Beberapa bulan pun telah berlalu, hari minggu pagi yang cerah Yasa membuka jendela balkon nya, ia pun menyeruput secangkir kopi susu yang hangat ditemani iringan musik instrumen yang menenangkan. Terdengar suara kicauan burung melintas dari dahan-dahan ranting pohon di depan kamarnya. Yasa melirik ke arah jam dinding yang berada di dekat jendela, waktu menunjukkan pukul setengah delapan pagi.
"Buuuugggggg!!!" Terdengar suara bantal yang terlempar ke punggung Yasa. Dengan terkejut Yasa menoleh ke belakang dan melihat Evan dengan posisi tidur nungging sambil menutup ke dua kupingnya dengan guling.
"Terang amat sih, masih ngantuk ini… ish...!! itu kecilin suara musiknya sih!." Kata Evan. Perlahan Yasa mengambil bantal yang jatuh dan meletakkanya di atas bangku kerjanya. Sambil tersenyum kecil Yasa memegang handphonnya dan mencari lagu lain, mencoba memberi semangat di pagi hari.
"Lima tahun sudah ku pacaran denganmu..
Kamu katakan aku cinta sejatimu
Tapi nyatanya kamu tak juga lamar-lamar aku..Hari demi hari kulalui dengan mu,
Beribu janji kau berikan pada ku,
Papa mama ku bilang nanti aku di ambil orang…Kawin-kawin kapan kawinin aku
Aku tak mau tunggu lama-lama,
Lama-lama aku bisa gila karena mu..Kawin-kawin kapan kawinin aku
Aku tak mau tunggu lama-lama
Kapan kau bawa aku ke bapak penghulu… kawinn.. Kawin.. Kawin… kawin…" Terdengar musik dangdut yang di nyanyikan oleh penyanyi Eri Susan dengan iringan gendang dan irama yang menyemangati pagi hari, Yasa pun sedikit membesarkan volumenya. Terlihat Evan dengan goyang uget-uget saat nungging ikut berjoget, kedua tangannya pun di bentangkan dan kedua jempolnya bergoyang, sementara wajahnya masih tertutup oleh guling.Yasa pun segera meletakkan gelasnya dan mengambil handphone Evan dan merekam kejadian itu. Perlahan selama musik masih berjalan, Evan mulai bangun dan dengan santai Evan beranjak dari kasurnya, ia pun joget di depan Yasa seperti penari ular.. Lidahnya pun di julurkan berkali-kali dan matanya melotot selayaknya tari ular, pinggul nya di goyangkan ke kanan dan ke kiri, Yasa sambil menahan tawa terus merekam tarian Evan.
"Hobaaaaaaaaaaaa!!! Di goyang sekabupatennnn!!!!" Teriak Evan sambil goyang ngebor ke bawah hingga pinggulnya bergoyang dengan lentur. Akhirnya Yasa tak kuasa menahan tawa, suara tawanya pecah melihat tingkah Evan, dengan wajah lelah, dan lidah yang memelet Evan duduk di karpet memandang Evan dengan tatapan datar.
"Hahahahahahahahhaahha…" Suara Yasa yang terus tertawa melihat tingak Evan, dengan rambut acak-acakan dan wajah yang datar dan mulut komat-kamit.
"Ada prilaku lu bangunin orang kaya gitu?! Udah tau lagunya enak, makin di kencengin! Naluri gua pun memuncak buat ikutin irama… mana lagunya ngajak kawin, suaranya empuk, musiknya bikin gak bisa nahan untuk joget! Bener-bener lu Yas.. Mentang-mentang mau kawin, bikin gua iri aja pengen bulan mandu!" Kata Evan.
"Ehh.. Ehh.. Eh.. Halalin dulu! Baru bulan madu! Sembarangan lu." Jawab Yasa sambil meletakkan handponnya dan mengambil gelas yang berisi kopi susu. Namun saat Yasa ingin menyeruput Evan dengan santai bangun dari duduknya sambil menarik lengan Yasa. Seketika kopi yang yang berada di gelas Yasa tumpah ke wajah Evan. "Laahhhh…. Ngapa lu tarik tangan gua! Tumpah banyak deh kopi susu gua, tuh mana sampe ke badan lu basah, sono mandi…!" Sambung Yasa dengan wajah bingung. Sementara Evan dengan wajahnya yang basah dan mata yang tertutup berusaha membasuh wajahnya dengan tangannya.
Evan pun perlahan berdiri dari duduknya dan hanya diam penuh sabar.
"Iya.. Ini kesalahan gua, gak apa-apa, udah biasa, oke.. Emang gua disuruh mandi." Kata Evan dengan tenang dan berjalan ke kamar mandi. Sementara Yasa hanya tersenyum melihat tingkah Evan pagi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UGET-UGET (Bab 1 - BAB 34 TAMAT) ✔️
TerrorEvan adalah seorang laki-laki yang ceria, humoris dan selalu punya tingkah yang konyol dan sangat supel. Ia pun bertemu seseroang gadis yang cantik yang membuatnya menjadi berubah. Namun hal yang paling Evan takut, ia paling takut dengan kecoa dan h...