Rinjani terjatuh dari bangku yang ia duduki dan terbaring pingsan tak sadarkan diri, entah apa yang membuat Rinjani pingsan hingga terjatuh. Ruangan kelas yang digunakan untuk ulangan mendadak gaduh dan membuat para murid panik, salah satu nya Samudra.
Tanpa berpikir panjang, Samudra mengangkat tubuh Rinjani dan berlari membawa Rinjani menuju ruang UKS. Samudra terlihat gelisah dan cemas menatap tubuh Rinjani yang terbaring lemas di atas kasur UKS.
"Nak Samudra bisa kembali ke kelas melanjutkan ulangan yang belum selesai." Perintah salah satu pengawas ulangan.
Berat bagi Samudra melangkahkan kaki meninggalkan Rinjani yang masih terbaring lemas di atas kasur UKS.
Dengan langkah kaki yang berat, akhirnya Samudra sampai di ruang kelas dan melanjutkan ulangan kimia yang belum tuntas. Pikiran Samudra buyar tidak konsen terhadap soal-soal ulangan yang ada di depan mata nya.
Tak lama masuk salah satu guru SMA Tunas Nusantara ke dalam ruang kelas, mengambil tas milik Rinjani dan membereskan alat-alat tulis yang masih tergeletak di atas meja.
"Bu, tas Rinjani mau di bawa kemana?" Tanya Samudra penasaran
"Rinjani sudah di jemput ayah nya, ia akan di bawa ke rumah sakit."
Setelah mendengar jawaban guru, kali ini pikiran Samudra benar-benar berantakan. Yang seharus nya berkonsentrasi menghitung jawaban dari soal-soal kimia, Samudra justru memikirkan Rinjani, Rinjani, dan Rinjani.
Dari kejauhan, Tasya meperhatikan Samudra yang terlihat sangat jelas sedang gelisah dan tidak konsen.
"Udah bro tenangkan pikiranmu sekarang. Rinjani tidak akan kenapa-kenapa, lagian dia udah di bawa bokap nya ke Rumah sakit." Ucap Zavier berbisik dari belakang
Samudra tidak bisa tenang, berbagai cara telah di coba nya namun pikiran Samudra tetap berisikan Rinjani. Apa yang terjadi dengan Rinjani hingga ia pingsan lama?
Dengan pikiran yang kacau, Samudra mencoba menyelesaikan jawaban soal ulangan dengan sedikit berpikir dan menghitung. Ia berdoa agar waktu kali ini dapat berjalan dengan cepat dari biasanya.
Yang biasanya ia selalu berdoa agar waktu berjalan lambat saat Samudra sedang bersama Rinjani, kali ini berbeda pinta nya agar waktu berputar sangat cepat.
Zavier membantu Samudra menyelesaikan ulangan, lebih tepat nya ia memberi contekan kepada Samudra.
Waktu ulangan telah selesai, Samudra bergegas merapikan alat tulis nya dan berencana pergi kerumah Rinjani. Barangkali mama Rinjani ada di rumah dan akan pergi ke rumah sakit bersama.
"Hati-hati bro, santai saja bawa kendaraan nya." Pesan Zavier kepada Samudra
Dilain tempat, ada Indra yang menghampiri ruang kelas Rinjani. Berencana mengajak Rinjani makan mie ayam di kantin.
Setelah berdiri cukup lama di depan ruang kelas, Indra tak melihat Rinjani sedari tadi. Kondisi ruang kelas sedikit sepi mengingat sebagian murid telah pulang.
"Sedang menunggu Rinjani?" Tanya Tasya yang berjalan menuju ruang kelas mengambil barang yang tertinggal.
"Iya." Jawab Indra cuek
"Rinjani pingsan saat mengerjakan ulangan, Samudra membawa nya keruang UKS. Namun guru bilang, Rinjani di bawa oleh ayah nya ke rumah sakit."
"Rumah sakit mana?" Tanya Indra dengan intonasi kaget
"Tidak tahu."
Indra berlari menuju ruang guru, menghampiri guru yang tahu Rinjani di bawa kerumah sakit mana. Setelah mengetahui Rinjani di bawa oleh ayah nya ke rumah sakit Tentara yang ada di kota mereka.
Dengan terburu-buru Indra melajukan motor nya dan berhenti sejenak di kios yang menjual buah-buahan.
Berbeda dengan Indra, Samudra telah sampai dirumah Rinjani. Memarkirkan kendaraan nya dan bergegas menuju pintu tamu, 5 menit Samudra memanggil dan memencet bel namun tidak ada jawaban dari dalam rumah. Samudra mencoba menenangkan diri nya sendiri, pulang kerumah menjadi tujuan sementara untuk menenangkan pikiran nya.
Berganti pakaian dan Samudra baru terpikir untuk menelpon ayah Rinjani, setelah menelpon ia melajukan kendaraan nya menuju Rst tak lupa membawa buah-buahan kesukaan Rinjani.
Memarkirkan kendaraan dan berjalan menuju ruangan Rinjani di rawat.
Mengetok pintu dan membukanya, Samudra sangat kaget dengan apa yang di lihat nya sekarang. Indra duduk tepat di samping Rinjani yang sedang berbaring lemas. Langkah nya terhenti, kaki dan tubuh Samudra terasa berat untuk melangkah kembali, jantung nya berdetuk sangat kencang, hati nya sangat perih melihat semua ini.
"Nak Samudra masuk." Ucap mama Rinjani yang membuat Samudra tersadar dari lamun nya
Samudra mencium tangan kedua orang tua Rinjani dan memberikan buah-buahan yang di bawa nya tadi.
"Samudraaa." panggil Rinjani dengan suara lirih
"Iya Rinjani, bagaimana kondisi mu sekarang?"
"Sudah mendingan Samudra, makasih udah jenguk ya."
"Apapun untukmu selalu menjadi nomer satu Rin, lekas sembuh ya." Balas Samudra tersenyum dan menggenggam tangan Rinjani
Kedua orang tua Rinjani keluar untuk mengurus administrasi, tersisa Rinjani, Samudra dan tentu saja Indra.
Sedari tadi Indra hanya diam melihat Samudra, begitupun sebalik nya yang di lakukan oleh Samudra kepada Indra.
Indra mengajak Samudra keluar dari ruangan dan sedikit menjauh dari ruangan Rinjani, ada hal penting yang ingin di sampaikannya pada Samudra.
🌹🌹
Kira-kira apa ya yang di sampaikan Indra kepada Samudra?
Hayoo looo sabarr ya nunggu part berikutnya♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Roman pour Adolescents"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥