Bel berbunyi, menandakan masuk nya jam pelajaran bagi seluruh siswa dan siswi.
Rinjani melepas topi dan sarung tangan yang dikenakan saat pengibaran tadi. Tak lupa Samudra pun melakukan hal yang sama.
"Rinjani, titip ya letakan ke dalam box." Ucap Samudra
"Siap kapten."
Rinjani bergegas masuk ke dalam gudang penyimpanan atribut, saat sedang melangkahkan kaki di ambang pintu Rinjani melihat Indra sedang meletakan topi dan sarung tangan ke dalam box. Untuk sementara, Rinjani menghentikan langkah nya dan memilih berdiri di luar pintu menunggu Indra keluar terlebih dulu.
"Ada apa? Kenapa nggak masuk? Udah bel pelajaran, jangan lama-lama di luar kelas jika tidak ada kepentingan." Ucap Samudra menatap Rinjani yang sedang berdiri
"Kesambet setan ya?" Jawab Rinjani
"Heyy..." pekik Indra di balas tatapan tajam oleh Rinjani
"Apa? Santai dong nggak usah emosi." Balas Rinjani ketus
"Aku manusia bukan setan!" Indra menjawab tak kalah ketus dengan jawaban Rinjani sebelum nya
"Udah bicaranya? Permisi ya kamu membuang-buang waktu ku." Ketus Rinjani berjalan meninggalkan Indra yang menatap nya sinis
Dari gudang Rinjani berlari menuju kelas nya yang tepat berada di ujung lantai bawah, bersampingan dengan kelas XI IPA 2 dan tepat di bawah kelas XI IPS 1.
Pelajaran berjalan seperti biasanya, guru masuk menjelaskan materi dan membahas sedikit soal latihan lalu memberi tugas kepada para murid.
Rinjani duduk bersama gadis putih cantik berambut panjang, nama nya Tasya Arum. Tasya sangat terkenal di angkatan Rinjani, sosok Tasya menjadi idaman para laki-laki karena paras nya yang sangat cantik dan putih terlebih lagi ia sangat pandai bermain basket. Tim basket yang di pimpin Tasya selalu menang dalam perlombaan dan membawa piala untuk sekolah. Rinjani berteman baik dengan Tasya, mereka memiliki kesamaan yaitu sering dispen di kelas wkwkwk.
Sementara Samudra duduk dengan teman laki-laki bernama Mahameru Zavier Rayyan. Zavier merupakan anak pencinta alam, sama hal nya dengan Samudra. Samudra pernah bercerita kepada Rinjani, bahwa ia dengan Zavier satu pemikirin terhadap alam. Zavier sosok laki-laki hitam manis berlesung pipi, ia sedikit pendiam saat di lingkungan sekolah tapi saat menjelajah alam ia sosok orang yang sangat aktif.
Jam pelajaran pertama telah selesai, kini masuk ke jadwal pelajaran kimia. Guru kimia tidak masuk karena ada urusan mendadak, alhasil ibu nya memberi kami tugas melalui ketua kelas. Ibu nya memberi kami tugas merangkum materi atom dan mengizinkan murid untuk mengakses Internet maupun buku-buku yang berada di perpustakaan.
Rinjani bersama Tasya memilih merangkum di perpustakaan, sementara Samudra dan beberapa murid memilih di kelas.
Saat sampai di perpustakaan, Rinjani mencari buku kimia kelas XI dan memilih meja di bilik paling pojok. Berbeda dengan Rinjani, Tasya justru duduk di depan bersama murid lainnya.
Perlahan namun pasti, Rinjani mulai merangkum sedikit demi sedikit di buku nya. Tak lama ada seseorang yang sedang duduk di hadapan nya, Rinjani tak menghiraukan orang tersebut ia lantas asik merangkum dengan serius.
"Apa yang kamu lakukan di jam pelajaran seperti ini?" Tanya orang itu yang tak lain ialah Indra
Lagi-lagi Rinjani harus berurusan dengan orang ini, muak karena Rinjani tidak suka dengan sikap Indra yang terkadang songong dan aneh.
"Tidak melihat aku sedang menulis!" Balas Rinjani dengan hembusan nafas panjang
"Aku memberi mu tugas proker dan akan kita bahas di rapat nanti."
Rinjani malas berbicara banyak dengan Indra, Rinjani memilih diam dan mengangguk agar Indra cepat pergi tapi ternyata hal itu tidak berhasil. Indra masih duduk di hadapan Rinjani dengan memegang buku berisi kumpulan puisi.
"Nama panjang mu siapa?"
"Tanggal lahir mu berapa?"
"Bintang mu apa?"
"Hoby dan kesukaan mu apa?"
"Apa kamu tau di mana Pluto?"
"Apa aku bisa hidup di planet Mars?"
"Apa aku bisa memiliki cincin indah seperti saturnus?"
"Apa aku bisa mengelilingi matahari juga seperti bumi?"
"Apa aku bisa hidup dan menetap di luar angkasa?"
"Apa aku bisa hidup di Zaman purba?"
"Bagaimana jika aku menjadi matahari?"Itu semua pertanyaan yang keluar dari mulut Indra saat sedang berhadapan dengan Rinjani.
Sungguh orang yang sangat aneh, menanyakan hal seperti itu kepada Rinjani. Rinjani melanjutkan rangkuman nya dan tak menghiraukan pertanyaan Indra.
"Hey.. kamu tak menjawab pertanyaanku satu pun." Pekik Indra
"Gak penting!"
"Oh pikiran mu sedikit bodoh rupanya." Ucap Indra
"Jaga bicaramu. Sikap mu tak mencerminkan ketua osis." Balas Rinjani kesal
"Jika kamu tidak bodoh, seharus nya bisa menjawab pertanyaanku."
"Pertanyaan mu sangat tidak penting! Lantas mengapa aku harus menjawab nya." Lagi-lagi Rinjani dibuat kesal oleh Indra
"Kamu belum memahami ku sebagai pasangan ketua dan wakil."
"Tak perlu."
"Dasar wanita aneh." Ucap Indra dan meninggalkan Rinjani
Arghhhh Rinjani sangat kesal dan tak konsen lagi menulis, sungguh sial rasanya harus berdekatan dengan Indra sebagai seorang ketua dan wakil Osis. 1 tahun Rinjani harus sabar menghadapi Indra yang aneh.
Rinjani meminjam buku perpus dan membawa nya ke kelas, di koridor ia berjalan sendirian menuju kelas. Lagi dan lagi Rinjani bertemu Indra, untung saja Indra di panggil oleh guru matematika. Lega rasanya tak harus berhadapan dengan manusia kulkas dan beradu argumen.
Jam istirahat tiba
Rinjani memilih duduk di kelas, dan meletakan kepala nya tepat di atas meja. Suasana kelas sedikit sepi, sebagian murid berada di kantin dan sebagian berada di kelas sedang makan bekal makanan mereka.
"Rinjani, ada apa?" Tanya Samudra
"Ehh enggak ada apa-apa Samudra."
"Aku kekantin sebentar ya, nanti bercerita nya ya tunggu."
Samudra sangat paham kepada Rinjani, Samudra tahu betul Rinjani sedang tidak baik-baik saja.
Setelah dari kantin Samudra menghampiri Rinjani dan duduk tepat di sampingnya.
"Rin, aku membelikan mu susu dan roti. Di makan dan minum ya. Ada apa Rin?"
"Aku sedang kesal ..........." Rinjani menceritakan semua hal yang terjadi saat di perpus kepada Samudra. Samudra mendengarkan setiap cerita dari ucapan Rinjani
Saat nya pulang.
Jam sudah menunjukan pukul 14:30 Wita, semua murid SMA Tunas Nusantara kembali kerumah nya masing-masing.
Samudra mengantar Rinjani pulang, dan berhenti tepat di depan rumah Rinjani. Rinjani masuk ke dalam rumah dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Samudra.
🌹🌹
Gimana nih part yang ini seru nggak? Jangan lupa tinggalkan jejek ya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Teen Fiction"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥