BAB 18

107 14 24
                                    

     Hari ke dua Catrine masih berada di singapur bersama Evan. Setelah menikmati makan malam mereka berjalan-jalan menyusuri jalan, Cahaya lampu yang menghiasi gedung, sesekali Catrine menunjuk ke sebuah gedung yang unik. 

         "Itu kebon duren ya?" Tanya Evan sambil melihat dengan takjub.

       "Bukan, itu namanya Esplanade Theatres on the Bay, biasanya buat tempat pertunjukan, ada toko-toko yang jual barang-barang menarik sih, waktu itu juga pernah loh ada pertunjukan angklung yang dimainkan oleh anak-anak dari berbagai sekolah di Singapura. Itu tempat bergengsi di sini. Bahkan penyanyi Indonesia juga pernah konser di situ." Kata Catrine.

       "Oh ya? Siapa?" Tanya Evan.

       "Diva Indonesia, Krisdayanti pernah konser di situ. Penyanyi luar pun juga pernah konser di gedung itu." Jawab Catrine.

       "Wah hebat si Tante KD ya! Bangga lah sama Tante." Kata Evan.

       "Tante, emang kenal? Kamu tau film Mery Riana gak? itu Filmnya bagus banget yang judulnya Mimpi Sejuta Dolar. Mereka juga pernah syuting disini." Kata Catrine.

        "Tau dong, Itu pemain idola aku tuh, Dion Wiyoko sama Chelsea Island kan? Emang bagus tuh Film.. Kalo gak salah adegannya yang mau kasih cincin kan? Ahh…andai aku juga bisa ngelamar wanita idaman aku di sini.. Pasti aku bahagia…" Kata Evan, namun tangan kanannya merogoh saku celananya, seperti ada sesuatu di saku celananya.

        "Kamu ngapain sih rogoh-rogoh kantong celana? Mau prakekin adegan itu?" Canda Catrine sambil tersenyum dan berjalan cepat ke arah jembatan. Sementara Evan dengan gugup hanya menunduk melihat saku celananya dan perlahan menarik sesuatu.
  
        "Yahh… udah gua simpen baik-baik, benyek deh cemilan gua, mana ada minyak di tisyu nya.. Tisyu please.." Sahut Evan sambil berjalan menyusul Catrine.

        "Kenapa? Kamu abis pegang apa?" Tanya Catrine.

        "Ehh.. Anuu….."

        "Ih sini aku liat.. Ya ampun Evan…. Aku pikir gorengannya udah di makan semua tadi, ternyata masih di sisain di kantong, ih mana tangan kamu berminyak, sini pake tisyu basah aku lap." Kata Catrine sambil mengambil tisyu basah di dalam tas nya. Perlahan Catrine berusaha membersihkan tangan Evan. Rambutnya pun tersibak angin malam, Evan hanya memandang Catrine dengan wajah tersenyum.

        "Kamu cantik.." Kata Evan perlahan.

        "Apa? Kamu ngomong apa tadi?" Tanya Catrine sambil mengambil makanan yang sudah kotor ke dalam tisyu kering.

       "Eh.. Nggak.. Emang gak denger?" Tanya Evan.

       "Nggak, aku kan lagi sibuk bersihin tangan kamu nih, banyak minyaknya. Lain kali kalo mau di bungkus ngomong ya, jangan di katongin."

       "Iya, tadi takutnya laper pas jalan-jalan. Hmm.. Catrine...."

        "Iya Van?"

        "Aku mau tanya sama kamu, selama kenal sama aku, kamu nyaman gak?" Tanya Evan dengan wajah serius.

       "Kenapa tanya itu?"

       "Gak apa-apa, pengen tau aja dari mulut kamu. Kan kamu tau aku ceplas ceplos, dulu, jaman aku kuliah, aku tuh lebih cerewet dari ini, mungkin semakin dewasa aku merasa aku harus merubah mindset ku, karena gak semua wanita menginginkan pasangan yang terlihat cuek dan kaya anak kecil. Tapi.. Saat ketemu kamu kamu yang terlihat dewasa dan kalem, aku jadi malu." Jawab Evan. Sementara Catrine hanya tersenyum.

       "Van.. Jujur aku nyaman aja kok sama kamu, hmm.. Kamu beda dari yang lain, gak genit, menghargai wanita, dan pekerja keras, tapi…."

        "Tapi apa Catrine?" Tanya Evan dengan wajah yang serius.

CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang