"Menjelaskan tentang apa." Tanya Rinjani
"Duduk lah terlebih dulu." Perintah Indra
Rinjani kembali duduk tepat dihadapan Indra, ia masih bingung mengenai apa yang akan di sampaikan dan dijelaskan oleh Indra terhadap nya.
"Jadi di sini aku sudah membuat jadwal, proker dan beberapa struktur Osis priode jabatan kita." Perjelas Indra kepada Rinjani.
Rinjani memperhatikan setiap gambaran dan tulisan yang telah di buat Indra, kali ini Rinjani sangat terpukau oleh pemikiran Indra. Selama ini Rinjani mengenal Indra sebagai manusia kulkas yang aneh, namun pemikiran Rinjani sedikit salah terhadap Indra.
"Ayok kita ke ruang Osis, semua anggota sudah menunggu disana." Ucap Indra membuat kaget Rinjani
Jadi sedari tadi anggota Osis sudah berkumpul di ruangan Osis sementara Rinjani dan Indra di perpustakaan.
Rinjani berjalan sedikit lambat di belakang Indra, dari atas kepala hingga ujung sepatu Rinjani memperhatikan Indra. Ternyata Indra memiliki postur tubuh yang ideal dan terlihat tegas saat sedang berbicara dengan orang tertentu.
"Ada apa melihat ku seperti itu?" Tanya Indra tiba-tiba
"Ehhh enggakkk." Bantah Rinjani yang malu di pergoki Indra
Setiba nya di ruang Osis, terlihat jelas semua anggota sudah membagi kelompok dan mulai membuat proker menurut pendapat mereka sendiri.
Rapat pun di mulai, semua berjalan sesuai keinginan Indra dan Rinjani. Tak terasa sekarang sudah memasuki waktu istirahat untuk semua murid SMA Tunas Nusantara.
"Untuk rapat kali ini sampai sini dulu, pesan untuk semua anggota tetap menjalankan tugas nya dengan baik sebagai anggota Osis." Ucap Indra tegas
Rapat telah selesai, beberapa anggota pun sudah keluar dari ruangan menuju kantin. Hal yang sama di lakukan oleh Rinjani, berniat pergi ke kelas menemui Samudra terlebih dulu.
"Bisa sama-sama ke kantin?" Tanya Indra
"Aduh maaf ya, aku mau ke kelas datangin sahabat aku dulu."
"Aku akan ikut ke kelas mu." Jawab Indra
Rinjani terdiam mendengar ucapan Indra barusan, untuk apa iya ikut ke kelas Rinjani. Rinjani berjalan menyusuri koridor yang sangat ramai oleh murid-murid yang sedang bersantai duduk dan berlalu lalang. Indra masih saja mengikuti langkah Rinjani di belakang, terlihat jelas beberapa siswi menatap sinis ke arah Rinjani. Tak di pungkiri lagi banyak siswi yang menyukai Indra dan berusaha mendapatkan hati Indra.
"Sya, Samudra mana?" Tanya Rinjani kepada Tasya yang sedang makan
"Ke kantin tadi bersama Zavier."
Rinjani duduk terlebih dulu di bangku dan mengambil air minum.
"Rin, kenapa tu orang berdiri di depan pintu." Tanya Tasya pelan menunjuk ke arah Indra
"Ngajak ke kantin bareng dia." Jawab Rinjani santai
"Ohh my waww serius? Gilaa."
"Apaan sih Sya."
"Para cewek SMA Tunas Nusantara banyak yang suka sama dia, dan seorang Rinjani yang memenangkan hati nya." Ucap Tasya bertepuk tangan
"Apa kamu bilang? Hah? Memenangkan hati nya? Ogah kali."
Tasya tertawa terkekeh hingga tersedak makanan nya sendiri.
Rinjani keluar kelas dan menuju ke kantin.
Sesampainya di kantin, Indra mengajak Rinjani makan mie ayam.
Saat sedang asik melahap mie ayam, tiba-tiba ada suara laki-laki yang tak asing lagi bagi Rinjani, Samudra.
"Rinjani sudah istirahat?"
"Samudra.. Tadi aku cari di kelas nggak ada."
"Nggak papa Rin, makan lah terlebih dulu." Ucap Samudra dan duduk tepat di samping Rinjani, Samudra tak sadar tangan nya sedang mengelus kepala Rinjani dan hal tersebut di perhatikan oleh Indra.
"Rinjani, setelah makan kita kembali ke kelas ya. Aku ingin menyampaikan sesuatu."
"Sampaikan saja di sini bro." Indra menjawab ucapan Samudra
"Saya ingin menyampaikan nya berdua saja dengan Rinjani." Balas Samudra
Rinjani telah selesai makan dan memutuskan langsung kembali ke kelas bersama Samudra, meninggalkan Indra yang masih duduk santai di kantin mie ayam.
"Samudra ingin menyampaikan apa?"
"Rinjani, setelah pulang sekolah aku ada kegiatan bersama anak-anak pecinta alam. Aku tak bisa mengantar mu pulang, bagaimana Rin?"
"Oh tidak apa-apa, nanti aku minta jemput ayah saja."
"Rin maaf."
"Samudra tidak perlu meminta maaf, aku paham dengan kegiatan mu. Semangatt yaa."
Samudra menatap ke arah Rinjani dan tersenyum simpul, perasaan ini masih selalu ada untuk Rinjani dan tak berhak 1 orang pun menguasai nya selain Rinjani.
**
Beberapa bulan telah berlalu.
Hari-hari berjalan seperti biasanya, tidak ada yang berubah. Baik itu Rinjani maupun Samudra, tetapi berbeda dengan Indra. Rinjani dan Indra semakin dekat, selain karena urusan Osis kadang Indra dan Rinjani berjalan bersama untuk sekedar ngopi ataupun makan. Perihal Samudra, ia sedikit sibuk dan jarang berkomunikasi lancar dengan Rinjani. Samudra sibuk dengan kegiatan pecinta alam dan anggotanya. Hanya sesekali ia mengajak Rinjani berjalan keluar menikmati pemandangan alam bersama.
Minggu depan akan diadakan ulangan kenaikan kelas oleh SMA Tunas Nusantara. Semua murid sibuk mempersiapkan diri nya untuk menghadapi soal-soal ulangan.
Rinjani belajar dengan rajin dan tekun di taman belakang rumah nya.
"Assalamualaikum, Rinjaniii." Panggil Samudra di pintu tamu
"Waalaikumsalam, nak Samudra masuk saja. Rinjani ada di taman belakang." Ucap mama
Samudra membawa buku dan alat tulis nya untuk belajar bersama Rinjani.
"Rinjani."
"Eh. Sejak kapan kamu sampai disini?"
"Barusan Rinjanii. Aku ikut belajar bersama ya, aku tak begitu paham tentang fisika yang sedikit rumit."
"Kamu jago matematika Samudra masa tidak jago Fisika."
"Bawell banget sihhhh." Samudra menarik kedua pipi Rinjani hingga merah
Ulangan
Hari senin adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh semua murid. Ulangan pertama akan dilaksanakan hari ini hingga hari sabtu.
Alhamdulillah semua berjalan lancar dan Rinjani bersyukur semua yang ia pelajari keluar dalam soal-soal ulangan.
🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Teen Fiction"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥