Ke - 24

56 4 0
                                    

Mentari muncul untuk menghadirkan awal, senja di ciptakan untuk menandakan akhir.
Dan waktu, selalu menjadi ruang tunggu untuk terus melangkah.
Entah ke depan? Ke belakang?
Ahh.. Semua nya terasa rumit.

-Rinjani Putri Bramata

***

"Bagaimana hari ini menyenangkan? Menyedihkan? Atau? Ahh sudah lah." Lamun Rinjani

Duduk di kursi taman menghadap langit yang terukir oleh awan-awan indah, memegang segelas cangkir kopi dan tak lupa sebuah biskuit menemani Rinjani.

Kopi? Awan? Langit? Senja? Pemandangan? Pantai? Semua yang selalu Rinjani nikmati bersama Samudra. Entah dari kapan, semua hal itu menjadi menyenangkan jika dilewati bersama Samudra.

Setiap kata yang keluar dari mulut Samudra terasa menyenangkan bagi Rinjani. Seakan semua nya menjadi milik nya.

Semesta untuk pertama kali nya kau membuat Rinjani kecewa.
Apa semua nya harus berakhir seperti ini?
Apa waktu terus saja berputar namun tak menemukan ku padanya?
Samudra, bagaimana kabar mu?
Apa semua nya baik-baik saja?
Apa yang sudah terjadi denganmu?

Semua nya terasa sunyi, kosong dan tak tentu arah. Ucapan 3 tahun lalu yang keluar dari mulut Samudra kini terasa jauh dan semakin jauh. Memang menyedihkan jika mengingat kala itu, dimana ada obrolan sepenggal yang mengakhiri kisah ini. 3 tahun yang lalu.

"Rin, aku sudah memutuskan untuk berkuliah di jogja. Dan orang tua ku sudah setuju."

"Lalu? Bagaimana dengan ku?"

"Kamu harus melajutkan mimpi mu berkuliah kedokteran disini, Rin. Semoga hari-hari mu menyenangkan."

"Bagaimana bisa hari-hari ku menyenangkan tanpa mu?"

"Aku tak tahu, Rin. Aku pun berpikir, orang bilang jogja adalah kota istimewa, semua sudut kota jogja pun istimewa. Tapi, Rin."

"Tapi apa, Samudra katakan."

"Tapi Rin. Jogja tanpamu, apa masih menjadi istimewa bagiku? Seperti nya tidak Rin."

Rinjani memeluk Samudra dengan sangat erat dan menangis tak terkendalikan.

"Jaga dirimu baik-baik disini Rin. Jika kamu melihat semesta, maka ingatlah aku Rinjani. Aku akan selalu ada didekat mu bersama semesta yang menemanimu. Aku akan memberimu kabar, sampai jumpa diwaktu yang terus berjalan Rinjani."

Menyedihkan jika mengingat semua ucapan Samudra kala itu. Rinjani menunggu Samudra hingga detik ini, namun untuk mendapatkan kabar dari Samudra sangatlah susah. Entah bumi yang telah menelan nya atau ia memang sengaja menghilang dari semesta ini.

Terakhir kali Rinjani mendapat pesan dari Samudra 1 tahun lalu saat Rinjani masuk berkuliah kedokteran.

"Aku tahu kau akan mencariku, bahkan aku tahu kau akan menunggu kabar dariku Rinjani, bersabarlah untuk semua nya. Kau akan dapat jawaban di waktu yang tepat, di waktu yang selalu kau tunggu dan di waktu yang akan membawa kita bertemu kembali. Aku harab kau tak lelah menungguku kembali, namun jika kau telah menemukan seseorang yang tepat untukmu aku akan menghilang dari semesta mu Rinjani. Teruslah tersenyum dan bergerak maju meraih mimpi mu menjadi seorang dokter, aku akan selalu mendoakanmu dan terlebih lagi aku akan selalu menatap langit dan semesta yang sama bersama mu meski berbeda tempat. Di akhir aku akan selalu berkata sampai jumpa kembali di waktu yang entah kapan itu." Ini lah isi pesan terakhir yang di terima Rinjani dari Samudra.

Semenjak itu, entah dimana Samudra berada. Ia tak pernah mengirimi pesan kembali teruntuk Rinjani. Saat Rinjani berusaha mengirim pesan tak mendapat balasan satu pun dari Samudra, hanya di baca tanpa di balas oleh Samudra. Rinjani hanya ingin tahu bagaimana keadaan Samudra di sana, apa ia baik-baik saja.

Mengapa ia begitu jauh dari Rinjani?
Mengapa seolah-olah Samudra menghindar dari nya?

**

Di lain waktu dan tempat, Rinjani terkejut saat mengetahui nama Indra Maheswara tertulis sebagai mahasiswa yang lolos di fakultas kedokteran yang sama bersama Rinjani.

Semenjak lulus SMA Indra selalu memberi perhatian lebih kepada Rinjani, Rinjani tak menanggapi nya dengan serius. Menganggab Indra sebagai teman sudah cukup bagi Rinjani.

Saat kuliah pun Indra selalu menemani Rinjani kemanapun. Perihal perasaan kepada Indra, Rinjani tak merasakan apapun. Melainkan hanya sebuah perasaan teman kepada temannya. Berbeda dengan Samudra, ia memiliki ruang tersendiri bagi Rinjani.

Hari ini seperti biasa, Rinjani berangkat ke kampus di antar oleh ayah. Semenjak tidak ada Samudra, Rinjani lebih sering berangkat di antar oleh ayah atau naik ojol.

"Haii.. Rin." Sapa teman Rinjani di kampus

"Haii."

"Nih ada titipan kopi dan susu untuk kamu."

"Loh.. Dari siapa?"

"Indra. Yaudah ya Rin aku duluan bye."

Saat berkuliah Rinjani tak banyak mempunyai teman, hanya 1 atau 2 orang saja yang bisa memahami Rinjani. Tasya, sahabat Rinjani saat di SMA kini sedang menempuh pendidikan nya di Amerika. Sedangkan, Zavier berkuliah dan kembali ke kota asal nya yaitu medan.

Rinjani baru menyadari, dari kopi dan susu yang diberikan oleh Indra terdapat sebuah surat yang tertempel di kedua minuman tersebut.

"Semoga kamu menyukainya."
"Semangat untuk kuliah hari ini."

Ya itu lah isi surat dari Indra yang tertempel pada kedua minuman ini.

Rinjani hanya mengambil susu yang diberikan oleh Indra, untuk kopi ia memberikannya pada mahasiswa cowok di kelas nya.

Kuliah hari ini sangat melelahkan, di tambah lagi dengan tumpukan tugas-tugas yang sudah menanti di depan mata.

Rinjani melangkahkan kaki nya keluar dari kelas seperti mahasiswa umum nya untuk pergi pulang ke rumah.

"Rinjani."

Suara ini tidak asing lagi bagi Rinjani, suara yang selalu menawarkan akan mengantar nya pulang kerumah, atau hanya sekedar mengajak nya pergi ke cafe untuk makan atau hanya sekedar duduk dan meminum secangkir kopi.

"Ada apa? Mau menawarkan ku tumpangan lagi? Atau mau mengajak ku pergi ke cafe? Hari ini aku sangat lelah Indra, aku akan pulang kerumah saja."

"Tapi Rin."

"Tidak ada tapi-tapian."

"Kali ini aku akan mengantarmu pulang." Ucap Indra menarik tangan Rinjani dengan kasar

"Bisa tolong lepaskan? Saya bisa berjalan sendiri dan saya tidak perlu kamu antar karena saya sudah memesan ojol. Dan satu lagi jangan terlalu kasar terhadap perempuan."

Indra melepaskan tangan Rinjani, dan terlihat dengan jelas dari muka Rinjani sangat marah dan kesal terhadap nya.

"Aku minta maaf Rin, aku tidak bermaksud kasar dengan mu. Kali ini Rin, tidak bisa kah kamu memberiku ruang sedikit dalam hidupmu?" Tanya laki-laki itu yang tak lain ialah Indra









🌹🌹













Hayoo gimanaa selanjutnya?
Kira-kira Rinjani bakal jawab gimana ya??
Sabar kata Samudra harus bersabar.

Senja & Pantai (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang