboh banget nih anak." Sahut Yasa saat menghampiri Evan dan Aldo.
"Ya gimana gak heboh, tas di pegang, laptop di pegang, burger di tangan, seatbel nya gak di lepas." Kata Aldo sambil berusaha melepaskan seatbelnya. Seketika Yasa menyolek pundak Aldo dan ia pun bergegas mundur.
"Lah kok gak jadi? Gua kasian loh, gak iba kah gua kesusahan kaya gini? Empatinya ketinggalan di kantor?" Canda Evan. Seketika Yasa menutup pintu mobil dan merangkul Aldo. Dengan wajah panik Evan hanya terlihat berbicara namun tak tedengar suaranya.
"Maaf pak. Nanti anak orang keabisan nafas di mobil, saya yang repot." Jawab Aldo.
"Oh iya lupa, saya pikir bapak sendirian aja." Jawab Yasa sambil membuka pintu mobil.
"Mata lu kicer! Bener-bener lu ya Yas... Jangan sampe pas lu nikah catring nya gua cegat di jalan nih, biar tamunya cuma minum air doang!" Jawab Evan sambil berusaha turun. Sementara Aldo dan Yasa pun hanya tertawa mendengar ocehan Evan.
Tak lama mereka duduk di cafe bersama-sama, seorang waiter menawarkan minuman pada Evan dan Aldo.
"Gimana-gimana Al, ada perkembangan apa?" Tanya Yasa.
"Ada Yas, gua udah dapet info." jawab Aldo sambil menjelaskan apa yang ia temukan informasinya.
"Oh ya gua juga mau bilang, kata Jaka ada sosok yang datang." Ucap Yasa.
"Siapa Yas?" Tanya Aldo.
"Hmm... Indra, katanya Jaka sih, cuma, gua juga bingung, kok dari pihak sana belum temuin siapa pelakunya yang perkosa Icha ya?" Tanya Yasa.
"Ya mungkin orang sana gak percaya hal-hal mistik kali, jadi mereka hanya lebih fokus dengan penalaran mereka." Jawab Aldo.
"Yah.. Mereka belon tau aja kalo udah ketemu pocong, kuntilanak, genderuwo, dan sebangsanya." Jawab Evan.
"Trus baik nya kita gimana nih buat nemuin pelakunya Yas?" Tanya Aldo.
"Ya coba kita tanya Jaka sana Wati kali ya, kali aja mereka bisa komunikasi sama Icha." Kata Yasa.
"Trus kalo udah manggil gitu, Catrine gua ajak gak?" Tanya Evan.
"Hmm.. Jangan dulu deh, takutnya kenapa-kenapa." Kata Yasa.
"Iya sih bener juga, nanti kan repot ya kalo mereka rebutin gua? Lah gua juga bingung mau pilih yang mana! Masa lalu apa masa kini?" Kata Evan.
"Somboong bener dah gaya lu Van." Jawab Yasa.
*********
Malam itu Aldo, Evan dan Yasa, dan Catrine duduk di ruang tamu, tak lama Nadine datang sambil menggandeng Wati dan Jaka. Mereka pun berjalan ke ruang tengah di dalam rumah yayasan, sementara anak-anak yang lainnya masuk ke dalam kamar bersama mbak-mbak yang merawat mereka.
"Kalian udah siap" Tanya Yasa. Semua pun nampak mengangguk dan duduk bersila, terlihat wajah mereka terasa tegang, Aldo pun dengan perasaan gugup berusaha tenang. Semua membentuk sebuah lingkaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️
HorrorEvan adalah seorang laki-laki yang ceria, humoris dan selalu punya tingkah yang konyol dan sangat supel. Ia pun bertemu seseroang gadis yang cantik yang membuatnya menjadi berubah. Namun hal yang paling Evan takut, ia paling takut dengan kecoa dan h...