Ke - 8

184 8 0
                                        

Matahari perlahan - lahan kembali menyelimuti bumi menjadi gelap, ia kembali tenggelam mengakhiri sore ini dengan indah, dengan cerita dan kisah - kisah yang tertutup tenggelam bersama matahari.

Semua burung - burung terbang kembali ke sarang nya untuk istirahat setelah berkeliling dan mencari makan, semua manusia kembali pulang ke rumah masing - masing setelah berkerja seharian.

"Rinjani, ayok pulang." Ajak Samudra

Rinjani pun menghabiskan kopi nya dan bergegas jalan di samping Samudra. Saat Rinjani dan Samudra memasuki area kedai bagian dalam, beberapa wanita yang ada di kedai menatap ke arah mereka dengan tatapan misterius.

"Kenapa mereka menatap kita seperti itu ya Samudra?" Bisik Rinjani halus

Samudra tidak membalas pertanyaan Rinjani, yang di lakukan Samudra hanyalah tersenyum dan tanpa pikir panjang ia menggenggam tangan Rinjani. Samudra menggenggam tangan Rinjani hingga luar kedai dan sampai berdiri tepat di depan kedua sepeda mereka terparkir.

"Mas, pacar nya gak bakal hilang kok di kedai ini." Ledek bapak - bapak penjaga sepeda kami

"Haha iya pak saya takut dia hilang, makanya saya genggam biar gak ada yang ngambil." Balas Samudra cengengesan

"Bukan pacar pak, kami cuman sahabatan." Bantah Rinjani

"Walah, saya pikir tadi pacar nya mas ini." Ucap bapak itu

"Yaudah makasih ya pak, entar kalo balik ke kedai ini lagi ngobrol sama bapak nya." Pamit Samudra

Sore ini jalanan menjadi sepi, rumah - rumah telah menyalakan lampu nya masing-masing. Hujan gerimis mewarnai pejalanan pulang mereka menuju rumah paman.

Samudra bersepeda sedikit cepat bersama Rinjani, untung saja jarak rumah paman tidak terlalu jauh dari pantai. Tidak ada obrolan di antara mereka, yang ada hanyalah suara air yang terkena ban sepeda yang sedang melaju.

Sesampainya di rumah paman, Samudra meminta kepada Rinjani untuk menaruh sepeda nya di depan saja biar Samudra yang menyimpan nya di samping. Rinjani segera masuk rumah untuk membersihkan pakaian nya dan mandi.

"Rinjani mandi air hangat ya udah tante siapkan tadi di kamar mandi, kebetulan lagi gerimis ini mandi nya keramas ya." Ucap tante Samudra yang sangat perhatian

"Siap tante makasih banyak ya tan, oh iya tadi Rinjani buatkan agar - agar untuk dek bagas tan." Jawab Rinjani

"Sama sama gadis manis, iya tadi bagas udah makan setengah katanya enak banget ma." Ucap tante

"Hehehe, yaudah Rinjani mandi dulu ya tan." Pamit Rinjani dan bergegas ke kamar mandi

12 menit,
Waktu yang di butuhkan Rinjani untuk mandi dan berganti pakaian tidur. 

"Samudra ini handuk buat kamu." Ucap Rinjani memberikan nya pada Samudra yang sedang duduk di luar memandangi pohon jambu.

"Loh ini handuk siapa Rinjani." Tanya nya

"Gak tau, tadi tante kasih aku handuk 2. Jadi 1 nya aku kasih ke kamu deh." Jawab Rinjani kemudian duduk di kursi yang berada tepat di samping Samudra.

"Yaudah, aku mau mandi dulu ya Rinjani." Ucap nya dan langsung berjalan masuk

"Tunggu, Samudra tunggu." Panggil Rinjani, sontak membuat Samudra menghentikan langkah nya dan berbalik menghampiri Rinjani

"Ada apa?" Tanya Samudra yang berdiri tepat di hadapan Rinjani

"Kenapa Samudra menggenggam tangan ku sewaktu di kedai? Dan mengatakan aku sebagai pacar mu." Tanya Rinjani serius

Samudra terdiam dan menatap Rinjani lama, ia bingung harus menjawab pertanyaan Rinjani seperti apa. Karena tak mungkin ia memberitahu Rinjani bahwa ia menyukai nya.

"Oh itu Samudra lakukan karena gak mau Rinjani risih di lihat cewek - cewek yang ada di kedai sedang berjalan dengan orang ganteng." Jawab Samudra mengasal

"Terus kenapa Samudra bilang kepada bapak tadi bahwa aku pacar mu?" Tanya Rinjani yang masih penasaran

"Gak tau, yaudah Samudra mandi ya, dingin Rinjani." Ucap Samudra dan berlari masuk meninggalkan Rinjani

Rinjani yang duduk diam hanya bingung dengan tingkah Samudra barusan. Ia memilih tak ambil pusing memikirkan ucapan Samudra sewaktu di kedai, ia tahu Samudra memang suka bercanda dan iseng seperti itu. Tetapi, ini bukan kali pertama nya Rinjani mendengar Samudra berkata "pacar" ke pada orang - orang.

Kala itu Rinjani dan Samudra membeli makanan di sebuah festival yang sedang di selenggarakan oleh pemerintah kota mereka, pada saat yang sama Samudra sedang memesan makanan dan bertanya kepada Rinjani "Rinjani mau rasa apa?" Setelah Rinjani menjawab pertanyaan Samudra justru pihak penjual menanyakan suatu hal ke pada Samudra "pacar nya ya mas?" Dan di jawab anggukan oleh Samudra.

"Loh gadis manis kok duduk sendirian di luar." Ucap paman membuyarkan lamunan Rinjani

"Eh paman, ini lagi menghirup udara segar aja habis gerimis udara nya jadi segar banget ya paman."

"Iya, disini udara nya kalo habis hujan segar banget Rinjani. Gak masuk aja kedalam ngobrol sama tante, bagas." Ucap paman

"Iya paman baru pulang?" Tanya Rinjani

"Ya begini lah paman, kalau ada kegiatan di kantor jadi jarang di rumah, jadi jarang kumpul keluarga." Perjelas paman

Rinjani masuk kedalam rumah bersama paman, dua mata Rinjani langsung tertuju pada dek bagas dan Samudra yang sedang menikmati agar - agar buatan Rinjani.

"Enak gak agar - agar nya dek?" Tanya Rinjani pada bagas dan hanya di balas anggukan

"Enak bangettttt kak, aku suka dan nambah berkali - kali." Ucap Samudra meledek

Rinjani hanya melirik dan menggelengkan kepala melihat Samudra yang sedikit gila.



🌹🌹










Segini dulu ya ceritanya, maaf kalo masih banyak salah salah penulisan nya :)

Senja & Pantai (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang