"Hallo, Assalamualaikum Samudra, gimana kalian sudah sampai? Rinjani kemana ya om telfon kok gak diangkat ya Samudra?" Suara ayah Rinjani dalam telfon
"Waalaikumsalam om, alhamdulillah udah sampai. Rinjani nya lagi tidur di kamar mbak kiky om kecapean." Ucap Samudra
"Ya ampun pantas om telfon gak diangkat nya, yaudah kalo begitu ya Samudra." Balas ayah Rinjani
Samudra tidak merasa kelelahan seperti Rinjani, ia terbiasa dengan perjalanan jauh saat menjelajah alam bersama teman - teman nya. Samudra sering menjelajah alam - alam yang ada di kota nya bersama dengan anak - anak pecinta alam. Sementara Rinjani berbeda, ia hanya senang menikmati senja di belakang rumah dan berlibur ke pantai bersama keluarga.
14 : 30
Jam dinding telah menunjukan pukul setengah tiga, Rinjani baru keluar dari kamar mbak kiky dengan raut muka bantalnya.
"Rinjani cuci muka dulu, muka nya kusut banget tapi masih comel." Ledek Samudra dan dibarengin tawa mbak kiky
Rinjani yang merasa malu tak sadar jika pipi nya memerah seperti kepiting rebus.
"Rinjani, Rinjani cuci muka. Bukan melamun di depan pintu." Ucap Samudra menyadarkan Rinjani yang berdiri tepat di depan pintu kamar mbak kiky.
Rinjani yang merasa sangat malu bergegas lari ke dapur, karena terburu - buru alhasil ia menabrak pintu hingga terdengar suara dukk.
Samudra dan mbak kiky yang mendengar suara pintu di tabrak bergegas lari ke dapur menghampiri Rinjani.
"Rinjani gak kenapa - kenapa." Tanya mbak kiky dan Samudra
"Hehehe enggak, tadi lupa ngerem aja pas lari jadi nabrak." Ucap Rinjani dengan raut muka malu
"Hahahaha Rinjani Rinjani, udah besar masih aja suka nabrak pintu." Ledek Samudra tertawa
Rinjani segera berbalik badan dan masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, ia merasa sangat malu terhadap mbak kiky yang melihat tingkah konyol Rinjani.
Saat berkumpul di ruang keluarga, Rinjani banyak bercerita dengan mbak kiky. Sedangkan Samudra hanya mendengarkan dan sesekali ikut berbicara, Rinjani membahas mengenai organisasi bersama mba kiky, Samudra hanya diam karena ia tak begitu paham dengan organisasi. Yang ia tahu hanyalah menjelajah alam, menikmati alam, mencintai alam.
Samudra pernah berkata kepada Rinjani mengenai alam. "Rinjani, kita harus mencintai alam karena alam sudah memberi kita segalanya, saat kita mecintai alam maka alam pun akan micintai kita. Lihat saja matahari terbenam ia selalu cantik dan indah ia memiliki banyak warna dan bentuk, siapapun yang menghargai matahari terbenam dengan cinta pasti akan merasakan kedamaian dan indah nya penutup di sore hari menjelang malam. Saat malam pun alam masih menyuguhkan kita pemandangan indah dengan bertaburan bintang bintang di langit gelap, ia terpancar dengan indah tanpa memikirkan siapa yang melihat nya."
Hal itu selalu Rinjani ingat ketika melihat matahari mulai terbenam kembali menutup dunia dengan kegelapan.
"Rinjani, entar sore mau gak ikut Samudra." Tanya nya
"Mau kemana Samudra." Jawab Rinjani
"Keliling area komplek sini terus ke pantai yang dekat sini."
"Oke Rinjani ikut, mbak kiky gak ikut?." Tanya Rinjani
"Enggak dek, kalian aja berdua keliling, mbak masih banyak tugas yang mau di ketik nih. Oh iya entar pake sepeda yang ada di samping itu ya." Ucap mbak kiky dan di balas anggukan oleh Rinjani dan Samudra.
Rinjani bergegas ke dapur membuat agar - agar untuk bagas, ia di beritahu mbak kiky bahwa bagas sangat menyukai agar - agar. Kebetulan Rinjani ahli dalam memasak hidangan instan, agar berkesan mewah Rinjani menambahkan buah buahan ke dalam agar - agar dan membuat 2 warna coklat dan putih.
"Rinjani udah selesai belum buat agar - agar nya? Kalau sudah, ayok siap - siap jalan." Tanya Samudra
"Iya udah ini, Rinjani masukin kulkas ya biar dingin enak nanti di makan."
10 menit
Waktu yang di perlukan Rinjani untuk bersiap - siap, sementara Samudra telah menunggu di depan dan telah menyiapkan sepeda nya.
"Mbak, Rinjani jalan - jalan dulu ya." Pamit Rinjani kepada mbak kiky
"Iya dek, hati - hati ya kalian." Pesan mbak kiky
Rinjani bersepeda tepat di samping samudra, di perjalanan mereka saling menikmati panas nya sinar matahari sore. Jam sudah menunjukan pukul 16 : 10, tapi matahari masih bersinar terang di atas kepala mereka.
"Samudra kenapa gak mau ikut organisasi di sekolah?." Tanya Rinjani
"Males Rinjani, pusing ngurus sekolah, siswa yang bandel, belum lagi harus mempunyai visi - misi untuk sekolah." Jelas Samudra
"Kan ada Rinjani, jadi bisa saling bantu nanti."
"Udah gak papa Rinjani aja yang ikut begituan, keren udah jadi ibu wakil ketua osis." Ucap Samudra
"Samudra tau gak, kadang Rinjani kesel banget sama ketua osis nya. Kadang kami gak sepemikiran waktu rapat agenda kegiatan buat sekolah." Curhat Rinjani
"Ya nama nya juga manusia Rinjani, punya pemikiran yang berbeda itu wajar, punya pendapat sendiri itu hal yang wajar, Rinjani jangan pusing kalo Samudra lihat Indra udah bagus jadi ketua osis, dia udah bawa perubahan yang lebih baik untuk SMA kita." Jawab Samudra
"Iya sih dia emang tegas, di siplin, tapi sedikit songong dan cuek banget Samudra. Dia gak akan bicara sama Rinjani kecuali penting, kan Rinjani jadi susah komunikasi nya sama dia."
"Rinjani, Rinjani, emang kamu gak tau dia siapa?." Tanya Samudra serius dan memberhentikan sepeda nya
"Indra anak kelas 11 IPA 2." Jawab Rinjani cuek dan ikut memberhentikan sepeda nya
"Ya kalo itu Samudra juga tau Rinjani, Indra itu anak dari ketua komite di SMA kita, banyak loh cewek yang menggila - gilain dia Rinjani." Jawab Samudra menjelaskan kepada Rinjani.
"Mungkin udah gila cewek yang ngejar - ngejar Indra." Ucap Rinjani dan di balas tawa kencang oleh Samudra
"Hati - hati entar suka loh Rinjani." Ledek Samudra
🌹🌹
Buat yang udah baca tulisan author ucapkan terimakasih ya♥
See you di next cerita berikut nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Teen Fiction"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥