"Samudra mau seperti senja? Yang pergi dan datang kembali? Rinjani enggak tau gimana kalo Rinjani tanpa Samudra. Rinjani mau Samudra selalu ada di dekat Rinjani, kita sudah bersahabat lama dan cuman kamu teman yang paham tentang aku Samudra. Kamu satu satu nya sahabat Rinjani, kamu yang mengajarkan aku cara menikmati senja terbaik." Ucap Rinjani
Samudra tersenyum manis melihat ke arah Rinjani sembari mengelus kepalanya Rinjani.
Tak terasa mereka sudah setengah perjalanan dan sedikit lagi sampai di kota tujuan. Rinjani yang entah kelelahan atau kekenyangan pun tertidur pulas tepat di pundak Samudra. Suasana bus sepi hanya terdengar suara angin yang menembus jendela jendela. Samudra tidak tidur seperti Rinjani, melainkan duduk diam menikmati pemandangan pepohonan hijau yang tertembus oleh cahaya cahaya matahari siang.
"Imut banget sih, Samudra gak akan pergi seperti senja Rinjani. Senja memang indah namun meninggalkan kenangan desetiap ujung nya. Entah berapa lama aku harus menahan perasaan ini untuk mu Rinjani, engkau tak akan pernah tau tentang perasaan ini. Aku akan menjaga persahabatan kita, aku tak rela jika suatu hari kau menangis karena seorang laki laki. Kita sudah tumbuh besar sekarang Rinjani, cepat atau lambat entah aku atau kamu pasti akan ada seseorang baru yang hadir untuk menemani hari hari yang akan datang. Semua nya seperti teka teki yang aku tak tau ujung nya akan seperti apa. Aku akan menjaga mu dan aku akan menjaga perasaan ini agar kau tak perlu tau seperti apa aku menahan rasa ini Rinjani, ini janji ku pada diriku."
Gumam Samudra dalam hati yang terpaku menatap Rinjani yang sedang tidur.
Rinjani dan Samudra kini sudah menginjak kelas 11 semester 1, mereka masuk salah satu sekolah favorit di kota nya. Rinjani hanya ikut organisasi Osis di sekolah nya dan menjabat sebagai wakil ketua Osis, sedangkan Samudra tak ikut organisasi apapun dan lebih memilih ekstrakulikuler pecinta alam.
Di sekolah Rinjani sangat sibuk dengan kegiatan nya dan jarang masuk kelas, namun ia tetap berhasil menjadi salah satu siswi berprestasi. Itu semua berkat Samudra, karena mereka sekelas dan Samudra selalu memberi Rinjani ringkasan materi yang terlewatkan oleh Rinjani di kelas.
"Samudra, udah sampai?." Tanya Rinjani sembari mengucek matanya yang baru bangun
"Sedikit lagi sampai, bangun ya Rinjani minum dulu." Balas Samudra
"Pegellllllllllllllll." Keluh Rinjani langsung berdiri membunyikan pinggang nya yang terasa mau lepas
"Samudra, setelah sampai kita akan kemana?." Tanya nya lagi"Nunggu di terminal Rinjani, entar paman jemput kita." "Kamu ingat gak dulu waktu kecil kamu di angkat paman terus di terbangin, kamu teriak Rinjani terbang jadi pesawatttttt wusssss." Ucap Samudra
"Ihh Rinjani lupa Samudra." Sahut Rinjani sambil mengingat ngingat kejadian belasan tahun lalu
"Rinjani jadi pikun ya sekarang hahahaha." Ledek Samudra
"Ya kan itu udah lama Samudra gendut." Ledek Rinjani kembali "Samudra ya dulu waktu kecil gendut hitam cengeng kalo di tinggal mama nya pergi."
"Hahahaha tapi kan sekarang udah ganteng kan Rinjani." Tanya Samudra dengan memasang muka senyum dan hanya di balas Rinjani oleh tarikan nafas panjang.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam setengah, akhir nya mereka sampai di terminal kota tujuan dengan penanda teriakan kernet yokkk sampai sampai.
Rinjani turun dari bus dengan hati hati karena ransel yang ia bawa sangat berat, kali ini ia tak membiarkan Samudra membawa ransel nya. Rinjani melihat di tangan Samudra penuh dengan makanan dan sampah, sedangkan punggung nya menggendong 2 tas ransel besar dan kecil. Memang beda penampilan anak pecinta alam dan anak biasa yang akan pergi berlibur, terlihat jelas tas ransel Samudra sangat besar dan penuh. Entah apa saja yang di bawa oleh Samudra, padahal mereka akan berlibur 3 hari saja.
"Rinjani gak papa bawa ransel nya sendiri?." Tanya Samudra
"Gak papa Samudra ringan aja ransel Rinjani kan kuat."
"Bentar ya, aku telfon paman dulu." Jawab Samudra dan dibalas anggukan oleh Rinjani
Setelah menunggu sekitar 10 menitan akhir nya paman Samudra datang menjemput, beliau keluar dari mobil dengan mengenakan seragam lengkap nya. "Hallo gimana perjalanan kalian?." Tanya paman Samudra dengan suara yang tegas
"Capek dan pegel paman." Jawab Samudra sembari memasukan tas ransel ke dalam mobil
"Eh gadis kecil manis sudah besar sekarang, gimana kabar nya ayah ibu Rinjani." Tanya Paman Samudra kepada Rinjani
"Hehehe Alhamdulillah baik semua paman." Balas Rinjani dengan senyum
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Segitu dulu ya ceritanya, maaf kalo masih banyak salah susunan kata dan typo typo nya. Jangan lupa pencet bintang nya ya biar semangat author nya nulis♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Fiksi Remaja"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥