"Kamu tidak lebih dari angin yang
Baru saja berlalu dariku"-Rinjani Putri Bramata
**
"Kalau begini kan ikatan tali sepatunya jadi indah, Rinjani." Ucap Samudra
"Makasih." Ucapku tersenyum simpul
Aku tak menyangka Samudra benar-benar telah menyiapkan liburan kami dengan sempurna kali ini.
"Rinjani, duduk sini." Ajak Samudra
Aku pun lantas duduk di atas bebatuan dan melihat Samudra sedang memegang gitar.
"Mau nyanyi lagu apa, Samudra?" Tanyaku
"Dengarkan saja Rinjani, mungkin lagu ini sedikit asing untukmu."
Rinjani hanya mengangguk dan siap mendengarkan Samudra bernyanyi.
"Senandung hujan di pagi hari
Hadirkan sebuah tanya untukku
Sampai kapan ku harus menunggu
Jawaban dari semua tanyakuHari dan musim terus berganti
Hati ini tak kunjung berlabuh
Cerita yang t'lah kita lalui
Mungkinkah tak berarti untukmuMereka slalu berkata betapa bodohnya aku
Terlalu mengharapkanmu
Ini tak mudah bagiku
Ini takkan pernah mudah untukku"-Senja, senandung.
Aku menikmati setiap suara yang keluar dari mulut Samudra, tak kalah dengan permainan gitar nya.
"Samudra, mau mengajari aku cara bermain gitar tidak?" Tanyaku
"Sini." Jawab nya memberi ku gitar
"Beginikah cara bermain nya? Aduh sakit juga ya. Aku pikir gampang cara memainkan nya."
"Tidak semua hal yang terlihat mudah bisa kita lakukan dalam sekali, Rinjani. Semua butuh proses dan niat."
"Tapi Samudra mau kan mengajari ku hingga bisa."
"Tentu saja, Rinjani."
Aku beranjak dari tempat duduk ku, niat ku berjalan menyisiri tepi pantai dan mencari kerang-kerang kecil. Sementara Samudra duduk di bawah pepohonan dan memainkan gitar nya, terlihat jelas dari jauh ia tersenyum simpul padaku.
Mengapa Samudra betah berteman dengan ku lama, mengapa ia tak pernah meninggalkan ku bahkan tak pernah mengecewakan sedikit pun. Pikir Rinjani
Banyak hal yang ku lakukan di pantai ini, dari bermain pasir, mencari karang, hingga bermain gitar dengan Samudra.
Suasana pantai kali ini cukup ramai, mengingat ini adalah tanggal merah nasional.
"Rinjaniiiiiiiiii." Pekik Samudra
Aku hanya menoleh kearah nya dan mengangkat kepala mengisyaratkan ada apa.
"Sini cepatt.." teriak nya lagi
Aku berjalan perlahan menghampiri Samudra dengan keadaan tangan menggenggam pasir pantai.
"Ada apa?" Tanyaku
"Ya ampun, Rin pasir nya di buang dulu."
"Eh iya lupa hehe."
"Sini tangan nya."
"Mau ngapain?" Tanyaku sedikit sinis
Samudra lantas menarik tangan ku dan membersihkan sisa pasir yang ada di tanganku.
"Di bersihkan dulu Rinjani, jangan jorok jadi cewek. Kalo bersih seperti ini kan indah." Celoteh Samudra
"Iya.. iya.. iya.."
"Udah jangan manyun, manis nya masih ada kok kalau manyun makin manis."
"Gulali kali ah manis."
"Gulali mah kalah kalau sama Rinjani."
"Samudra, cepat punya cewek gih biar gak keliatan jomblo banget gini."
"Udah punya."
"Siapa? Ko nggak cerita sama Rinjani!"
"Ciee cemburu yaaa.. Penasarann yaa."
"Sumpah ya ngomong sama kamu ngeselin, aku doa'in cewek yang sama kamu betah dengan kegilaan kamu."
"Dia betah terus, nggak pernah capek sama gila ku. Bahkan dia selalu tersenyum kepadaku."
"Oh." Jawabku jutek
"Hahahahhahaha." Tawa Samudra dan menarik pipi Rinjani
"Tuhkan pipi nya merah seperti kepiting yang sedang di masak mamaku.""Kan kamu tarik pipi aku ihhhh."
Samudra hanya tertawa dan menatap Rinjani.
"Rinjaniiiiiii." Panggil Samudra
"Ada apa lagi?"
"Mengapa kamu senang menunggu matahari terbenam?"
"Seperti kata mu waktu itu Samudra, karena hal yang indah akan selalu di nanti."
"Kau masih mengingat kata-kata ku Rinjani?"
"Tentu saja, aku tak melupakan kata-kata mu mengenai senja. Akan selalu ku ingat dan simpan dalam memori otak."
"Kau memang yang terbaik Rinjani, aku senang mengenal mu."
"Aku pun senang mengenal mu Samudra, terimakasih sudah menemani ku menikmati senja dan mengajari ku cara terbaik menikmati senja."
Samudra merasa damai dengan diri nya hari ini, tentu saja itu semua karena adanya Rinjani di sampingnya.
Banyak obrolan antara Rinjani dan Samudra. Saat sedang asik berbincang, hp Rinjani berbunyi menandakan ada pesan masuk.
"Pesan dari siapa Rin?" Tanya Samudra yang hafal dengan suara nada dering hp Rinjani
"Indra."
"Ada apa? Ko tumben dia menghubungi mu."
"Entah, aku malas membalas nya."
🌹🌹
Kira - kira apa ya isi pesan dari Indra??
Jangan lupa vote nya ya♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Teen Fiction"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥