09:30
Handphone Rinjani berbunyi bunyi sedari tadi, tetapi ia masih asik dengan barang barang nya yang akan di bawa untuk berlibur ke pantai.
"Rinjani udah siap?."
"Rinjaniii halloooo."
"Rinjani ini udah jam berapa? Ayok berangkat entar kesiangan." Isi pesan dari SamudraSekali lagi Rinjani mengecek semua barang yang akan dia bawa untuk berlibur, kali ini tujuan berlibur Rinjani dan Samudra ialah kota tetangga. Butuh waktu tempuh sekitar 2 hingga 3 jam untuk sampai ke kota tujuan tersebut.
Rinjani dan Samudra hanya akan berlibur berdua saja, akan tetapi untuk masalah penginapan, makan, dan lain lain nya sudah orang tua mereka atur sebelum nya. Orang tua Rinjani dan Samudra memang sudah akrab seperti keluarga dari sebelum Rinjani dan Samudra lahir. Rinjani dan Samudra akan menginap di salah satu rumah paman Samudra yang ada di kota tetangga, sebenarnya Rinjani memiliki seorang kakak yang tinggal di kota tersebut. Tetapi jarak rumah kakak Rinjani ke pantai tempat mereka berlibur sangat jauh, alhasil Rinjani memilih ikut bersama Samudra tinggal di rumah paman nya.
Sebelum nya Rinjani kecil sudah pernah digendong dan kenal dengan paman Samudra tersebut, akan tetapi Rinjani lupa karena sudah 7 tahun tidak bertemu dengan beliau. Paman Samudra seorang tentara berpangkat peltu, itu sebab nya beliau sangat sibuk dan jarang pergi ke kota tempat Samudra dan keluarga nya tinggal.
🌹🌹
"Assalamualaikum Rinjani." Panggil Samudra dari balik pintu
"Waalaikumsalam nak, pak silahkan masuk dulu." Jawab ayah Rinjani sembari mempersilahkan masuk
Rinjani masih sibuk memakai sepatu dan membawa tas ransel nya keluar, tak lupa ia berpamitan dengan mama dan ayah nya.
"Ma, yah, Rinjani pamit liburan dulu ya sama Samudra. Entar kalo udah sampe sana Rinjani telfon oke."
"Hati hati ya nak, baik baik dirumah paman Samudra nurut jangan bandel and happy holiday." Jawab laki laki yang tak lain ialah ayah Rinjani dan di barengin senyuman indah yang terukir di bibir mama dan ayah Rinjani.
Rinjani membalas perkataan orang tua nya dengan anggukan dan senyuman. Sesegera ia masuk ke dalam mobil papa Samudra.
Rinjani dan Samudra memilih naik bus untuk sampai ke kota tetangga, mereka tak ingin merepotkan papa Samudra yang terlebih dulu menawarkan akan mengantar mereka naik mobil untuk sampai di rumah paman Samudra.
Setelah sampai di terminal, Rinjani dan Samudra segera turun dan berpamitan dengan papa Samudra.
"Rinjani, sini aku bawa ransel kamu." Kata Samudra
"Terus kamu gimana? Kan kamu juga bawa ransel Samudra." Tanya Rinjani
"Udah gampang sini, ransel kamu berat kan? Kasian kamu cewek gak boleh berat berat entar malah sakit pas liburan." Perjelas Samudra kepada Rinjani dengan nada bicara yang halus
"Yee ngolok, gini gini aku cewek kuat loh gak gampang sakit." Jawab Rinjani ngeyel
"Iya Samudra juga tau kalo Rinjani cewek kuat, dulu aja Samudra sakit gara gara Rinjani kan."
Perkataan Samudra membuat Rinjani mengingat kejadian sewaktu mereka kelas 1 SMP, dimana Rinjani tidak sengaja menendang perut Samudra hingga terjatuh dan kesakitan. Hal itu terjadi begitu cepat karena Rinjani kaget saat Samudra mengageti Rinjani sedang melihat matahari terbenam.
"Hahahahahahahaha." Tawa Rinjani pecah hingga membuat orang yang ada di terminal melirik ke arah mereka berdua
"Rinjaniiiii husttt diem, pasti kamu ingat kejadian itu kan makannya kamu ketawa." Tanya Samudra
"Iya lah aku ingat kejadian itu, ya lagian kamu iseng sih hahaha." Lanjut Rinjani sembari tertawa
"Udah ayok beli tiket bus nya dulu." Ajak Samudra "Rinjani mau duduk yang berdua atau bertiga." Tanya nya lagi
"Bertiga." Ucap Rinjani singkat padat jelas
Setelah Rinjani dan Samudra memesan tiket, mereka bergegas mencari tempat duduk di sebelah kanan dan dapat tempat duduk nomer 2 dari depan.
"Rinjani yang dekat jendela ya." Ucap Rinjani sembari senyum ke arah Samudra
"Iya tuan putri." Ledek Samudra "kenapa Rinjani suka pilih bangku yang bertiga bukan berdua?."
"Karena kalau bertiga luas Samudra, Rinjani jadi bisa tidur hehehe."
"Jangan tidur, entar gak ngeliat pemandangan dong. Bagus tau pemandangan nya."
"Iya iya Samudra bawel." Cetus Rinjani dan hanya di balas senyum oleh Samudra
Ternyata bus yang akan membawa mereka menuju kota tetangga masih 15 menit lagi berangkat nya, hal tersebut di manfaat kan oleh Samudra untuk memburu kuliner di sekitar area terminal. Samudra memburu kuliner sendirian tanpa di temani oleh Rinjani yang memilih untuk duduk di bus dan mendengarkan lagu.
Segitu dulu ya part yang ke 2, jangan lupa vote nya biar author semangat buat nulis♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pantai (COMPLETED)
Ficção Adolescente"TENTANG RASA, DAN KITA" Mungkin benar, menunggu itu melelahkan, dan membosankan. Lalu, bagaimana dengan Rinjani? ♡ ♡ Di baca aja dulu ya siapa tau sukaa♥